Liputan6.com, Jakarta - Mandat Presiden Prabowo untuk membangun Indonesia dari desa diaplikasikan betul oleh Pemprov Lampung, dengan menjalankan roda kebijakan yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Setidaknya ada lima langkah terintegrasi yang dilakukan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal untuk membangun desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
"Pertama, perbaikan infrastruktur desa untuk mendukung konektivitas dan aktivitas ekonomi warga," kata Rahmat dalam keterangan resminya.
Kedua, dengan optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai penggerak ekonomi lokal. Ketiga, hibah alat pertanian berupa bed dryer.
"Keempat, hibah Pupuk Organik Cair (POC) untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dan kelima, pelatihan vokasi melalui Gerakan Cipta Ekonomi Produktif (GERCEP)," katanya.
Rahmat menyebutkan, kelima program tersebut dirancang untuk saling mendukung dalam meningkatkan produktivitas masyarakat desa dan membangun pondasi ekonomi desa yang inklusif, dan terintegrasi dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) 'Bersama Desaku Maju Menuju Lampung Emas'.
Menurut Rahmat, desa memiliki potensi sumber daya melimpah yang belum tergarap optimal sehingga perlu menjadi salah satu tulang punggung dalam mendorong perekonomian daerah.
Gerakan cipta ekonomi produktif kemudian hadir sebagai upaya penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mencetak masyarakat desa yang terampil, mandiri, dan siap kerja.
"Semua program pelatihan ini gratis, dan kami ingin memastikan bahwa warga desa, terutama usia produktif yang belum memiliki keterampilan atau akses pendidikan formal memiliki kesempatan untuk mampu berkembang dan mandiri secara ekonomi," katanya.
Pelatihan Bersertifikasi
Rahmat mengatakan, konsep pelatihannya pun tidak main-main, yakni menggunakan pendekatan Mobile Training Unit (MTU), dengan menghadirkan proses pembelajaran langsung di tingkat desa, menjadikannya lebih inklusif dan menjangkau lapisan masyarakat yang selama ini sulit mengakses pelatihan konvensional.
Total akan ada 6 materi kejuruan yang disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing desa dan kelurahan dengan fokus pada bidang pertanian dan kewirausahaan. Program pelatihan Gercep ini sendiri akan dimulai pada Juni-November 2025 dengan durasi pelatihan berbeda untuk masing-masing kejuruan.
"Tahun ini, pelatihan vokasi akan dilaksanakan sebanyak 60 kelas di tingkat desa, yang tersebar di hampir seluruh kabupaten di Lampung," katanya.
Dengan kapasitas 16 peserta per kelas, gerakan ini akan memberdayakan sebanyak 960 masyarakat desa di Lampung, yang berkesinambungan dengan 4 PHTC lainnya. Peserta pelatihan Gercep nantinya disiapkan untuk bisa bekerja merawat mesin bed dryer, mengelola hibah Pupuk Organik Cair (POC), bekerja di UMKM lokal dan bahkan menciptakan usaha baru yang membuka lapangan kerja di desa.
"Dengan keahlian ini, peserta juga berpeluang dan berkontribusi langsung pada penguatan ekonomi desa," ungkap Rahmat.
Tak hanya keterampilan teknis, peserta pelatihan Gercep juga akan dibekali dengan pola pikir inovatif melalui pendekatan Design Thinking dan strategi kewirausahaan. Tujuannya adalah agar masyarakat desa mampu mengembangkan potensi desanya secara mandiri dan berkelanjutan.
Tak hanya itu, peserta pelatihan juga berkesempatan memperoleh sertifikasi profesi yang terlisensi resmi dari Badan Nasional Sertifi kasi Profesi (BNSP).
"Saya berharap Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) 'Bersama Desaku Maju Menuju Lampung Emas' ini, akan mampu menguatkan peran masyarakat desa dalam pembangunan daerah, mendorong optimalisasi potensi lokal, serta membentuk sumber daya manusia yang terampil dan berdaya saing, sehingga pembangunan tidak lagi terpusat di kota, tapi juga tumbuh dari desa," katanya.