Liputan6.com, Jakarta Di sebuah sore yang tenang di Desa Baling Karang, Aceh, anak-anak duduk melingkar di atas tikar pandan. Seorang relawan membuka buku bergambar dan mulai bercerita dengan penuh ekspresi.
Setiap halaman yang dibuka seakan menjadi pintu ajaib membawa mereka terbang melintasi hutan, laut, hingga negeri-negeri jauh yang baru pertama kali mereka dengar.
Mata anak-anak berbinar. Ada yang terkekeh melihat gambar binatang aneh, ada yang serius mengeja kata demi kata. Bagi mereka, buku bukan sekadar bacaan, melainkan jendela dunia yang sebelumnya terasa begitu jauh.
"Dulu saya malu, tapi sekarang saya mau orang lain tahu kalau saya bisa."
Kegembiraan Anak-Anak Ramaikan Festival Pustaka Kampung Impian
Kalimat itu diucapkan seorang anak sebelum naik panggung Festival Pustaka Kampung Impian ke-7. Di Aceh, anak-anak dari Boh, Lapeng, Sarah Baru, hingga Lam Lumpu tampil percaya diri. Ada yang menari dengan gerakan rapi, ada yang membacakan syair, ada pula yang memamerkan busana dari bahan ramah lingkungan.
Festival ini menjadi ruang di mana mereka bukan sekadar penonton, melainkan pemain utama.
“Awalnya kami kira, kami yang mengajar. Ternyata, anak-anaklah yang mengajari kami arti sabar dan semangat," kata Ammy, pegiat literasi saat berbincang santai dengan Liputan6.com, Senin (29/9/2025).
Relawan Sahabat yang Menumbuhkan Mimpi
Bagi para relawan, festival adalah puncak perjalanan panjang. Mereka mengenang bagaimana harus menempuh jalan berbatu dengan motor tua sambil membawa kardus berisi buku, tidur di rumah warga dengan cahaya lampu pelita, hingga belajar bahasa lokal agar cerita bisa sampai dengan hangat.
Relawan bukan hanya pendamping belajar, melainkan juga sahabat yang ikut menumbuhkan mimpi.
"Buku itu seperti jendela. Dari sini saya bisa melihat dunia yang jauh."
Semangat Gerakan Pustaka Kampung Impian
Kalimat sederhana dari seorang anak desa menggambarkan betapa berharganya gerakan ini. Pustaka Kampung Impian (PKI) bukanlah gedung megah, melainkan ruang sederhana yang dipenuhi cinta. Dari situlah tumbuh keyakinan bahwa perubahan besar bisa lahir dari hal-hal kecil.
Kelak, sebagian anak mungkin akan pergi jauh untuk belajar, sebagian tetap menjaga kampungnya. Tapi mereka telah membawa bekal, yaitu keberanian untuk bermimpi dan keyakinan bahwa pendidikan bisa mengubah jalan hidup.
Pustaka Kampung Impian adalah api kecil yang menyalakan cahaya di hati anak-anak. Dari cahaya itu, lahirlah harapan yang pelan-pelan akan menerangi desa-desa, bahkan mungkin dunia.