Ketika Aset BUMDes Dikelola Jadi Kafe Bernuansa Pedesaan

2 weeks ago 25

Liputan6.com, Jakarta Di tengah gempuran kafe modern yang serba cepat dan bergaya urban, sebuah tempat bernama 'Tunggak Semi' hadir sebagai alternatif menarik. Kafe ini membawa pengunjung kembali pada nuansa khas pedesaan.

Berlokasi di wilayah utara Kabupaten Pati tepatnya Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Tunggak Semi menjadi tempat yang tepat bagi siapa saja yang merindukan suasana kampung halaman, jauh dari hiruk-pikuk kota.

Bukan sekadar kafe biasa, Tunggak Semi yang ide pendirian usahanya dikeloa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gemah Ripah Desa Asempapan ini, menawarkan pengalaman yang menyeluruh bagi para pengunjungnya.

Selain dari menu makanan dan minuman yang disajikan, juga dari suasana, desain interior hingga suara alam dan musik latar khas Jawa yang menyambut setiap tamu.

Kafe ini seolah menjadi tempat ‘pelarian’ yang sempurna bagi mereka yang ingin menepi sejenak dan menikmati hidup dengan ritme yang lebih lambat.

Filosofi Tunggak Semi

Sesuai namanya, Tunggak Semi dalam Primbon Jawa merujuk pada filosofi tanaman yang tumbuh kembali setelah ditebang, melambangkan ketahanan, kekuatan dan kemampuan untuk bangkit dari kesulitan hidup.

Semangat itulah yang mendasari Pemerintah Desa Asempapan, salah satu desa di Kabupaten Pati untuk mendongkrak ekonomi di wilayahnya. Kafe ini dikembangkan oleh BUMdes Gemah Ripah.

Inovasi yang dilakukan adalah membuka lapangan pekerjaan warga sekitar, dengan membangun Tunggak Semi Cafe & Resto. Lokasinya berada di Jalan Guyangan–Jetak, Desa Asempapan.

Selain itu, bahan baku yang digunakan untuk mengolah makanan di resto ini menyerap komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan lokal.

Yang menarik, setiap menu yang ditawarkan pun dirancang membawa nostalgia ke masa lalu dan juga kekinian yang ingin dihadirkan di Tunggak Semi.

Di akhir pekan, tempat ini biasanya lebih ramai. Jadi pengunjung yang ingin menikmati ketenangan sebaiknya datang di hari kerja.

Selain menyediakan aneka cemilan, makanan, dan minuman yang enak, pengunjung juga disuguhkan konsep retro dan tradisional, dengan pemandangan landscape persawahan khas perdesaan.

Mengingat, tempat ini dirancang bukan hanya sebagai tempat makan, tapi juga ruang rekreasi keluarga. Dan pengunjung pun tak perlu khawatir, sebab harga meni makanan dan minuman di Tunggak Semi sangat terjangkau.

Begitu masuk, pengunjung langsung disambut pepohonan hijau dan tempat nongkrong yang membuat betah berlama-lama.

Juga terdapat banyak spot foto yang menarik, mulai dari taman cantik, area playground untuk anak, hingga ornamen unik yang Instagramable.

Berawal Gagasaan Kades

Kepala Desa (Kades) Asempapan, Sukarno menyebut bahwa kehadiran Tunggak Semi Cafe & Resto menjadi bukti kesuksesan BUMDes Gemah Ripah.

“Cafe dan Resto ini menjadi bukti keberhasilan program BUMDes Gemah Ripah dalam meningkatkan ekonomi desa sekaligus membuka lapangan kerja,” ujar Sukarno, Sabtu (27/09/2025).

Tidak berhenti di situ, Sukarno mengaku terus berinovasi untuk memberikan kenyamanan pengunjung. Salah satunya adalah menambah fasilitas dan meningkatkan pelayanan.

“Nanti juga akan kita bangun ruang pertemuan, kolam renang, hingga kolam pemancingan. Untuk hiburan juga kita sediakan setiap malam minggu,” terangnya.

Nah, bagi mereka yang merantau dan rindu kampung halaman, Tunggak Semi bisa menjadi "obat" rindu yang menyenangkan. Yang membuat kafe ini istimewa adalah keberhasilannya menghadirkan suasana desa yang autentik di tengah destinasi wisata modern.

Alih-alih gemerlap lampu dan musik keras seperti yang biasa ditemukan di kafe urban, Tunggak Semi menawarkan suara alam, kicauan burung, dan semilir angin pegunungan. Suasana ini mampu membuat pengunjung merasa lebih rileks dan terhubung dengan alam.

Inovasi BUMDes Gemah Ripah ini menjadi contoh bagi ratusan BUMDes lainnya untuk bertahan hidup. Selain itu memberikan kontribusi bagi perekonomian desa.

Foto Pilihan

 AFP)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |