Liputan6.com, Jakarta Ratusan pelajar mulai dari tingkatan SD, Mts, SMP, SMK di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Data hingga Senin (22/9/2025) ada 300 pelajar yang mengalami keracunan.
Usai kejadian itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, langsung mendatangi lokasi kejadian dan bertemu dengan pelajar yang masih mendapatkan perawatan. Dia juga melakukan inspeksi ke satuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kawasan tersebut.
Usai melakukan sidak, dia berkesimpulan penyebab 300 pelajar mengalami keracunan karena ada keteledoran di SPPG.
"Untuk yang mengalami mudah-mudahan ini semuanya aman ya. Dan saya sudah meninjau SPPG-nya. Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran," ujar Dadan, Selasa (23/9)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjawab sejumlah isu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Belakangan program ini mendapatkan serangan beruntun.
Dapur SPPG di Cipongkor Disetop Sementara
Mengacu temuan itu dan kasus keracunan lainnya, Dadan berjanji pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh pada SPPG.
"Saya sudah minta untuk stop sementara," imbuhnya.
Banyak Keracunan MBG karena SPPG Baru Belum Terbiasa
Dalam kesempatan yang sama, Dadan juga menanggapi maraknya kasus keracunan MBG yang belakang terjadi. Dia berdalih kejadian keracunan biasanya dikelola SPPG baru yang belum terbiasa memproduksi paket MBG dalam jumlah besar.
"Memang untuk awal-awal baiknya dua sekolah dulu, tiga sekolah dulu, sampai terbiasa seperti itu, dan sepertinya yang lagi SPPG ini dia berusaha untuk dalam jumlah besar di awal. Jadi itu ada kesalahan teknis," jelasnya.
Standar SPPG
Dadan kemudian menjelaskan standar operasional sebuah dapur MBG. Antara lain, harus higienitas, kelengkapan peralatan, serta personel.
Kendati begitu, ia tidak memungkiri masih ada sejumlah kendala teknis dalam pada pelaksanaannya.
"Kadang mereka harus bangun malam dan menyiapkan dalam waktu singkat. Sekarang kami instruksikan agar makanan diproses tidak lebih dari 4–5 jam. Selain itu, bahan baku juga harus berasal dari supplier berkualitas," jelasnya.