Liputan6.com, Medan - Pihak Perusahaan Otobus (PO) Antar Lintas Sumatera (ALS) memperkirakan kecelakaan maut yang menewaskan 12 penumpang di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), bukan akibat rem blong.
Humas PT ALS, Alwi Matondang, mengatakan sistem pengereman bus ALS dengan nomor polisi B 7512 FGA pabrikan Mercedes 1626, yang diproduksi tahun 2012 sangat baik. Sistem pengereman menggunakan angin atau air break.
"Dengan sistem itu, sehingga sangat efektif di kendaraan berat," kata Alwi, Rabu (7/5/2025).
Diungkapkan Alwi, PT ALS menduga ada faktor lain yang menyebabkan bus terguling ke kiri, lalu terseret. Namun demikian, mereka juga belum bisa mendapatkan keterangan dari sopir bus karena masih menjalani perawatan.
"Kalau masalah rem blong belum bisa dipastikan, karena sopir belum bisa dimintai keterangan. Kalau bus pakai mesin Mercedes 1626 ini, seandainya rem blong, sangat jarang karena menggunakan kekuatan angin," ungkapnya.
Disebutkan Alwi, pihaknya juga mengklaim kondisi armada mereka dalam keadaan prima karena sebelum melaju dilakukan pemeriksaan. Tidak hanya itu, pemeriksaan dilakukan berkala, bukan hanya ketika mau berangkat.
"Ya, menurut kami, layak, pemeriksaan berkala wajib dicek," bebernya.
Rekaman CCTV
Informasi dihimpun Liputan6.com, berdasarkan rekaman video Closed Cirkuit Television (CCTV) yang diunggah akun Facebook Kominfo Padang Panjang, sebelum bus ALS tersebut terguling, ada sebuah mobil pribadi yang diduga hendak menyeberang jalan secara tiba-tiba saat bus melaju.
Dalam rekaman itu juga, tampak bus melaju dari sisi kiri dan mobil pribadi dari arah berlawanan. Kemudian mobil diduga hendak menyeberang, dan bus akhirnya memutar haluan ke kiri sampai akhirnya terguling ke kiri.
Terlihat juga dalam video itu seorang pengendara sepeda motor yang awalnya diduga berada di belakang mobil pribadi menoleh ke belakang karena kaget. Mobil tiba-tiba melambatkan laju kendaraannya, dan mencoba menyeberang.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, AKBP M Reza Chairul Akbar membenarkan beberapa detik sebelum bus terguling ada mobil berhenti dari arah berlawanan. Namun, dia belum bisa memastikan apakah kecelakaan akibat bus mengelakkan mobil pribadi atau bukan.
"Belum bisa disimpulkan, karena masih proses penyelidikan. Rekaman CCTV jadi alat bukti, namun belum bisa disimpulkan. Akan dikumpulkan dulu," sebutnya.
12 Orang Tewas
Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) mengalami kecelakaan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa, 6 Mei 2025. Sebanyak 12 orang penumpang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa ini.
Humas PT ALS, Alwi Matondang mengatakan, bus yang mengalami kecelakaan tersebut bernomor polisi B 7512 FGA. Selain 12 korban jiwa, ada 23 penumpang mengalami luka-luka dan kini masih dirawat.
"Saat ini informasi yang kami terima dari kepolisian korban jiwa 12 orang, luka-luka 23 orang," kata Alwi.
Sopir bus masih tidak sadarkan diri dan dirawat. Bus tersebut berangkat dari Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) dengan tujuan Jakarta pada Senin, 5 Mei 2025, pukul 08.00 WIB. Ada 6 warga Medan dalam bus tersebut.
"Kita belum tahu bagaimana kondisi enam warga Medan itu," Alwi menuturkan.
Data Korban Tewas
Informasi diperoleh Liputan6.com, korban tewas adalah Reema Andhini Pane (1) warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar.
Naufal Raihan Pane (6), warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar. Karmina Gultom (74) warga Silimapuluh, Negeri Dolok, Dolok Pandribuan, Simalungun, Sumut.
Lalu, Meleaki Sinaga (74), warga warga Silimapuluh, Negeri Dolok, Dolok Pandribuan, Simalungun, Sumut. Saruden Nainggolan (74), warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.
Kemudian, Riski Agustini Lubis (32), warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar. Desrita Nainggolan, (50) warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.
Selanjutnya, Sri Rejeki (38), warga Tenaya Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Romalola Sitanggang (74) warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.
Etrick Gustaf Wenas (26) warga Kebagusan, Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Aryudi (38) warga Bangun Sari, Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut, dan Atas Silaen (30), warga Lumban Pinasa, Habinsaran, Toba, Sumut.