Jaringan Internet di Nabire Alami Gangguan Usai Gempa Magnitudo 6,6

3 weeks ago 24

Liputan6.com, Jayapura - Jaringan internet di Nabire mengalami gangguan usai gempa Magnitudo 6,6 mengguncang wilayah tersebut pada Jumat dini hari (19/9/2025). Bahkan hingga pukul 07.30 WIB pagi tadi, BMKG mencatat ada 50 gempa susulan yang menggetarkan wilayah Nabire.

"Gempa bumi di kedalaman 24 kilometer barat laut Nabire pada Jumat menyebabkan layanan TelkomGroup di area Nabire, Botawa dan Enarotali mengalami gangguan," kata General Manager Witel Papua Barat Eric M Tobing, dalam rilis resminya, Jumat (19/9/2025).

Eric juga mengatakan, saat ini Telkom bersama tim teknis Palapa Timur Telematika (PTT) sedang melakukan proses percepatan penyambungan jalur Kigamani-Timika agar layanan dapat pulih seperti semula di tengah kondisi alam yang cukup sulit, yang diakibatkan longsor pada jalur kabel FO darat.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pelanggan kami, mohon doa dan dukungan untuk kelancaran proses pemulihannya," ujarnya.

Daerah yang Merasakan Guncangan

Sebelumnya gempa Magnitudo 6,6 mengguncang Nabire Papua Tengah, Jumat (19/9/2025), pukul 01.19.50 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Nabire ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5.

Lokasi gempa Nabire ini berada pada koordinat 3,47° LS ; 135,49° BT, dengan episenter gempa berada di darat wilayah Nabire, dengan kedalaman 24 km.

Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar anjak Weyland.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.

Daryono juga mengatakan, gempa Nabire berdampak dan dirasakan di daerah Nabire dengan skala intensitas V MMI, daerah Wasior dengan skala intensitas IV-V MMI, daerah Enarotali dengan skala intensitas III-IV, daerah Timika dengan skala intensitas III MMI, daerah Biak dan Supiori dengan skala intensitas II-III.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 07.30 WIB pagi ini, hasil monitoring BMKG mencatat ada 50 kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 5,1 yang terjadi pada pukul 05.53 WIB. 

Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," imbau Daryono.

Waspada Bahaya Ikutan

Sementara itu Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, pemicu gempa Nabire Magnitudo 6,6 pada kedalaman 24 km, Jumat (19/9/2025) pukul 01.19 WIB, diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas Pensesaran Naik Weyland (Weyland Overthrust) di wilayah Nabire Papua Tengah.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, gempa bumi ini memiliki mekanisme gempa sesar naik berarah barat daya - timur laut, dengan kemiringan 36 derajat ke arah tenggara.

"Berdasarkan laporan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas V MMI di wilayah Nabire, IV-V MMI di Wasior, III-IV MMI di Enarotali, III MMI di Timika, II - III MMI di Biak dan Supiori. Daerah ini terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/9/2025).

Kejadian gempa bumi berpotensi menimbulkan kerusakan di wilayah Nabire, namun tidak memicu tsunami karena pusat gempa bumi berada di darat.

Informasi yang dikumpulkan otoritasnya dari media massa menyatakan bahwa gempa bumi ini telah menimbulkan kerusakan pada bangunan di wilayah Nabire.

"Gempa bumi ini berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan dan bahaya ikutan lainnya seperti retakan pada permukaan tanah, likuefaksi dan longsor. Masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi," katanya. 

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum Gempa:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |