Mediasi Gugatan Ijazah Jokowi di PN Solo Deadlock, Perkara Lanjut ke Tahap Pembuktian

Liputan6.com, Jakarta- Proses mediasi gugatan citizen lawsuit (CLS) terkait ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo di PN Solo pada Selasa (28/10/2025) dinyatakan deadlock. Mediasi yang dipimpin oleh Dara Pustika Sukma dari UNS Solo gagal mencapai kesepakatan antara kedua pihak.

Perkara ini diajukan oleh dua alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Top Taufan Hakim dan Bangun Sutoto, yang meminta agar Jokowi menunjukkan ijazah aslinya sebagai bukti sah status akademik.

Dalam perkara tersebut, Jokowi tercatat sebagai tergugat I, sedangkan Rektor UGM Ova Emilia menjadi tergugat II, Wakil Rektor UGM Wening Udasmoro sebagai tergugat III, dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai tergugat IV.

Dua penggugat hadir langsung di ruang mediasi PN Solo, sementara seluruh tergugat kecuali Polri diwakili oleh tim kuasa hukum masing-masing.

Kuasa hukum Jokowi, YB Irpan, mengatakan sejak awal pihaknya sudah memperkirakan mediasi akan berakhir tanpa kesepakatan karena tuntutan yang diajukan penggugat dinilai tidak memiliki dasar hukum.

“Sebagaimana kami sampaikan sebelumnya, pihak mediator menyatakan mediasi deadlock karena para pihak tidak sepakat untuk berdamai. Kami menolak secara tegas permintaan agar Pak Jokowi memperlihatkan ijazah aslinya,” kata YB Irpan kepada wartawan di PN Solo ada Selasa (28/10/2025).

Menurut Irpan, penggugat tidak memiliki kewenangan hukum untuk memaksa Jokowi menunjukkan dokumen tersebut. Karena itu, tidak ada kewajiban bagi kliennya untuk membuka ijazah aslinya.

Dia menambahkan, pihak UGM juga menolak membuka atau menampilkan dokumen akademik milik Jokowi, baik secara daring maupun luring. Alasannya melindungi data pribadi dan administrasi kampus.

“UGM juga tidak berkenan memperlihatkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Pak Jokowi sebagai lulusan Fakultas Kehutanan. Untuk efisiensi waktu, mediator akan segera mengembalikan perkara kepada majelis hakim agar tidak berlarut-larut tanpa kepastian,” jelasnya.

Lebih lanjut, Irpan menyebut pihak tergugat kini tengah menyiapkan eksepsi sebagai langkah hukum berikutnya sebelum memasuki sidang pokok perkara.

Sementara itu, kuasa hukum penggugat Andhika Dian Prasetyo menyayangkan hasil mediasi yang berakhir buntu. Dia mengaku kecewa lantaran seluruh opsi damai yang diberikan mediator ditolak mentah-mentah oleh para tergugat.

“Jadi sidang hari ini, sidang mediasi hari ini hasilnya adalah deadlock. Kami tadi berupaya dan ditawarkan oleh beberapa osi dari mediator, mungkin dari beberapa cara tetapi semuanya ditola oleh tergugat, baik oleh tergugat I, II ataupun III. Kalau tergugat IV tidak hadir. Maka dari itu, kami simpulkan bahwa hari ini keterangan kami deadlock,” ucapnya.

Andhika menyebut publik sudah lama menantikan kejelasan terkait keaslian ijazah Jokowi, terlebih isu tersebut kerap muncul dalam berbagai kasus hukum sebelumnya.

“Sudah beberapa kali disebut bahwa Pak Jokowi akan menunjukkan ijazahnya di persidangan, tiga hali kalau dihitung dengan sidangnya Gus Nur dan Bambang Tri. Pak Jokowi kemarin bilang akan menunjukkan di persidangan dan kemudian beberap hari kemarin beliau bertemu dengan Budi Arie, Fredy Damanik dari Projo itu kemudian ditunjukkan,” kata dia.

“Nah, mereka bukan penegak hukum, mereka masyarakat. Ah kami ini masyarakat, kesimpulannya adalah beliu tidak mau menunjukkan ijazahnya,” imbuhnya.

Dia menegaskan pihaknya siap melanjutkan perkara ke tahap pembuktian di persidangan apabila tidak ada penyelesaian damai.

“Kemungkinan minggu depan kami akan menerima panggilan dari Pengadilan Negeri Surakarta untuk sidang pokok perkara. Kami akan terus memperjuangkan hak masyarakat untuk mendapatkan transparansi,” katanya.

Dengan dinyatakannya hasil mediasi deadlock, perkara gugatan CLS ijazah Jokowi kini akan dikembalikan kepada majelis hakim PN Solo untuk dijadwalkan sidang lanjutan.