Heboh Dugaan Sesama Wanita Menikah di Bone, Jenis Kelamin Mempelai Pria Diperiksa

6 hours ago 3

Liputan6.com, Bone - Warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, tengah dihebohkan dengan kabar pernikahan yang diduga melibatkan pasangan sesama jenis. Informasi tersebut menyebar luas di berbagai platform media sosial sejak beberapa hari terakhir.

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, dugaan pernikahan sesama jenis dimaksud adalah antara mempelai pria berinisial FR dan mempelai wanita berinisial TR. Keduanya menggelar akad nikah dan resepsi di Dusun Lacuco, Desa Arasoe, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, pada Kamis (8/5/2025).

Salah seorang warga setempat, berinisial EN, menyebut bahwa FR diduga merupakan seorang perempuan yang berpenampilan seperti laki-laki. Meski demikian, acara pernikahan keduanya berlangsung meriah dan digelar sebagaimana pernikahan pada umumnya.

"Iya, acaranya hari Kamis di Dusun Lacuco. Pernikahan pasangan ini digelar seperti biasa dan menggunakan pakaian adat Bugis Bone," kata EN.

Menurut EN, FR dan TR diketahui telah lama menjalin hubungan asmara. FR bahkan kerap merawat TR saat sakit.

"Sudah lama memang pacaran," ujarnya.

Klarifikasi Pemerintah Desa

Kepala Desa Arasoe, Andi Amal, membenarkan adanya pernikahan warganya, TR, dengan FR. Pihaknya juga telah menerima laporan dan isu yang berkembang di masyarakat terkait dugaan pernikahan sesama jenis tersebut.

"Untuk sementara kami belum bisa memastikan apakah sesama jenis atau bukan. Namun, secara kasat mata, postur tubuh dan wajahnya memang terlihat dominan perempuan," ujar Amal saat dihubungi via telepon.

Guna menindaklanjuti kabar tersebut, Pemerintah Desa Arasoe memanggil FR dan TR untuk dimintai klarifikasi. Dalam pertemuan tersebut, TR memastikan bahwa FR adalah seorang laki-laki.

"Awalnya saya ingin menyelesaikan secara kekeluargaan. Saya tanya langsung apakah benar suaminya ini laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki, alhamdulillah. Namun, jika perempuan, saya minta untuk sementara meninggalkan kampung demi menghindari kegaduhan. Tapi dia mengaku suaminya laki-laki," jelas Amal.

Karena isu ini menimbulkan keresahan di masyarakat, pihak Pemerintah Desa berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, dan tim medis untuk memastikan identitas FR secara lebih akurat.

"Kami juga harus memperhatikan norma-norma masyarakat, sehingga melibatkan kepolisian dan dokter untuk memeriksa langsung yang bersangkutan," tambah Amal.

Selain itu, pihak Desa Arasoe juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Batu Gading, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, tempat asal FR. Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk memastikan keabsahan data diri FR yang diajukan saat proses pernikahan.

“Hasil koordinasi kami menunjukkan bahwa dokumen pernikahan mempelai pria tersebut tercatat sebagai laki-laki, termasuk saat diperiksa di KUA. Namun, jika ternyata terbukti perempuan, berarti ada pemalsuan identitas," tegas Amal.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |