Liputan6.com, Jakarta - Di jantung rimba Papua yang masih perawan dan menyimpan sejuta kekayaan hayati, terdapat sebuah tumbuhan unik yang dikenal oleh masyarakat adat setempat dengan nama Sarang Semut. Tumbuhan ini bukanlah sarang semut dalam arti sebenarnya, melainkan sejenis tanaman epifit dari genus Myrmecodia, yang sering ditemukan menempel di pepohonan besar dan hidup bersimbiosis dengan semut.
Nama sarang semut muncul karena bentuk fisik tanaman ini yang menyerupai gumpalan besar berlubang-lubang, menyerupai labirin kecil tempat koloni semut bersarang. Namun lebih dari sekadar rumah bagi serangga kecil, sarang semut telah lama dijadikan bagian penting dari pengobatan tradisional masyarakat Papua.
Mereka merebus atau mengeringkan bagian umbi tanaman ini, lalu dijadikan minuman herbal yang diyakini mampu mengatasi berbagai keluhan kesehatan, dari yang ringan seperti pegal linu, hingga yang berat seperti tumor atau kanker. Kepercayaan masyarakat terhadap khasiatnya telah diturunkan dari generasi ke generasi, dan kini mulai menarik perhatian dunia luar yang tengah menggali potensi tanaman-tanaman herbal asli Indonesia.
Bentuk fisik sarang semut yang menyerupai bola atau bongkahan akar dengan rongga-rongga alami di dalamnya, memberikan tempat ideal bagi semut untuk berkembang biak. Interaksi simbiotik inilah yang menjadikan tanaman ini unik, karena rongga-rongga tersebut dipercaya menjadi tempat akumulasi zat-zat bioaktif yang berasal dari aktivitas semut dan lingkungan hutan tropis yang mendukung.
Kandungan zat aktif dalam sarang semut cukup kompleks, mulai dari flavonoid, polifenol, tanin, hingga senyawa antioksidan yang kuat. Komposisi inilah yang membuatnya dipercaya memiliki efek antikanker, antiinflamasi, antimikroba, hingga meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam praktik tradisional, masyarakat Papua mengeringkan bagian umbi dan batang tanaman ini, lalu diseduh seperti teh atau direbus seperti jamu. Rasanya pahit dan kuat, tetapi dipercaya manjur. Kini, dengan teknologi modern, sarang semut juga tersedia dalam bentuk kapsul, serbuk instan, hingga teh celup, yang semakin mempermudah konsumsi dan distribusinya di pasar nasional maupun internasional. Pemanfaatan sarang semut sebagai tanaman obat tidak lepas dari kearifan lokal masyarakat Papua dalam menjaga hubungan harmonis dengan alam.
Hasil Studi
Bagi mereka, hutan bukan sekadar tempat mencari makan, melainkan juga apotek alami yang menyediakan berbagai obat bagi penyakit yang menyerang tubuh. Pengetahuan tentang tanaman ini biasanya diwariskan secara lisan, dan hanya bisa dipelajari lewat pengalaman langsung di lapangan.
Karena itulah, pengambilan sarang semut dilakukan dengan penuh kehati-hatian, memastikan tidak merusak pohon inang atau habitat sekitar. Bahkan beberapa suku memiliki ritual khusus sebelum memetik sarang semut, sebagai bentuk penghormatan kepada alam.
Namun seiring meningkatnya permintaan pasar dan eksploitasi yang tidak terkendali, keberadaan sarang semut pun mulai terancam. Ada kekhawatiran bahwa praktik panen yang tidak berkelanjutan dapat mengancam kelestarian tanaman ini di habitat aslinya.
Maka penting kiranya untuk menerapkan prinsip budidaya yang ramah lingkungan dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaannya. Manfaat sarang semut sebagai herbal pun mulai mendapatkan perhatian dari dunia ilmiah.
Sejumlah penelitian awal telah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi senyawa bioaktif di dalamnya. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa ekstrak sarang semut memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker, terutama kanker payudara dan kanker serviks.
Selain itu, sifat antioksidannya dinilai tinggi, menjadikannya potensial sebagai suplemen alami dalam menangkal radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai penyakit degeneratif. Meski demikian, masih diperlukan banyak kajian ilmiah untuk membuktikan efektivitas dan keamanan konsumsi jangka panjang dari tanaman ini, terutama untuk tujuan terapi penyakit berat.
Namun tak bisa dimungkiri, sarang semut telah membuka peluang baru dalam pengembangan produk herbal asli Indonesia yang memiliki nilai tambah tinggi, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Dengan segala keunikan dan manfaat yang dimilikinya, sarang semut kini tak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Papua, tapi juga simbol potensi besar yang dimiliki hutan-hutan tropis Indonesia.
Kekayaan hayati seperti ini menegaskan bahwa negeri ini bukan hanya tanah yang subur, tetapi juga rumah bagi solusi-solusi kesehatan yang belum banyak tergali. Tugas kita bersama adalah menjaga kelestariannya, menghargai pengetahuan lokal yang telah teruji zaman, dan mengembangkan pemanfaatannya secara bijak dan berkelanjutan.
Sarang semut, si tanaman dari jantung Papua, adalah bukti bahwa keajaiban alam bisa tumbuh di mana saja, bahkan dari tempat yang tak terduga di balik bongkahan akar di pelukan pohon tua, di tengah hutan yang masih setia menyimpan rahasianya.
Penulis: Belvana Fasya Saad

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406127/original/028932200_1762513466-1001149602.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405824/original/091578500_1762500292-Kuliah_Umum_1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4812121/original/007472900_1713970098-ILUSTRASI_BORGOL.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405352/original/038671900_1762448120-WhatsApp_Image_2025-11-06_at_22.32.57.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5146849/original/076128200_1740888547-WhatsApp_Image_2025-03-02_at_11.08.05.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405203/original/087391700_1762428176-Banner_Infografis_Gubernur_Riau.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405298/original/081399100_1762434517-Pelatihan_UMKM_di_Kebumen.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405279/original/027994300_1762432702-Komplotan_Pencurian_Minimarket_Ditangkap.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405277/original/049622000_1762432488-Kilang_gas_di_Bontang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405138/original/043004500_1762425088-Maha_Menteri_Keraton_Kasunanan_Surakarta__Kangjeng_Gusti_Panembahan_Agung_Tedjowulan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405169/original/093500200_1762426999-Maha_Menteri_Keraton_Kasunan_Surakarta_Tedjowulan__kiri_Joko_Widodo_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405067/original/029505500_1762423345-Kota_Bontang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5398069/original/063487200_1761835364-Rumah_siswi_MTs_diduga_korban_bullying_di_Sukabumi.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405006/original/085429400_1762421704-WhatsApp_Image_2025-11-06_at_16.05.36.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405018/original/025802400_1762421892-mobil_Fortuner_yang_dibakar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405020/original/020294200_1762421931-Kawasan_Industri_Bontang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404996/original/027757900_1762421575-IMG-20251106-WA0034.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404995/original/067028700_1762421422-Pelaku_pembunuhan_di_Gamping_Sleman.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404916/original/090559400_1762419271-20251106_125738.jpg)










:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5301775/original/021588100_1753955544-IMG-20250731-WA0002.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1503744/original/055901900_1486724745-20170210--IHSG-Ditutup-Stagnan--Bursa-Efek-Indonesia-Jakarta--Angga-Yuniar-01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282785/original/066244500_1752484046-WhatsApp_Image_2025-07-14_at_15.39.33.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279978/original/047537000_1752203571-Mazda_CX-5_2026_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283706/original/024785100_1752563457-Foto_1__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5281801/original/076560300_1752418549-WhatsApp_Image_2025-07-13_at_21.50.18.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301675/original/040205900_1753953158-1000135918__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283007/original/067274600_1752495681-20250714_090004.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2935920/original/023277800_1570705755-20191010-IHSG-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285517/original/031972900_1752690541-Evakuasi_Bapak_Anak_dari_Sumur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283462/original/065578600_1752556069-BAIC_B80_Wagon.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5253250/original/043594100_1750039171-1744843717-pak-gubernur-KDM-_-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308006/original/092016000_1754532950-Hyundai-Ioniq-6-facelift-Korea-6-e1754452327720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2216035/original/023260300_1526473912-20180516-IHSG-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5302333/original/037237800_1754020466-IMG-20250731-WA0140.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3566690/original/055374600_1631185686-20210909-PPKM-IHSG-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5282032/original/060242700_1752460633-WhatsApp_Image_2025-07-11_at_08.31.07.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282222/original/078112800_1752469425-90-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3550569/original/020379800_1629871407-prison-553836_1280.jpg)