Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok punya Danyang-Kunshan Grand Bridge, Inggris punya Tower Bridge, maka Indonesia punya Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu dibangun pada 2003 dan mulai difungsikan pada 2009. Pembangunannya yang melibatkan 3.500 pekerja dan menelan biaya lebih dari Rp 4,5 triliun, menjadikannya sebuah proyek infrastruktur monumental di Indonesia. Peresmiannya sendiri dilakukan oleh dua presiden, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, menandai pentingnya jembatan ini bagi konektivitas nasional.
Menurut situs Pemda Jatim, panjang Jembatan Suramadu mencapai 5.438 meter, yang secara struktur terdiri dari tiga bagian, yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama.
Jembatan Suramadu memiliki lebar sekitar 30 meter, dan menyediakan 4 lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan 2 lajur darurat selebar 2,75 meter. Menariknya, meski dioperasikan layaknya jalan tol, Jembatan Suramadu juga diperuntukan bagi pengendara roda dua. Lajur roda dua berada di sisi bagian kiri pada masing-masing ruas jalan.
Jika dilihat dari kejauhan, Jembatan Suramadu disanggah oleh beton berbentuk menara kembar yang akan terlihat menyala ketika malam hari. Menara tersebut mempunyai tinggi sekitar 140 meter yang dilengkapi konstruksi Cable Stayed untuk menopang menara. Sedangkan lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Mengingat lalu lintas perairan Selat Madura yang selalu ramai dilintasi perahu dan kapal laut, bentuk Jembatan Suramadu dibuat tinggi di bagian tengahnya. Pemberian ruang setinggi 35 meter dari atas permukaan laut tersebut dimaksudkan agar jembatan tidak mengganggu lalu lintas perairan yang ada di bawahnya.
Fakta Menarik Jembatan Suramadu
Selain bertujuan untuk meningkatkan laju mobilisasi warga sehingga tercipta peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, Jembatan Suramadu diharapkan juga mampu menjadi simbol kebanggaan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian ekstra dari masyarakat Indonesia untuk terus menjaga dengan tidak merusaknya.
Lebih dari sekadar infrastruktur, Jembatan Suramadu menyimpan segudang fakta unik dan cerita menarik. Sebagai jembatan terpanjang di Indonesia, keberadaan Jembatan Suramadu memangkas waktu tempuh antara Surabaya dan Madura secara signifikan, dari sekitar 30-60 menit menggunakan feri menjadi kurang dari 10 menit dengan kendaraan darat. Hal ini berdampak besar pada perekonomian dan mobilitas masyarakat di kedua pulau tersebut.
Kemegahan Jembatan Suramadu juga terlihat dari konstruksinya yang kuat dan tahan lama. Dirancang untuk bertahan hingga 100 tahun, jembatan ini dilengkapi dengan sistem pemantauan ketahanan struktur (SHMS) yang memastikan keamanannya. Lebih lanjut, jembatan ini juga dirancang tahan gempa hingga skala 7 Richter, menunjukkan perencanaan yang matang dan memperhatikan aspek keselamatan.
Konstruksi Kokoh dan Desain Canggih
Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian utama: jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Desainnya yang kompleks dan megah ini merupakan hasil kerja keras para insinyur dan pekerja konstruksi. Bahkan, terdapat jalur khusus sepeda motor di sisi luarnya, menambah daya tarik jembatan ini.
Struktur jembatan yang kokoh dibangun dengan memperhitungkan berbagai faktor, termasuk kondisi geografis dan iklim di Selat Madura. Penggunaan material berkualitas tinggi dan teknologi konstruksi modern memastikan kekuatan dan ketahanan jembatan dalam jangka panjang. Sistem pemantauan yang terintegrasi memungkinkan pengawasan berkala terhadap kondisi struktur, sehingga perawatan dan perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Suramadu Fun Run
Selain itu, desain jembatan juga mempertimbangkan aspek estetika. Bentuknya yang elegan dan megah menjadikannya ikon yang membanggakan bagi Indonesia. Jembatan Suramadu bukan hanya berfungsi sebagai penghubung antar pulau, tetapi juga sebagai landmark yang menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Kemegahan Jembatan Suramadu tidak hanya dinikmati dari bawah, tetapi juga dari atasnya. Jembatan ini pernah menjadi lokasi penyelenggaraan acara lari marathon sepanjang 10 km yang disebut Suramadu Fun Run. Bayangkan, berlari di atas jembatan terpanjang di Indonesia, menikmati pemandangan Selat Madura yang indah dan hembusan angin sepoi-sepoi. Ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pelari.
Acara ini juga menjadi bukti bahwa Jembatan Suramadu tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur transportasi, tetapi juga sebagai tempat rekreasi dan olahraga. Keberadaan Jembatan Suramadu telah membuka peluang baru bagi pengembangan pariwisata di sekitar kawasan tersebut. Dengan adanya akses yang lebih mudah, diharapkan semakin banyak wisatawan yang berkunjung dan menikmati keindahan alam di Pulau Madura.
Selain itu, pembangunan Jembatan Suramadu juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Terbukanya akses transportasi yang lebih efisien telah meningkatkan aktivitas ekonomi dan perdagangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Jembatan Suramadu menelan biaya lebih dari Rp 4,5 triliun, sebagian besar ditanggung oleh pemerintah Indonesia, dengan sebagian lagi berupa pinjaman dari Tiongkok. Biaya yang cukup fantastis ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antar pulau dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Akses Maling Google Map
Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Pulau Madura, tengah menjadi sorotan publik. Sorotan Jembatan Suramadu ini akibat masih adanya kasus kriminalitas di sepanjang jalur tersebut.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa aksi kejahatan seperti pencurian kendaraan bermotor dan pembegalan, termasuk dengan modus penggunaan senar pancing.
Kondisi ini memicu keresahan di kalangan pengguna jalan dan memunculkan desakan untuk menutup atau bahkan merobohkan jembatan tersebut.
Yang lebih mencengangkan, Jembatan Suramadu kini terdapat titik yang dinamai 'Akses Maling' di google map. Adapun titik koordinat ini berada di -7.203233, 112.779171.