Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menobatkan Pangeran Cevi Yusuf Isnendar sebagai Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan. Penobatan dan penyematan mahkota dilakukan oleh Menbud Fadli Zon di Balairung Gajah Mada, Kraton Majapahit Jakarta Timur.
Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan ucapan selamat dan harapan agar Sultan Cevi Yusuf dapat memainkan peran strategis dalam mendorong pelestarian dan kemajuan budaya Banjar dan Kalimantan secara luas.
“Merupakan suatu kehormatan untuk berada dalam momen bersejarah dilantiknya Raja Kebudayaan, untuk itu saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Sultan Cevi Yusuf Isnendar Al Banjari menjadi Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan. Raja budaya memiliki peran kunci dalam pemajuan budaya. Untuk itu, saya berharap Sultan Cevi Yusuf dapat mendorong pemajuan kebudayaan Kalimantan,” kata Menbud dalam keterangan tertulis.
Mengutip UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1, Menteri Fadli Zon menekankan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara serta mengembangkan nilai budayanya.
Pangeran Cevi Yusuf Isnendar menyatakan komitmennya pada pelestarian adat dan tradisi masyarakat Banjar di Kalimantan.
“Saya akan segera merumuskan mandat ini dalam bentuk rencana kerja, dengan target melestarikan adat dan tradisi serta mengembangkan kebudayaan masyarakat Banjar di Kalimantan. Saya siap melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam semangat gotong royong, untuk mencapai puncak kebudayaan daerah sebagai salah satu wujud jati diri bangsa Indonesia yang bersatu dalam keberagaman,” ucapnya.
Perkuat Daya Tahan Budaya Nusantara
Pangeran Cevi juga meyakini bahwa jati diri budaya bangsa Indonesia menjadi fondasi utama dalam memperkuat daya tahan budaya nusantara terhadap berbagai intrusi negatif dari budaya asing.
“Intrusi semacam itu dinilai berpotensi mengancam, mengganggu, bahkan mengaburkan keluhuran nilai-nilai moral dan etika yang telah dijunjung tinggi sejak Indonesia meraih kedaulatan politik dan kemerdekaan di bidang ekonomi,” ucapnya.
Acara penobatan turut dihadiri oleh Pendiri Replika Kraton Majapahit, Jenderal TNI (Purn.) AM Hendropriyono; Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno; Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun; Duta Besar Arab Saudi, Faisal bin Abdullah Al- Amudi; Duta Besar India, Shri Sandeep Chakravorty; Duta Besar Amerika Serikat, Michael F. Kleine; Duta Besar Timor Leste, Roberto Sarmento de Oliveira Soares; Duta Besar Singapura, Kwok Fook Seng; Perwakilan Duta Besar Rusia, dan Masyarakat Adat Kraton Nusantara, sejumlah tokoh adat, budayawan, dan tamu kehormatan.
Dalam kesempatan menjumpai media pada acara yang sama, Menbud Fadli Zon berharap para pewaris kesultanan kerajaan bisa bersama-sama dan bersinergi membangun kebudayaan Indonesia.
“Ini merupakan salah satu manifestasi kemajemukan dan keberagaman bangsa Indonesia. Raja-raja Nusantara yang tergabung dalam organisasi-organisasi merupakan bagian dari entitas kebudayaan. Maka diperlukan kolaborasi, sinergi, dan networking dengan semua pihak yang mempunyai keinginan untuk memajukan kebudayaan. Melalui kolaborasi kita pastikan bahwa kebudayaan benar-benar menjadi kekuatan pemersatu, sebagai haluan pembangunan, memandu kita menuju bangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” tutupnya.