Cerita Sedih IRT dari Bekasi dan 2 Anaknya yang Jadi Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS

13 hours ago 7

Liputan6.com, Padangsidimpuan - Riski Agustini Lubis, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berusia 32 tahun merupakan korban tewas kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa, 6 Mei 2025, kemarin.

Tidak hanya Riski, 2 anaknya, Rema Andini Pane (1,5) dan Naufal Rehan Pane (6), turut menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut. Ketiganya berstatus ibu dan anak warga Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut).

Kedatangan ambulans memecah keheningan pada Rabu pagi, Rabu, 7 Mei 2025, di Jalan H Abdul Aziz, Kelurahan Losung, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan.

Petugas rumah sakit membawa 3 jenazah, yaitu Riski Agustini Lubis bersama 2 anaknya, Rema Andini Pane dan Naufal Rehan Pane. Kedatangan jenazah ketiganya disambut keluarga dan warga sekitar dengan kesedihan dan tangisan.

Informasi diperoleh Liputan6.com, ketiga korban ingin pulang ke Bekasi usai melayat di Kota Padangsidimpuan. Almarhumah Agustini dan 2 anaknya datang ke Kota Padangsidimpuan untuk melayat ibundanya.

Setelah 10 hari berada di kampung halamannya, di Jalan H Abdul Aziz, Kelurahan Losung, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Agustini dan 2 anaknya memutuskan kembali ke Bekasi dengan menaiki Bus ALS.

Lurah Losung, Aswar Siregar mengatakan, Riski Agustini Lubis bersama kedua anaknya menjadi korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, dan benar adalah warga Kelurahan Losung. IRT itu merantau bersama suaminya di Bekasi.

"Semua korban warga kami. Ketiganya dimakamkan di Tempat Pemakaman Keluarga di Kelurahan Losung," sebutnya.

Penjelasan PO Bus ALS

Pihak Perusahaan Otobus (PO) Antar Lintas Sumatera (ALS) memperkirakan kecelakaan maut yang menewaskan 12 penumpang di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), bukan akibat rem blong.

Humas PT ALS, Alwi Matondang, mengatakan sistem pengereman bus ALS dengan nomor polisi B 7512 FGA pabrikan Mercedes 1626, yang diproduksi tahun 2012 sangat baik. Sistem pengereman menggunakan angin atau air break.

"Dengan sistem itu, sehingga sangat efektif di kendaraan berat," kata Alwi, Rabu, 7 Mei 2025.

Diungkapkan Alwi, PT ALS menduga ada faktor lain yang menyebabkan bus terguling ke kiri, lalu terseret. Namun demikian, mereka juga belum bisa mendapatkan keterangan dari sopir bus karena masih menjalani perawatan.

"Kalau masalah rem blong belum bisa dipastikan, karena sopir belum bisa dimintai keterangan. Kalau bus pakai mesin Mercedes 1626 ini, seandainya rem blong, sangat jarang karena menggunakan kekuatan angin," ungkapnya.

Disebutkan Alwi, pihaknya juga mengklaim kondisi armada mereka dalam keadaan prima karena sebelum melaju dilakukan pemeriksaan. Tidak hanya itu, pemeriksaan dilakukan berkala, bukan hanya ketika mau berangkat.

"Ya, menurut kami, layak, pemeriksaan berkala wajib dicek," bebernya.

Kecelakaan di Padang Panjang

Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) mengalami kecelakaan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa, 6 Mei 2025. Sebanyak 12 orang penumpang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa ini.

Humas PT ALS, Alwi Matondang mengatakan, bus yang mengalami kecelakaan tersebut bernomor polisi B 7512 FGA. Selain 12 korban jiwa, ada 23 penumpang mengalami luka-luka dan kini masih dirawat.

"Saat ini informasi yang kami terima dari kepolisian korban jiwa 12 orang, luka-luka 23 orang," kata Alwi.

Sopir bus masih tidak sadarkan diri dan dirawat. Bus tersebut berangkat dari Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) dengan tujuan Jakarta pada Senin, 5 Mei 2025, pukul 08.00 WIB. Ada 6 warga Medan dalam bus tersebut.

"Kita belum tahu bagaimana kondisi enam warga Medan itu," Alwi menuturkan.

Data Korban Tewas

Informasi diperoleh Liputan6.com, korban tewas adalah Reema Andhini Pane (1) warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar.

Naufal Raihan Pane (6), warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar. Karmina Gultom (74) warga Silimapuluh, Negeri Dolok, Dolok Pandribuan, Simalungun, Sumut.

Lalu, Meleaki Sinaga (74), warga warga Silimapuluh, Negeri Dolok, Dolok Pandribuan, Simalungun, Sumut. Saruden Nainggolan (74), warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.

Kemudian, Riski Agustini Lubis (32), warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar. Desrita Nainggolan, (50) warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.

Selanjutnya, Sri Rejeki (38), warga Tenaya Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Romalola Sitanggang (74) warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.

Etrick Gustaf Wenas (26) warga Kebagusan, Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.Aryudi (38) warga Bangun Sari, Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut, dan Atas Silaen (30), warga Lumban Pinasa, Habinsaran, Toba, Sumut.

Rekaman CCTV

Berdasarkan rekaman video Closed Cirkuit Television (CCTV) yang diunggah akun Facebook Kominfo Padang Panjang, sebelum bus ALS tersebut terguling, ada sebuah mobil pribadi yang diduga hendak menyeberang jalan secara tiba-tiba saat bus melaju.

Dalam rekaman itu juga, tampak bus melaju dari sisi kiri dan mobil pribadi dari arah berlawanan. Kemudian mobil diduga hendak menyeberang, dan bus akhirnya memutar haluan ke kiri sampai akhirnya terguling ke kiri.

Terlihat juga dalam video itu seorang pengendara sepeda motor yang awalnya diduga berada di belakang mobil pribadi menoleh ke belakang karena kaget. Mobil tiba-tiba melambatkan laju kendaraannya, dan mencoba menyeberang.

Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, AKBP M Reza Chairul Akbar membenarkan beberapa detik sebelum bus terguling ada mobil berhenti dari arah berlawanan. Namun, dia belum bisa memastikan apakah kecelakaan akibat bus mengelakkan mobil pribadi atau bukan.

"Belum bisa disimpulkan, karena masih proses penyelidikan. Rekaman CCTV jadi alat bukti, namun belum bisa disimpulkan. Akan dikumpulkan dulu," sebutnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |