Hasil Ternak Jawa Tengah Berkontribusi Besar Secara Nasional

2 weeks ago 25

Liputan6.com, Temanggung Kementerian Pertanian memberikan apresiasi atas upaya Pemprov Jawa Tengah dalam meningkatkan produktivitas di sektor peternakan. Direktur Jenderal Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Hendra Wibawa, menyebut, provinsi yang dipimpin Gubernur Ahmad Luthfi ini merupakan penyumbang daging tertinggi kedua, tingkat nasional.

"Kecukupan protein yang disumbang itudari produk peternakan, yakni sapi, kambing, domba, serta unggas. Kami apresiasi apa yang sudah dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas," katanya dalam peringatan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tingkat Provinsi Jateng, di Agro Center Soropadan Temanggung, Sabtu, 27 September 2025.

Dia menyampaikan, hasil peternakan Jateng paling unggul adalah unggas, karena sudah mencukupi kebutuhan, bahkan sudah diekspor. Namun, untuk daging sapi dan susu, masih perlu ditingkatkan. Hendra mengatakan, produktivitas sektor peternakan harus digenjot karena menempati posisi strategis dalam ketahanan pangan nasional, maupun pertumbuhan ekonomi.

"Produk peternakan seperti daging, telur dan susu merupakan sumber protein hewani yang krusial bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat," katanya.

Hendra menerangkan, upaya penguatan sektor peternakan dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas kelembagaan, adopsi teknologi tepat guna dan vaksinasi penyakit kuku dan mulut (PMK).

Mengajak peternak tradisional agar lebih profesional

Berbagai rangkaian kegiatan melalui pelayanan kesehatan hewan, ekspo teknologi peternakan, pasar murah, kontes ternak, vaksinasi, pelepasan bibit unggul, juga perlu terus diadakan, sebagai wujud nyata kolaborasi dan inovasi lintas sektor peternakan dan kesehatan hewan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, menyambung, dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil peternakan perlu menggaungkan potensi ekonomi dari bidang tersebut kepada anak-anak sejak dini, sehingga mereka tertarik menjadi peternak.

Sumarno berpandangan, saat ini mayoritas masyarakat memilih menjadi peternak, sebagai sampingan dari pekerjaan utama sebagai petani. Untuk itu, penting mengajak peternak tradisional agar lebih profesional. Selain itu, pemerintah juga mengawal kesejahteraan peternak dari sisi hulu hingga hilir. Antara lain memastikan stok benih berkualitas, harga pakan yang terjaga, dan pasar yang jelas.

"Kita ingin berswasembada pangan, apalagi Jawa Tengah ini sebagai penumpu pangan nasional. Selain pertanian, peternakan juga lebih diupayakan lagi, karena untuk menunjang kebutuhan protein," katanya.

Jateng memiliki potensi peternakan yang bisa dikembangkan

Sumarno menambahkan, Jateng memiliki potensi peternakan dengan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) yang potensial secara ekonomi, untuk dikembangkan.

Potensi itu antara lain Rumpun Pengging Soloan (Boyolali), Itik Tegal (Kota Tegal), Itik Muntilan (Magelang), Ayam Kedu, Domba Sakub (Brebes), Domba Batur (Banjarnegara), Domba Wonosobo, Kambing Kejobong (Purbalingga Banyumas), Kambing Kaligesing (Purworejo), Sapi Peranakan Ongole (PO) Kebumen, Sapi Jabres (Jawa Brebes), Itik Pengging Soloan, dan Ayam Lingnan Maron.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, pada 2024, produksi daging mencapai 930.177 ton atau berkontribusi sebesar 18,83% terhadap kebutuhan nasional. Produksi ini menduduki peringkat 2 nasional. Produksi telur juga berada di peringkat yang sama. Kontribusinya sebesar 13,1% dengan produksi hampir 902.098 ton. Sementara komoditas susu, kontribusinya di peringkat 3 nasional, sebesar 9,4% atau 76.113 ton

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |