RAFI Percepat Transformasi Jadi Perusahaan Agrifood Terintegrasi

Liputan6.com, Jakarta - PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) atau SKB Food tengah melakukan penyesuaian arah bisnis dengan menargetkan pengembangan sebagai perusahaan agrifood dan seafood terintegrasi.

Dalam proses tersebut, perseroan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada aktivitas perdagangan dan mulai mengarahkan usaha pada inovasi serta pengolahan produk bernilai tambah sebagai bagian dari strategi keberlanjutan jangka panjang.

Sebagai tahap awal, SKB Food menetapkan tema “More Impactful and More Valuable” yang menjadi kerangka transformasi bisnis. Pendekatan ini diarahkan pada upaya peningkatan margin melalui pengembangan produk jadi, sekaligus perubahan model usaha dari penjualan bahan baku menuju bisnis berbasis nilai tambah.

Direktur Utama SKB Food, Eko Pujianto, mengatakan perseroan menjalankan sejumlah inisiatif strategis melalui pengembangan pangan olahan.

“Selain memenuhi kebutuhan pangan yang semakin berkualitas bagi masyarakat, upaya ini juga menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi Perseroan,” ujar Eko dalam keterangan resmi, Rabu (17/12/2025).

Di sisi operasional, perseroan memperkuat pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung distribusi dan rantai pasok. Direktur Bisnis dan Operasional RAFI, Noval, menjelaskan bahwa digitalisasi digunakan untuk meningkatkan efisiensi jaringan penjualan bahan baku dan produk pangan SKB Food yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Penggunaan IT memungkinkan Perseroan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan bahan baku makanan dan minuman di seluruh target pasar, sekaligus mempermudah ekspansi lokasi maupun peningkatan volume penjualan,” ujar Noval.

Ia menambahkan, pemanfaatan teknologi tersebut juga menjadi bagian dari rencana kerja sama dengan koperasi di berbagai daerah, khususnya wilayah pedesaan, baik untuk transaksi komoditas pangan maupun nonpangan.

Pada sisi hilir, SKB Food mengembangkan sejumlah merek yang mencakup berbagai segmen produk, seperti Rafi Express, Rafina untuk beras, EsKabeh untuk seafood,

Sedap Kesayangan Bunda (Sekeboen) untuk makanan siap santap, serta Kebby Kebab. Menurut Eko, pengembangan merek tersebut berjalan seiring dengan kegiatan di sektor hulu, termasuk peternakan dan pengembangan buah lokal, untuk memperkuat struktur usaha perseroan.

Di sektor agrifood, perseroan juga merencanakan pengembangan kebun buah dan sayur dalam negeri sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing produk pertanian lokal.

“Kami percaya dengan perbaikan praktik dan tata kelola mulai dari perkebunan hingga pengemasan dan penjualan, buah-buahan lokal akan semakin kompetitif. Hal ini juga sejalan dengan pengembangan peternakan yang mendukung target ketahanan pangan nasional,” kata Eko.

Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa prospek industri makanan dan minuman pada 2026 dinilai masih terbuka dan berpotensi memengaruhi kinerja penjualan serta penguatan fundamental perseroan. Kondisi tersebut mendorong SKB Food untuk melanjutkan transformasi bisnis dari perusahaan perdagangan pangan menjadi pelaku agrifood terintegrasi, dengan melibatkan petani, peternak, dan pelaku UMKM dalam rantai nilai usaha.