Pantai Anging Mammiri, Favorit Warga Makassar Nikmati Libur Panjang Waisak

4 hours ago 2

Liputan6.com, Makassar - Libur panjang Waisak dimanfaatkan warga Kota Daeng, julukan Makassar untuk bersantai bersama keluarga, dan salah satu destinasi yang menjadi primadona adalah Pantai Anging Mammiri di kawasan Tanjung Bayang, Kecamatan Tamalate. Sejak pagi, ribuan pengunjung memadati bibir pantai untuk menikmati suasana laut yang sejuk dan angin semilir yang menjadi ciri khas pantai ini.

Pantai yang namanya terinspirasi dari lagu daerah Bugis-Makassar "Anging Mammiri", atau “angin yang berbisik lembut”, menawarkan keindahan alam dan nuansa lokal yang membuat pengunjung betah berlama-lama.

“Saya datang bersama anak-anak dan suami. Ini tempat favorit karena dekat dari kota, dan anak-anak bisa bermain pasir,” ujar Nurul Insani, warga Kecamatan Biringkanaya kepada Liputan6.com yang rutin mengunjungi pantai ini saat liburan, Minggu (11/5/2025).

Sesuai pantauan selain berenang dan bermain pasir, pengunjung juga menikmati beragam kuliner khas Makassar yang dijajakan di sepanjang area pantai, seperti jagung bakar es kelapa muda, hingga panganan lokal khas Makassar. Beberapa komunitas juga terlihat menggelar piknik, acara musik akustik, hingga sesi yoga pagi.

Daeng Udin, pengelola wisata pantai mengaku telah menyiapkan sejumlah fasilitas tambahan, seperti tempat bilas, pos pengamanan serta area parkir yang lebih luas. “Kami mengantisipasi lonjakan pengunjung selama libur Waisak. Ada juga imbauan dari sumber pengeras suara untuk memastikan keamanan,” Daeng Udin pengelola wisata Pantai Anging Mammiri. 

Meskipun ramai, kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan cukup tinggi. Di beberapa titik terlihat papan imbauan bertuliskan “Jaga Pantai, Jaga Alamta” sebagai kampanye bersama untuk mencintai lingkungan. Berikut tempat penyimpanan sampah disepanjang pesisir pantai.

Libur panjang Waisak tahun ini menjadi momentum bagi warga Makassar untuk kembali menikmati pesona wisata lokal yang menyegarkan dan sarat nilai budaya. Pantai Anging Mammiri pun membuktikan dirinya bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga ruang publik yang merekatkan kebersamaan.

Ketika Kucing Sudah Mencari Makan di Pesisir Pantai

Di pesisir pantai yang tenang dan indah, suara deburan ombak seolah mengundang setiap makhluk hidup untuk datang dan mencari ketenangan. Namun, di antara angin sepoi-sepoi dan riak air laut, ada fenomena yang mungkin tak terduga: kucing yang mencari makan di pesisir pantai. Kucing, yang identik dengan kehidupan urban, kini mulai menemukan tempat baru untuk bertahan hidup di tepi laut, beradaptasi dengan lingkungan yang jauh berbeda dari habitat aslinya.

"Fenomena ini bukan hanya sekadar menarik perhatian, tetapi juga menggambarkan perubahan pola hidup makhluk-makhluk yang selama ini lebih dikenal sebagai penghuni rumah dan lingkungan sekitar manusia," kata Ketua Forum Komunitas Hijau, Achmad Yusran.

Menurutnya pesisir pantai, dengan segala kekayaan alam yang dimilikinya, kini menjadi tempat baru bagi kucing-kucing untuk mencari makan, memanfaatkan sumber daya yang ada.Kucing-kucing pesisir sering kali terlihat mengeksplorasi area sekitar pantai, berburu ikan yang terdampar, atau bahkan memanfaatkan sisa makanan yang ditinggalkan oleh para pengunjung.

"Mereka juga bisa terlihat berburu tikus laut atau burung kecil yang tinggal di sekitar pesisir. Adaptasi ini mencerminkan bagaimana hewan-hewan tersebut berusaha bertahan hidup, mencari sumber makanan dari lingkungan yang lebih luas,"kata Yusran.

Namun, kehidupan kucing-kucing di pesisir pantai Anging Mammiri tidaklah tanpa tantangan. Selain persaingan dengan hewan lain, mereka juga harus berhadapan dengan ancaman lingkungan yang sering kali tak ramah. Perubahan iklim yang mengancam ekosistem pesisir, serta polusi yang mencemari laut, menjadi faktor yang dapat mengganggu kelangsungan hidup mereka. "Olehnya itu, keberadaan kucing-kucing ini di pesisir pantai bukan hanya mencerminkan perjuangan mereka untuk bertahan hidup, tetapi juga menjadi simbol penting bagi keseimbangan ekosistem yang semakin rapuh.

Kucing-kucing itu bukan hanya mencari makan, mereka mencari harapan di antara riak ombak yang tak pernah berhenti. Mereka mengajarkan kita tentang ketahanan hidup, bagaimana kita harus beradaptasi dengan perubahan, meskipun kadang laut itu terlihat tak ramah," jelas Yusran.

Fenomena ini juga menggugah kesadaran pengunjung wisata pantai Anging Mammiri tentang bagaimana manusia dan hewan saling berinteraksi dengan alam. Perubahan pola hidup kucing yang biasa hidup di sekitar manusia ini menandakan betapa pentingnya peran kita dalam menjaga kelestarian alam, baik untuk kita sendiri maupun untuk makhluk hidup lainnya.

Ketika kucing sudah mencari makan di pesisir pantai, ada pesan tersirat bahwa alam ini terus berubah, dan kita sebagai bagian dari ekosistem global, harus semakin sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan alam untuk keberlangsungan hidup semua makhluk.

Seri balapan MotoGP 2024 telah sampai di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Antusiasme tak hanya dirasakan bagi penonton dan wisatawan, pebalap pun tak mau melewatkan momen di berbagai objek wisata sekitar. Seperti aksi pebalap Moto2 dari tim Ma...

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |