Siswi MTs Sukabumi Meninggal Gantung Diri, Belum Ada Tersangka Pelaku Bullying

10 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi menyebut belum ada tersangka pelaku perundungan atau bullying yang diduga memicu siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) negeri di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, berinisial AK (14) mengakhiri hidup.

Sebelum kejadian pilu itu, AK meninggalkan surat terakhir yang mengungkapkan beban perasaan akibat dugaan perundungan verbal yang dialami di sekolah.

Saat ini, kasus dugaan bullying verbal yang dialami AK masih dalam tahap penyelidikan oleh Unit PPA Polres Sukabumi, setelah keluarga korban membuat laporan resmi. 

"Sampai saat ini belum ada yang jadi tersangka pelaku bully,” ujar Kepala DP3A Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, Jumat 931/10/2025).

DP3A Kabupaten Sukabumi ikut turun tangan untuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban. Agus Sanusi menyampaikan duka mendalam dan berharap agar kasus bullying tidak terulang lagi di lingkungan sekolah.

Agus menekankan pentingnya kepekaan semua pihak, baik sekolah maupun keluarga, terhadap kondisi psikologis anak.

Diamengingatkan agar ejekan atau candaan berlebihan tidak dianggap sebagai hal yang normal, terutama jika berpotensi membuat orang lain merasa tertekan.

"Kami berharap semua unsur, baik sekolah maupun keluarga, bisa lebih awal memperhatikan anak-anak kita. Jangan menormalisasi ejekan atau candaan yang berlebihan yang sifatnya membuat orang lain merasa tertekan," tegas Agus.

Pendampingan Hukum dan Psikologis

Terkait penanganan kasus AK, DP3A memastikan akan memberikan pendampingan hukum dan psikologis bagi keluarga korban.

Pihak DP3A juga terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) yang menangani kasus ini, dan mengimbau seluruh sekolah di Sukabumi untuk memperkuat sistem perlindungan siswa.

“Ada tindak lanjut, baik terhadap keluarga korban maupun pihak yang diperiksa. Kami memberikan pendampingan secara hukum dan psikologis," terang dia.

Isi Surat Curahan Hati Korban

Untuk diketahui, AK ditemukan meninggal tergantung di rumahnya pada Selasa (28/10/2025) malam. Dari lokasi kejadian, ditemukan secarik surat tulisan tangan dalam buku tulis bergaris, yang isinya menguatkan dugaan perundungan.

Dalam surat yang ditulis dengan campuran Bahasa Sunda dan Indonesia, AK mengungkapkan bahwa dia sering tersakiti oleh perkataan dan sikap teman-temannya di kelas, dan mengaku merasa lelah dan hanya ingin ketenangan.

“Ini Eneng enggak ngarang atau apa-apa, Eneng cuma pengen nyampein pendapat hati eneng yang sudah banyak terluka. Bukan baper bukan apa, tapi Eneng sudah dibuat sakit ku perkataan teman-teman di kelas. Oleh perkataannya, sikap, Eneng sudah capek, Eneng cuma pengen ketenangan. Sebenarnya Eneng pengen pindah sekolah, tapi mamah dan bapak enggak punya uang. Eneng jadi tidak mau sekolah, karena suasana kelas yang seakan nyuruh eneng untuk pergi.” tulisnya dalam bahasa Sunda.

Korban juga sempat menyinggung keinginannya untuk pindah sekolah karena tidak tahan dengan suasana kelas yang tidak nyaman.

Dia menutup suratnya dengan permintaan maaf kepada orang tua, guru, dan teman-teman, namun juga menuliskan bahwa ia telah berusaha memaafkan mereka yang telah melukainya.

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) [email protected].

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |