Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, mengklaim dirinya berpihak pada pers yang mencerdaskan rakyat. Di sisi lain, nilai anggran kerjasama antara Pemrov Jabar dengan media disebut menurun.
Sebelumnya disampaikan, Pemprov Jabar diaku menurunkan anggaran untuk media massa dari Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar. Dedi Menegaskan, keberpihakan terhadap pers tidak hanya diukur dari besar kecilnya anggaran kerjasama.
"Apakah berpihak kepada pers itu harus kontrak kerja sama media atau dilhat dari besarnya biaya kontrak dengan media, kan tidak," kata dia dalam keterangannya di Bandung (2/5/2025).
Keberpihakan kepada pers, akunya, justru ditunjukkan dengan memberikan pernyataan yang terbuka kepada media untuk mencerdaskan masyarakat. Menurutnya, pengurangan anggaran tersebut tidak akan membuat media kehilangan sumber berita.
"Keberpihakan kepada pers adalah ketika gubernurnya memberikan pernyataan-pernyataan yang terbuka kepada media, menjadi konsumsi media, mencerdaskan rakyat," ujarnya.
"Dari (kurang lebih) Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar ini apakah media di Jabar kehilangan sumber berita dan apakah beritanya tidak dibaca orang. Menurut saya hari ini malah banyak yang dibaca orang," imbuh Dedi Mulyadi.
Andalkan Sosmed
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengklaim bahwa media sosial yang telah ia kembangkan bisa berdampak positif bagi keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini.
Eksistensi akun media sosialnya diaku jadi jalan bagi pemerintah provinsi untuk melakukan efisiensi anggaran kerjasama media.
“Media sosial yang saya gunakan itu sudah berhasil mengurangi pembiayaan negara dari belanja media,” katanya. “Dari 50 miliar menjadi 3 miliar. Maka negara, pemerintah provinsi diuntungkan 47 miliar,” aku Dedi Mulyadi.
Seorang gubernur, katanya, mesti memiliki visi dan misi yang penting untuk bisa diketahui masyarakat, antara lain bisa dengan memanfaatkan media sosial.
“Secara kebetulan saya memiliki media sendiri, ada YouTube, Tiktok dan Instagram. Ketiga media ini saya coba merekam apa yang saya lakukan dan saya sajikan, dan secara kebetulan tayangannya relatif ditonton. Itu hak orang untuk menilai baik negatif atau positif,” kata Dedi.
“Jadi saya menyampaikan terima kasih atas kritikannya dan itu bagian dari demokrasi, dan yang paling utama saya akan tetap menjalankan apa yang saya lakukan,” tegasnya.
Media Boleh Kutip Medsos
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi mengaku, lebih terbiasa tak diiringi wartawan saat melaksanakan sejumlah agenda. Ia pun bicara soal efisiensi anggaran untuk media di Jawa Barat.
Hal tersebut, diaku Dedi, menjadi pembeda antara dirinya dengan kebanyakan pejabat lain yang cenderung dibuntuti wartawan.
“Biasanya, pejabat itu selalu di belakangnya itu wartawan, dia diiringi dengan wartawan ke mana pun dia pergi. Saya secara kebetulan saat ini ke mana pun tidak diiringi wartawan,” klaim Dedi lewat sebuah unggahan di saluran YouTube miliknya Kang Dedi Mulyadi Channel, (1/5/2025).
“Saya cukup dengan anak-anak saya saja yang mengambil gambar kemudian saya muat,” imbuhnya.
Meski tak diiringi wartawan, media disebut tetap bisa memberitakan apa yang dijalaninya. Dia mempersilakan wartawan untuk mengutip pernyataannya lewat media sosial.
“Wartawan akhirnya tetap bisa menulis berita. Dari mana menulis beritanya? Dari platform media sosial yang saya miliki, bisa ngutip dari IG, bisa ngutip dari Tiktok, bisa ngutip dari YouTube, bukankah ini bermanfaat bagi kepentingan orang banyak?” kata dia.
Pada platform YouTube, umum diketahui bahwa terdapat dua saluran utama yang menayangkan kegiatan pria yang ramai disapa dengan julukan Bapak Aing itu.
Pertama, Kang Dedi Mulyadi Channel. Saluran yang tercatat dibuat sejak 17 November 2017 itu kini memiliki 6,85 juta pelanggan. Berdasarkan informasi pada saluran tersebut, secara keseluruhan sudah ada 4,2 ribu video yang diunggah dengan total tayangan mencapai 2 miliar kali.
Akun kedua adalah Lembur Pakuan Channel yang dibuat lebih lama dari saluran sebelumnya, 25 Mei 2015. Hingga kini, terdapat 1,3 juta pelanggan dengan jumlah unggahan sebanyak 1,5 ribu video serta total penayangannya yang telah mencapai 310 juta kali.