Liputan6.com, Sukabumi - Kematian tragis seorang warga bernama Ocang (70) di Kampung Cipetir, Sukabumi, setelah berduel dengan King Kobra sepanjang 4 meter di dalam rumahnya, menyoroti pentingnya edukasi penanganan reptil berbisa.
Pria tersebut tewas setelah racun ular menjalar di tubuhnya saat berjuang mencari pertolongan, meski ia berhasil membunuh ular berbisa raksasa itu.
Menanggapi konflik ular masuk rumah yang kerap terjadi, Ketua Taman Belajar Ular (Tabu) Indonesia, Erwandi Supriadi, membagikan panduan sederhana dan efektif bagi masyarakat untuk mengatasi situasi tersebut dan memberikan pertolongan pertama yang tepat.
Erwandi menjelaskan bahwa konflik ular di pemukiman sebenarnya bisa ditangani walaupun tidak berinteraksi langsung dengan ular.
"Alatnya sederhana, cukup dengan pipa paralon yang ujungnya diberi karung agar ular masuk ke dalamnya," ujar Erwandi dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).
Teknik ini efektif untuk berbagai ukuran ular, bahkan untuk ular yang berusia sekitar lima tahunan.
Untuk mencegah ular masuk, Erwandi menyarankan agar menutup semua akses masuk ke dalam rumah.
Ini termasuk jendela yang diberi kawat, dan celah antara pondasi bangunan dengan tanah.
"Karena ular itu, walaupun badannya besar, jika kepalanya sudah masuk, dia pasti akan ikut masuk," jelasnya.
Alasan Ular Masuk Rumah dan Fakta King Kobra
Erwandi meluruskan bahwa ular masuk ke rumah bukan hanya karena faktor musim, melainkan didorong oleh dua alasan utama. Yakni, mencari makan (karena sumber pakan di alam habis) dan masa birahi (mencari pasangan).
Ia juga mengungkap fakta tentang King Kobra, “habitat alaminya seringkali dekat dengan pohon bambu. King Kobra adalah kanibal, ia memangsa ular lain, bukan tikus,” ungkapnya.
Mengamati kasus konflik ular dengan warga di Sukabumi, menurutnya korban diduga banyak bergerak usai tergigit ular.
“Kalau korban ini, ular masuk rumahnya coba membunuh, terus tergigit ular, karena ularnya masih hidup korban pun banyak pergerakan makanya menjadi bisanya itu cepat bereaksi,” tuturnya.
Tiga Kunci Pertolongan Pertama Gigitan Ular
Mengingat bisa King Kobra sangat cepat bereaksi, bahkan mampu membunuh gajah dewasa dalam waktu 15 menit. Erwandi membagikan tiga langkah krusial pertolongan pertama saat digigit ular berbisa.
“Pertama jangan panik, karena kepanikan mempercepat peredaran darah, yang pada gilirannya mempercepat laju penyebaran bisa ular,” tuturnya.
Kemudian, hindari melakukan pergerakan berlebihan. Gerakan cepat setelah digigit, seperti yang terjadi pada kasus di Sukabumi, akan mempercepat reaksi bisa di tubuh.
“Ketiga, imobilisasi, segera lakukan pembebatan atau pengikatan pada area yang tergigit, tetapi jangan terlalu kencang,” tambahnya.
Ia menegaskan, fungsi pembebatan adalah untuk menghambat, bukan menghentikan total peredaran darah.
Korban gigitan dianjurkan untuk tidak tertidur, karena bisa King Kobra mengandung Neurotoksin (menyerang saraf dan memicu rasa kantuk), Hemotoksin (menyerang darah), dan Kardiotoksin (menyerang jantung).
"Korban king cobra harus segera cepat dibawa ke rumah sakit," tutup Erwandi, mengingatkan bahwa penanganan medis profesional sangat diperlukan.