Harimau yang Teror Warga di Lampung Barat Akhirnya Ditangkap, Korbannya sampai 7 Warga Tewas

2 days ago 13

Liputan6.com, Lampung - Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) tertangkap dalam kandang jebak di kawasan Dusun Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, Selasa (28/10/2025).

Penangkapan satwa langka itu dilakukan setelah beberapa hari terakhir warga resah akibat kemunculan harimau di sekitar permukiman.

Dalam sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial, terlihat harimau tersebut dalam kondisi sehat di dalam kandang jebak. Beberapa petugas tampak berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan keamanan warga.

Peratin Desa Sukabumi, Alamsyah, membenarkan kabar tertangkapnya harimau itu.

“Benar, seekor harimau Sumatera sudah tertangkap di jebakan yang dipasang petugas. Saat ini saya berada di lokasi,” ujarnya, Rabu (29/10).

Alamsyah bilang, kondisi harimau tersebut masih hidup dan terlihat sehat. Petugas juga telah memasang garis pembatas di sekitar area kandang jebak agar warga tidak mendekat.

“Saat ini kami menunggu tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung untuk tindak lanjut evakuasinya,” katanya.

Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0422 Lampung Barat, Letkol Inf Rizky Kurniawan, juga membenarkan penangkapan satwa dilindungi itu.

“Benar, ada seekor harimau Sumatera yang masuk dalam kandang jebak. Kondisinya alhamdulillah sehat,” ujar Rizky.

Terkait kemungkinan harimau tersebut merupakan individu yang sebelumnya menyerang perambah hutan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Rizky mengatakan hal itu masih akan diselidiki lebih lanjut.

“Belum bisa dipastikan. Nanti akan ditangani oleh tim ahli yang berkompeten karena perlu proses pembuktian,” jelasnya.

Dia bilang, proses evakuasi harimau akan dilakukan hari ini setelah pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter hewan.

“Kami masih menunggu tim medis untuk memastikan kondisi harimau sebelum dievakuasi. Biasanya proses pemindahan dilakukan dengan pembiusan agar aman,” terang dia.

Promosi 1

Teror Warga dan Ternak

Sebelumnya, konflik antara manusia dengan harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Lampung Barat dan Pesisir Barat kembali menjadi sorotan.

Dalam setahun terakhir, setidaknyatujuh warga dilaporkan tewas diserang satwa yang dilindungi itu. Bahkan belasan ternak di sekitar kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) juga jadi korban.

Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus, mengakui persoalan ini menjadi dilema.

Di satu sisi, pemerintah harus melindungi harimau sebagai satwa langka. Namun di sisi lain, keselamatan dan mata pencaharian masyarakat juga harus dijaga.

"Kalau ditanya upaya, sebenarnya sudah banyak yang dilakukan. Satgas sudah kita bentuk, edukasi sudah jalan. Warga kita imbau jangan berkebun sendirian, jangan pulang terlalu sore. Bahkan upaya spiritual juga sudah dilakukan, ronda di perbatasan hutan pun sudah," kata Parosil saat dihubungi Liputan6.com, Senin (8/9/2025). 

Parosil bilang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar TNBBS dan BKSDA Lampung untuk menangani konflik antara manusia dengan satwa liar ini.

Menurutnya instansi tersebut memiliki kewenangan langsung menangani keberadaan harimau di kawasan hutan.

"Mereka punya otoritas untuk masuk ke kawasan dan melakukan penanganan, termasuk kalau perlu penangkapan harimau yang berkonflik," jelasnya.

Konflik manusia dan harimau juga dipicu aktivitas warga yang membuka lahan perkebunan di dalam kawasan TNBBS. Parosil mengaku sudah sering mengingatkan masyarakat agar tidak merambah hutan.

"Memang berkebun di kawasan TNBBS secara prinsip tidak diperbolehkan. Tapi faktanya, banyak warga yang tidak punya lahan pribadi. Kalau mau diturunkan, pemerintah juga harus memberi solusi. Itu yang sampai sekarang belum ada," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Kehutanan sempat menawarkan lahan garapan di Lombok Seminung. Namun, solusi itu dinilai belum ideal karena jauh dari lokasi warga, serta jumlah lahan tidak sebanding dengan kebutuhan.

"Kemarin sudah ditawarkan dari Dinas Kehutanan Lampung, untuk lahan garapan warga, kata pak kadis ada lahan, tapi keberadaannya bukan di wilayah Suoh, adanya di Lombok Seminung, persoalannya masyarakat di sana kan tidak sesederhana itu, untuk diminta pindah ke lahan baru, untuk lahan yang tersedia juga tidak cukup, untuk membagi dengan sekian jumlah penduduk yang tinggal di kawan taman nasional," tuturnya. 

Selain opsi relokasi, Parosil juga menyebutkan adanya pendataan bagi warga yang tertarik bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Namun, minat masyarakat masih rendah.

"Apalagi harga kopi sedang bagus, jadi sulit meminta warga meninggalkan lahan mereka," katanya.

Ditanya soal data masyarakat Lampung Barat yang merambah di wilayah TNBBS, bupati mengaku tidak mengetahui secara pasti.

"Saya sampai sekarang belum punya data yang akurat, belum bisa saya sampaikan. Saya sudah minta ke TNBBS untuk mendata, siapa yang orang asli Lampung Barat dan siapa yang bukan orang Lampung Barat bertani di kawasan TNBBS," jelasnya.

Parosil menegaskan pihaknya tetap mendukung kebijakan menjaga kelestarian hutan dan satwa liar. Namun dia berharap ada langkah konkret agar masyarakat juga tidak kehilangan sumber penghidupan.

"Saya ingin masyarakat tetap bisa hidup aman dan tenteram, tapi keberadaan hutan dan harimau juga tetap lestari," katanya.

Daftar Korban Konflik dengan Satwa

Korban Tewas:

Februari - Maret 2024

• Sahri (28), warga Dusun Peninjauan, Pekon Bumi Hantati.

• Gunarso (47), warga Pekon Sumber Agung.

Oktober 2024

• Karim Yulianto, tewas diserang harimau saat berkebun.

Januari 2025

• Zainudin (28), diterkam harimau.

27 Mei 2025

• Sudarso (50), warga Desa Karang Randu, Kecamatan Gerobokan, Jawa Tengah. Diduga merambah kawasan TNBBS. Bagian kepala korban ditemukan warga sekitar pukul 08.30 WIB di hutan wilayah Pekon Sukadamai, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat.

Juli 2025

• Misni (63), ditemukan meninggal dengan luka gigitan di tengkuk.6. 7 Agustus 2025

• Ujang Samsudin (35), tewas diserang harimau pada Kamis malam.

Korban Selamat:

 11 Maret 2024

• Samanan (41), warga Kecamatan Suoh, Lampung Barat.

• Diserang saat pulang dari kebun di Bukit Cibatuan Cibitung, sekitar pukul 15.30 WIB.

• Mengaku sempat bergumul untuk menghindari terkaman harimau.

5 September 2025

• Amir (50), warga Pekon Tigajaya, Kecamatan Sekincau, Lampung Barat.

• Diserang saat berboncengan motor dengan anaknya sepulang dari kebun sekitar pukul 18.00 WIB.

• Selamat dengan luka di kepala, leher, dan punggung.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |