Kondisi Terkini Macan Tutul 'Nyasar' di Hotel Bandung, Jalani Pemulihan di PPS Cikananga Sukabumi

1 week ago 11

Liputan6.com, Jakarta Seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) berjenis kelamin jantan dengan perkiraan usia empat tahun telah tiba di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga, Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.

Sebelumnya, macan ini sempat menghebohkan warga karena masuk ke area hotel di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung sebelum akhirnya dievakuasi.

Manajer Umum Yayasan Cikananga Konservasi Terpadu (YCKT), Cahyono Hidayat Subekti menjelaskan, satwa tersebut tiba pada Selasa (7/10) dini hari, sekitar pukul 05.00 WIB, setelah menempuh perjalanan panjang dari Bandung.

"Berangkat tadi malam, tetapi karena ada banyak pengecekan di perjalanannya, sampainya agak terlambat," ujar Cahyono dikonfirmasi pada Selasa (7/10/2025).

Sempat Diberikan Obat Penenang

Saat ini, macan tutul Jawa itu masih berada di dalam kandang angkut di ruang klinik. Kondisi satwa masih berada di bawah pengaruh obat penenang yang diberikan saat proses evakuasi.

"Kondisinya masih ada efek obat penenang. Posisinya satwa masih disimpan di ruangan klinik dan terus kami pantau. Pengamatan dilakukan melalui kamera secara intensif agar tidak ada yang mendekat secara langsung, menunggu dia pulih total," terang dia.

Ia menambahkan, karena satwa diberikan obat penenang tanpa antidot, tim harus menunggu efek obat hilang secara alami dari metabolisme tubuhnya.

Sudah Sadar Tapi Belum Pulih Total

Saat ini, Macan Tutul itu sudah sadar dan menunjukkan perkembangan positif, meskipun belum pulih total.

"Dia sadar, perkembangannya sudah baik. Responnya ketika mendengar suara juga sudah ada. Hanya saja, dia belum bisa aktif sempurna, seperti duduknya masih agak miring," tambahnya.

Proses pemulihan total diperkirakan memakan waktu hingga 24 jam atau lebih sejak obat diberikan.

Tahap Observasi dan Risiko Konflik

Cahyono menjelaskan bahwa sebelum dilepasliarkan, macan tutul Jawa ini akan melalui beberapa tahapan ketat.

Satwa akan dipindahkan ke kandang perawatan yang lebih besar setelah dinyatakan siap oleh dokter hewan.

Di sana, tim akan memonitor perilaku, aktivitas, cara makan, dan kemampuan berburu mangsa hidup.

Setelah periode observasi yang biasanya memakan waktu sekitar satu bulan, satwa akan dibius sekali lagi untuk pemeriksaan fisik dan kesehatan secara menyeluruh.

"Jika kondisi satwanya baik secara fisik, tidak ada penyakit, dan analisis perilakunya juga bagus, baru bisa diputuskan untuk dilepas liar," jelasnya.

Pihaknya juga akan mempertimbangkan riwayat satwa yang diduga sempat masuk hotel dan kantor desa di Bandung sebagai bahan pertimbangan utama dalam analisis perilakunya.

"Fakta bahwa setelah lepas dari kandang di Lembang (diduga) dia tidak masuk ke kawasan hutan tapi malah muter-muter di wilayah penduduk, menjadi kunci analisis perilaku. Kami maunya secepatnya, tetapi harus melihat prosesnya saja," tutupnya.

Sebagai informasi, YCKT telah lama menerima satwa konflik. Dua Macan Tutul Jawa terakhir yang berhasil dilepasliarkan adalah ke Gunung Ciremai dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak pada tahun 2023 dan 2024.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |