12 Orang Diperiksa Buntut Kematian Siswi MTs Akibat Bullying di Sukabumi

23 hours ago 7

Liputan6.com, Sukabumi - Kepolisian terus melakukan pendalaman terkait dugaan kasus perundungan (bullying) yang diduga menimpa seorang siswi madrasah (MTs) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dan berujung pada kematian korban. 

Korban inisial AK (14) dilaporkan meninggal dunia karena depresi yang dipicu oleh tindakan bullying tersebut.

Hingga hari Rabu (5/11/2025), penyidik dari Polres Sukabumi telah memanggil dan memeriksa 12 orang saksi serta mengamankan berbagai barang bukti penting.

Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Saepulrohman, menjelaskan secara rinci mengenai para saksi yang diperiksa. 

"Menurut keterangan Kasat Reskrim, saksi berjumlah 12. Saksi dari sekolah, siswa dan guru, ada delapan orang. Sementara saksi dari pihak korban dan pelapor ada empat orang," ujar Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Saepulrohman, Kamis (6/11/2025).

Aah menambahkan, polisi juga telah mengamankan barang bukti yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, menegaskan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

"Barang bukti berupa surat wasiat korban, HP korban, dan serpihan kursi yang digunakan untuk gantung diri," kata Aah.

Ditemukan Tewas Tergantung

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) berinisial AK (14) yang dikenal berprestasi di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, ditemukan meninggal dunia dengan posisi tergantung di rumahnya, Selasa (28/10/2025). Sebelum kejadian tragis itu, korban diketahui sempat berulang kali meminta untuk pindah sekolah.

Salah satu keluarga korban, Topick Walhidayat (35) menjelaskan, meskipun korban tidak pernah mengeluhkan adanya bullying secara spesifik kepada keluarga, mereka meyakini hal tersebut setelah ditemukan sepucuk surat wasiat yang mengarah pada isu perundungan.

"Kalau untuk kronologis memang korban tidak ada keluhan ke keluarga. Apakah ada bullying dan sebagainya itu tidak ada. Cuma pihak keluarga meyakini karena di situ ada surat wasiat mengarah ke bullying," kata Topick Walhidayat. 

Topick mengungkapkan bahwa AK sering meminta pindah sekolah kepada orang tua. Meskipun tidak menceritakan alasan bullying secara langsung, keluhan itu mengindikasikan rasa tidak nyamannya berada di lingkungan sekolah.

"Yang dikeluhkan sama beliau itu inginnya pindah sekolah. Kalau dia mengeluh kepada saya (adanya bully), saya mungkin sudah menanganinya," ungkapnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |