SPPG Bakal Evaluasi Usai Sarang Burung Walet Jadi Dapur MBG di Luwu

2 weeks ago 22

Liputan6.com, Luwu - Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Luwu Sulsel, Taliya M, akhirnya angkat bicara terkait polemik bangunan bekas sarang burung walet, yang dijadikan dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Dalam sambungan telepon, Taliya membenarkan bahwa dapur MBG yang berada di Jalan Poros Makassar–Palopo tersebut memang merupakan bangunan sarang burung walet. Hanya saja, menurutnya, tidak pernah ada burung walet yang beraktivitas di bangunan itu.

"Sehingga bisa lolos dan di-acc itu karena kemarin sudah dibersihkan di bagian atas. Jadi sudah bukan sarang walet lagi. Tidak pernah terjamah hewan tersebut. Semua lubang walet sudah dibersihkan dan ditutup. Rencananya mau dijadikan kantor untuk dapurnya, tapi masih menunggu anggaran," kata Taliya kepada Liputan6.com, Sabtu (27/9/2025).

Taliya menjelaskan, bangunan itu telah dinyatakan terverifikasi sebagai SPPG. Bahkan dapur MBG tersebut semula direncanakan beroperasi mulai 6 Oktober 2025.

Namun, karena muncul keresahan di masyarakat, pihak SPPG berencana menunda pengoperasian dapur tersebut. Taliya mengaku saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder terkait.

"Karena ada opini masyarakat, ya kami tutup lagi sementara. Kami terima sarannya. Saat ini masih konsultasi dengan kepala SPPG dan pihak-pihak terkait. Rencananya 6 Oktober beroperasi, tapi sekarang kami diskusikan ulang dengan pihak dapur. Apalagi sudah muncul pemberitaan dan opini dari masyarakat, jadi untuk sementara belum running," jelasnya.

Taliya juga menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap proses verifikasi dapur MBG. Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang.

"Kita akan lakukan evaluasi lagi untuk proses verifikasi di lapangan dengan lebih baik," pungkasnya.

Bantah Sarang Burung Walet

Sementara itu, Kepala Dapur MBG Suli, Ade Reza Syahputra Aris, membantah bahwa bangunan tersebut merupakan sarang burung walet. Ia menjelaskan bahwa bangunan itu awalnya memang direncanakan untuk dijadikan sarang walet, namun rencana tersebut dibatalkan oleh pemiliknya.

"Tidak benar itu, tidak ada aktivitas walet di bangunan tersebut. Menurut pemilik, rencananya mau dijadikan penginapan, bukan sarang walet. Bahkan di dalamnya sudah dibuat kamar-kamar," kata Reza saat dikonfirmasi terpisah.

Ia menambahkan, seluruh bangunan kini sudah diubah total menjadi dapur MBG. Lubang-lubang walet di bagian luar pun telah ditutup.

"Yang di depan sudah ditutup pakai baliho supaya jelas kalau ini dapur SPPG. Sampingnya juga sudah ditutup pakai kalsiboard," bebernya.

Reza juga membantah adanya warga yang resah dengan keberadaan dapur MBG tersebut. Ia bahkan meminta warga yang merasa keberatan untuk menyampaikan langsung kepada pihak SPPG, bukan melalui media.

"Tidak ada warga yang resah, karena memang tidak ada aktivitas walet di sini. Kalau memang ada yang resah, seharusnya sudah komplain langsung ke SPPG sejak kemarin. Suruh saja warga yang namanya dirahasiakan itu datang langsung komplain dan buktikan, jangan dibawa ke media," tegasnya.

Mulai Aktif 6 Oktober

Sebelumnya diberitakan, dapur MBG yang menggunakan bangunan sarang burung walet tersebut telah dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi dapur MBG, dan rencananya mulai beroperasi pada 6 Oktober 2025 mendatang, untuk menyiapkan makanan bagi ribuan siswa di Kecamatan Suli.

"Belum terealisasi MBG-nya, tanggal 6 Oktober sepertinya baru mulai," kata Kabid SMP Pemkab Luwu, Andi Tenri, saat dikonfirmasi, Sabtu (27/9/2025).

Namun, sejumlah orangtua siswa mengaku khawatir dengan higienitas makanan bergizi gratis yang akan diproduksi dari dapur tersebut. Apalagi hingga kini, sarang burung walet di bangunan itu masih aktif.

"Iya, masih aktif sarang waletnya karena masih terdengar suara pemanggil walet kalau sore. Kami orang tua tentu khawatir dengan kebersihan makanannya," ujar salah seorang orangtua siswa yang enggan disebutkan namanya.

Ia pun heran bagaimana sarang walet bisa lolos verifikasi menjadi dapur MBG, apalagi tidak dilakukan renovasi total pada bangunan tersebut.

"Itu juga jadi pertanyaan, kenapa bisa sarang walet dijadikan dapur MBG. Semoga makanan yang dibuat nanti tidak sampai membuat anak-anak keracunan seperti yang sering diberitakan di televisi," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Muliati, orang tua siswa lainnya. Ia juga merasa resah dan berharap proses produksi makanan di dapur itu bisa benar-benar dijamin kebersihannya.

"Selama bersih mungkin tidak masalah, tapi tetap saja itu kan sarang burung walet," tuturnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |