Koperasi Merah Putih, Dorong Kemandirian Ekonomi dari Desa di Sukabumi

1 day ago 6

Liputan6.com, Sukabumi - Desa Sasagaran di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, baru saja mengukir sejarah baru. Bukan sekadar peluncuran koperasi biasa, Koperasi Merah Putih diresmikan seraya menggelar panen raya jagung manis menggunakan pemanfaatan pupuk Bios 44. 

Momentum ini dihadiri langsung oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkokabwilhan) I Letjen Kunto Arief Wibowo, menekankan satu pesan penting produktivitas dan kesejahteraan masyarakat berawal dari peran aktif mereka sendiri sebagai penggerak utama ekonomi.

Letjen Kunto Arief Wibowo menegaskan bahwa kehadiran TNI dalam inisiatif ini adalah sebagai pendamping dan fasilitator. 

"Pada dasarnya, TNI mendampingi sampai terbentuk tata kelola yang sepenuhnya dikelola masyarakat. Program ini adalah pemicu, berfokus pada pemberdayaan wilayah itu sendiri," kata Letjen Kunto, di Kabupaten Sukabumi pada Kamis (17/7/2025). 

Ia juga menegaskan bahwa fokus utama bukan pada penetapan harga pasar, melainkan pada pembangunan komunikasi dan kesetaraan nilai di antara pelaku ekonomi lokal. 

"Saya tidak mengurusi harga pasar, itu tugas mereka masyarakat. Namun, dengan adanya ini, akan ada komunikasi dan kesetaraan nilai," tambahnya.

Menanggapi kekhawatiran terkait potensi mematikan koperasi lokal, Letjen Kunto menjelaskan bahwa koperasi memiliki beragam bidang usaha yang tidak semua bisa terpenuhi. Menurutnya, teknologi daerah menentukan kualitas koperasi tersebut. 

"Contohnya, koperasi di daerah sawah seperti ini tidak bisa disamakan dengan koperasi daerah pantai. Jadi, mereka punya nilai produktivitasnya sendiri," ungkapnya. 

Ia juga menyebutkan bahwa mekanisme menitipkan barang di koperasi sudah diatur dalam AD/ART, tinggal disepakati bersama. Dirinya menilai, koperasi yang unggul akan memiliki ciri khasnya. 

"Ada yang dekat daerah pegunungan, perbatasan kota dengan desa, produktivitas masyarakat, kepadatan penduduk. Semua itu menentukan kualitasnya. Dari aspek ketahanan nasional, jumlah penduduk, produktivitas, serta peran masyarakat sebagai pelaku ekonomi, semua kita amati bersama," imbuhnya. 

Soal target, ia menyerahkannya kepada pengurus koperasi dan kepala desa. Selain itu, ia menekankan pentingnya kelancaran distribusi gas sebagai energi hulu agar masyarakat tidak kesulitan.

Simak Video Pilihan Ini:

Detik-Detik Evakuasi Penumpang saat Kapal Tenggelam

Pupuk Bios 44, Revolusi Panen di Lahan Desa

Jajang (42), seorang petani setempat, menjadi bukti nyata keberhasilan inovasi ini. Panen jagung perdananya di lahan seluas 20 are menunjukkan hasil luar biasa berkat penggunaan Bios 44. 

"Ini panen perdana, termasuk kolam dan padi juga jadi lebih cepat. Dibandingkan pupuk lain, Bios 44 lebih unggul, lebih cepat. Bahkan bijinya sampai ujung," ujar Jajang dengan antusias sambil memperlihatkan jagung hasil panen. 

Menurut Jajang, perbandingan dengan pupuk konvensional cukup mencolok. Jika pupuk lain butuh 3 bulan 10 hari, dengan Bios 44 panen jagung hanya memerlukan 2 bulan sejak penanaman. 

"Jadi lebih cepat, hasilnya maksimal, lebih manis. Ukurannya juga lebih besar. Karena ini yang pertama di sini, semua pada kaget sama hasilnya. Harganya juga lumayan," jelas Jajang.

Dari 20 are lahan milik desa, panen jagung dengan Bios44 mencapai 3 ton, jauh melampaui 2,1 ton jika menggunakan pupuk biasa.

Sinergi TNI dan Pemda, Menggerakkan Roda Ekonomi Desa

Jujun Junaedi, Staf Ahli Bupati Sukabumi, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pihak TNI atas fasilitasi kerja sama antara pemodal dengan desa.

“Kami sangat berterima kasih kepada pihak TNI yang sudah memfasilitasi pihak pemodal untuk bisa bekerja sama dengan desa,” kata Jujun.

Ia berharap kerjasama ini akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Desa Sasagaran, serta dapat dirasakan manfaatnya oleh pengurus koperasi, masyarakat, dan anggota koperasi itu sendiri.

Koperasi Merah Putih ini bergerak sebagai koperasi serba usaha, yang berarti akan mengembangkan berbagai peluang usaha yang ada di desa. Saat ini, koperasi telah memulai kegiatannya di bidang penjualan LPG 3 Kg dan jual beli hasil pertanian seperti jagung, ikan, dan padi.

“Itu sekarang yang baru berjalan bagus terlihat, baru di sektor penjualan LPG 3 Kg,” tambahnya.

Visi Kepala Desa, Koperasi sebagai Pilar Kemandirian

Kepala Desa Sasagaran, Deni Suwandi menyatakan bahwa peluncuran koperasi ini lebih dari sekadar peresmian. Tapi juga langkah konkret membangun kemandirian desa melalui pertanian, perikanan, dan perdagangan. 

"Kami ingin koperasi ini menjadi solusi bagi petani lokal, dari hulu hingga hilir. Koperasi bisa menjadi lembaga yang membeli hasil panen warga, sehingga petani tidak lagi kesulitan menjual hasilnya," ungkap Deni.

Lahan desa seluas dua hektare yang digunakan untuk panen jagung juga dimanfaatkan untuk kolam ikan dan program mina padi, yaitu kombinasi budidaya padi dan ikan dalam satu lahan. 

Ke depan, pemerintah desa berencana mengembangkan peternakan ayam petelur sebagai bagian dari diversifikasi usaha.

Lebih menariknya, kawasan pertanian ini akan disulap menjadi agrowisata edukatif, dilengkapi dengan kehadiran ‘Jenderal Cafe’, sebuah kedai yang diharapkan menjadi ikon wisata dan pusat ekonomi kreatif di Desa Sasagaran.

Sebagai wujud komitmen melayani masyarakat, Koperasi Merah Putih Desa Sasagaran telah memulai operasionalnya, termasuk menjual gas LPG 3 kg bersubsidi seharga Rp19 ribu per tabung, jauh lebih murah dari harga pasar sebelumnya yang mencapai Rp24 ribu. Program ini khusus untuk warga desa dengan menunjukkan KTP sebagai validasi domisili.

"Saya berharap seluruh masyarakat mendukung upaya ini, karena memajukan desa berarti memajukan Indonesia," ungkap Deni.

"Harapannya, kehadiran koperasi ini tidak hanya menjadi wadah usaha, tetapi juga penggerak perubahan sosial dan ekonomi yang berdampak nyata bagi masyarakat," tambahnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |