Cek SPPG, Bupati Banyuwangi Ingatkan SOP dan Higienitas Makanan MBG Cegah Keracunan

1 day ago 11

Liputan6.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mengutamakan kualitas makanan program Makan Bergizi (MBG) di Kabupaten Banyuwangi.

Hal itu disampaikan Ipuk agar kasus keracunan diduga akibat konsumsi MBG tak terulang.

Kasus keracunan dilaporkan terjadi dua kali pada sepekan terakhir. Pada kasus ini, kedua sekolah mendapat suplai MBG dari SPPG yang berbeda. Salah satu SPPG tersebut telah ditutup sementara, dan satu lagi sedang dalam proses pemeriksaan.

"Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar teman-teman pengelola SPPG tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mungkin memang tidak disengaja, tapi kalau proses dan SOP-nya dijalankan dengan benar, bisa dihindari," kata Ipuk saat meninjau salah satu SPPG di wilayah Kecamatan Giri, Senin (27/10/2025).

Ipuk mengatakan, Standar Operasional Prosedur (SOP) di tiap SPPG harus diterapkan secara baik dan maksimal. Ipuk juga meminta, seluruh makanan pada menu MBG yang disajikan harus berkualitas dan higienis.

"Dengan demikian nisa dinikmati anak-anak, dengan menu yang bervariasi. Mudah-mudahan program ini bisa terus berjalan dengan baik," harap ipuk.

Pemerintah Kabupaten/Pemkab Banyuwangi, lanjut dia, juga mendorong agar semua SPPG di Banyuwangi memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Kementerian Kesehatan dalam keputusannya yang terbaru mewajibkan dapur MBG memiliki SLHS yang diterbitkan oleh pemerintah daerah setempat.

Selain itu, Ipuk juga meminta agar sanitasi di SPPG dikelola dengan baik. Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkoordinasi dengan pengelola dapur MBG terkait pengelolaan limbah.

Yang satu ini viral di media sosial, karena sejumlah pekerja di dapur SPPG mencuci nampan untuk MBG dengan air kotor bercampur lumpur. Akibatnya SPPG yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tersebut ditutup sementara.

Promosi 1

MBG Harus Didukung Pelaksanaan Maksimal

Menurut Ipuk, MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo untuk mendukung pemenuhan gizi para anak dan siswa. Maka dari itu, program tersebut harus didukung dengan pelaksanaan yang maksimal.

"Semoga program MBG di Banyuwangi bisa berjalan lancar dan membawa manfaat. Anak-anak bisa menikmati menu-menu yang diberikan tanpa ada lagi isu terkait makanan sisa, makanan yang dibuang, atau bahkan kasus keracunan," pungkas Bupati Ipuk.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, dua kasus keracunan yang terjadi telah ditindaklanjuti. SPPG yang menyuplai MBG di dua sekolah yang keracunan telah dihentikan sementara oleh kordinator wilayah BGN, hingga seluruh prosedur dan fasilitas dipenuhi sesuai hasil investigasi.

"Berikutnya, proses investigasi juga masih berlangsung di SPPG lain yang menyuplai sekolah tersebut," ucap Amir.

Dinas Kesehatan juga mendorong SPPG agar segera memenuhi SLHS. Pelatihan-pelatihan untuk penjamah pangan digelar sebagai salah satu syarat didapatkannya SLHS.

"Dari 38 SPPG yang telah beroperasi, 12 SPPG sudah menjalani proses sertifikasi SLHS dan siap diterbitkan sertifikatnya. Sisanya masih dalam tahap persiapan atau perbaikan sarana prasarana," ungkap Amir.

3 Komponen Harus Dijalani SPPG

Menurut Amir, untuk mendapat SLHS, ada tiga komponen yang harus dijalani SPPG. Pertama, para penjamah pangan harus mengikuti pelatihan keamanan pangan dan lulus uji kompetensi.

"Kedua, SPPG telah dinyatakan layak saat inspeksi sanitasi dan kesehatan lingkungan. Hal yang dicek dalam inspeksi antara lain kualitas air bersih, pengelolaan sampah dan limbah, sirkulasi udara, dan kebersihan peralatan masak," kata dia.

Ketiga, lanjut Amir, uji sampel dan pemeriksaan kesehatan. Pengujian dilakukan pada sampel akanan, alat dan penjamah makanan. Hal itu untuk memastikan tidak adanya kontaminasi dalam proses memasak menu MBG.

"Pemkab terus memantau dan memfasilitasi pengurusan SLHS," tandas Amir.

Foto Pilihan

Murid-murid sekolah dasar mendapatkan perawatan di klinik darurat setelah mengalami keracunan usai menyantap makanan yang dibagikan lewat program Makan Bergizi Gratis di Bandung, Jawa Barat, pada 23 September 2025. (Timur Matahari/AFP)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |