Kisah Pilu Balita 5 Tahun di Sukabumi, Jalan Bungkuk Diduga Idap TB Tulang Tak Mampu Berobat

2 weeks ago 24

Liputan6.com, Sukabumi - Nasib pilu menimpa Siti Mariyam, balita berusia 5 tahun asal Kampung Lembur Jami, Desa Mekarnangka, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Siti Mariyam tinggal bersama kakek dan neneknya. Keterbatasan ekonomi membuat pengobatan penyakitnya tersendat.

Siti Mariyam diduga menderita tuberkulosis atau TB tulang yang membuat tulang belakangnya tak tumbuh normal. Kondisi ini memaksa Siti berjalan membungkuk.

Pihak keluarga menceritakan bahwa Siti terlahir normal. Namun, ketika berusia 2,5 tahun, sebuah benjolan kecil muncul di punggungnya.

Seiring pertumbuhan Siti, benjolan itu semakin membesar, hingga akhirnya ia terpaksa berjalan membungkuk.

"Sedih ya. Penginnya dia sembuh seperti anak-anak lain. Ini bukan dari lahir, dari usia 2,5 tahun. Enggak tahu penyebabnya," ujar Elim, bibi atau tante Siti Mariyam ditemui Selasa (23/9/2025).

Saat usianya menginjak 3 tahun, Siti sempat diperiksakan ke dokter. Hasil rontgen menunjukkan dugaan syaraf terjepit dan harus dioperasi. Namun, karena kendala biaya, pengobatan Siti tertunda. Selama dua tahun terakhir, ia hanya diberi sirup penahan nyeri jika rasa sakitnya kambuh.

Keluarga Siti Mariyam kemudian meminta bantuan perangkat desa dan membawanya ke puskesmas. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis Siti mengalami dugaan TB tulang dan harus dirujuk ke rumah sakit.

"Harapannya sih dia bisa sembuh, normal seperti anak-anak lain, bisa main dan sekolah," ucap Elim.

Hal senada diungkapkan oleh Siti Nurelah, nenek Siti. Awalnya, terdapat benjolan kecil yang timbul di punggung balita itu, namun semakin lama ukurannya semakin membesar.

"Kata dokter, syaraf terjepit, dan operasinya harus usia 5 tahun karena kondisinya harus kuat. Udah ke dokter, ke orang pintar, diurut juga. Alhamdulillah sudah semua diusahakan, cuma nggak ke rumah sakit karena masalah biaya," terang Siti Nurelah.

Penyakit gagal ginjal akut membuat ratusan anak balita di negeri ini kehilangan nyawa. Berawal dari sakit demam dan kemudian diresepkan obat sirop paracetamol, kedua orang tua tak menyangka akan kehilangan sang anaknya. Satu di antaranya sempat alami...

Keterangan Dokter Puskesmas

Sementara itu, dokter jaga Puskesmas Cikidang dr. Selvia Maulida menjelaskan, diagnosis pasti belum bisa diberikan.

"Anak ini masih suspect ya, belum jelas diagnosisnya itu TBC. Perubahan bentuk tulang belakangnya itu akibat infeksi yang diderita di paru-paru. Kita masih menunggu hasil dari tes Matus," ucap dr. Selvia.

Siti Mariyam kini menunggu hasil laboratorium dari pemeriksaan tes Matus. Ia sangat membutuhkan bantuan untuk pengobatan yang akan dijalani di RSUD Palabuhanratu.

Tanggapan Pemda Sukabumi

Menanggapi laporan laporan tersebut, Wakil Bupati Sukabumi Andreas menerangkan, kondisi Siti telah ditangani.

"Semua sudah tertangani dari semua forkopimcam, polisi, puskesmas dan para kader dari Posyandu alhamdulillah cepat sekali penangannya," terang Andreas.

Pemerintah Daerah atau Pemda Kabupaten Sukabumi juga berkomitmen akan menangani pengobatan Siti, mulai dari administrasi hingga perawatan di rumah sakit.

"BPJS juga insyaallah besok segera diselesaikan sehingga penggunaannya lebih cepat lagi ditangani di rumah sakit," ucap Andreas.

Menurut hasil diagnosa sementara dari Puskesmas, kata Andreas, balita 5 tahun ini terindikasi mengalami gejala TB tulang.

"Intinya juga sama ketika nanti semua (hasil pemeriksaan) sudah positif maka nanti ada wilayah sekitar yang harus diskrining. Karena itu memang menjadi salah satu konsentrasi kita terkait dengan penyakit TB ini khususnya kesehatan di Kabupaten Sukabumi," pungkas Andreas.

Mahasiswa UNG Meninggal Saat Diksar Mapala, Sempat Minta Dibawa ke Rumah Sakit tapi Tak Diizinkan

Sebelumnya, Pendidikan Dasar (Diksar) mahasiswa pencinta alam kembali memakan korban. Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG) meninggal dunia usai menjalankan aktivitas bersama Mapala kampus, Senin (22/9/2025).

Kakak korban Hidayat di Muna Sulawesi Tenggara mengatakan sebelumnya ia menerima telepon dari korban yakni Mohammad Jansen pada Minggu malam 21 September 2025, yang memberitahukan bahwa kondisinya sedang sakit.

"Almarhum menelepon saya dan mengatakan ia berada di sekretariat Mapala dalam kondisi sakit. Ia sempat meminta kepada panitia untuk dibawa ke rumah sakit namun tidak diizinkan," kata Hidayat.

Mengetahui kondisi tersebut, rekan-rekan sesama paguyuban berinisiatif segera menjemput dan membawa adiknya ke rumah sakit.

Hidayat mengatakan setibanya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloei Saboe Kota Gorontalo, adiknya langsung mendapatkan penanganan medis, namun tak berselang lama sekitar pukul 08.00 Wita, Mohammad Jansen dinyatakan meninggal dunia.

"Yang saya ketahui bahwa adik saya memang mengalami sakit di bagian leher dan tidak bisa terkena benturan, namun setelah saya melihat fotonya setelah mengikuti kegiatan diksar, kondisi lehernya itu sudah membengkak," katanya.

Kapolres Bone Bolango Ajun Komisaris Besar Polisi Supriantoro mengatakan pihaknya telah menerima informasi terkait adanya seorang mahasiswa dari UNG yang meninggal setelah mengikuti pendidikan dasar Mapala di Desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

Usai menerima informasi tersebut, ia bersama Kasat Reskrim langsung datang berkunjung ke rumah sakit, dimana saat itu mahasiswa tersebut tengah berada di kamar jenazah.

Setelah melakukan koordinasi dengan pihak masyarakat dan keluarga terdekat dari mahasiswa tersebut terkait penanganan selanjutnya, akhirnya pihak keluarga menyepakati tidak akan mempersoalkan kematian dari mahasiswa tersebut.

Setelah dilakukan visum luar dari pihak rumah sakit, jenazah dari mahasiswa tersebut akan diantar ke kampung halamannya di Kelurahan Wapunto, Kecamatan Duruka Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |