Aksi Peduli Petani Singkong di Lampung Ricuh, 10 Polisi Luka Akibat Lemparan Batu

5 hours ago 3

Liputan6.com, Lampung - Unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia di depan Kantor Gubernur Lampung, Senin (5/5/2025), berakhir ricuh. Aksi yang melibatkan ratusan massa dari lima kabupaten dan sejumlah organisasi kepemudaan Cipayung Plus itu berubah panas setelah audiensi antara perwakilan massa dan pihak Pemerintah Provinsi Lampung gagal menemukan kesepakatan.

Kericuhan yang terjadi menyebabkan sepuluh anggota kepolisian mengalami luka-luka. Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun.

“Iya benar, sebanyak 10 personel kami terluka saat berusaha mengendalikan situasi yang mulai tidak kondusif. Petugas dilempari batu dan benda keras oleh sejumlah demonstran,” ungkap Yuyun kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

Salah satu korban dengan luka paling serius adalah Bripka Yuli Setiawan, anggota Provos Polsek Teluk Betung Selatan. 

"Korban mengalami luka robek di bagian kepala akibat terkena lemparan benda tumpul dan langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk penanganan lebih lanjut," terangnya.

Polisi Identifikasi Pelaku, Aksi Anarkis Dinilai Langgar Hukum

Selain Bripka Yuli, delapan personel dari Dit Samapta Polda Lampung juga mengalami luka akibat lemparan batu. Cedera yang dialami bervariasi, mulai dari luka di dagu, pipi, leher, hingga tangan. Tim medis yang bersiaga di lokasi memberikan penanganan darurat menggunakan ambulans yang telah disiapkan sebelumnya.

"Korban lainnya, Bripka Ali Hanafi dari Sat Intelkam Polresta Bandar Lampung, terkena lemparan rambu lalu lintas yang diarahkan ke arah petugas. Sementara Briptu Rio Candra dari Brimobda Lampung menderita luka di dagu kanan akibat lemparan batu keras," sebutnya. 

Polda Lampung menyayangkan terjadinya aksi kekerasan dalam unjuk rasa tersebut. Kombes Yuyun menegaskan bahwa pihak kepolisian tetap menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat, namun menolak segala bentuk aksi anarkis.

“Kami telah mengidentifikasi sejumlah pelaku yang melakukan penyerangan terhadap aparat. Tindakan tegas akan diambil sesuai hukum yang berlaku. Negara tidak boleh tunduk pada kekerasan,” dia menandasi.

Meski sempat terjadi ketegangan, pihak kepolisian berhasil membubarkan massa secara bertahap hingga menjelang sore, dan situasi di kawasan Kantor Gubernur Lampung kembali kondusif.

Bentrok Diawali dari Aksi Saling Dorong Antara Pengunjuk Rasa dengan Polisi

Sebelumnya, aksi unjuk rasa ratusan massa dari kalangan petani dan mahasiswa di depan Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Senin (5/5/2025), berakhir ricuh. Aksi yang menuntut kenaikan harga singkong ini memanas ketika pengunjuk rasa mencoba menerobos barikade petugas.

Sejak pagi, massa berkumpul dan bergerak menuju gerbang Pemprov Lampung. Ketegangan meningkat saat mereka tidak diizinkan masuk ke dalam kompleks pemerintahan. Massa yang merasa aspirasinya dihalangi mulai mendorong dan merusak pagar kawat berduri yang dipasang petugas untuk mengamankan area.

“Kami ini rakyat yang sedang menderita. Harga singkong jatuh, kami tak bisa makan. Kami hanya ingin didengar,” teriak seorang peserta aksi melalui pengeras suara, disambut sorakan massa lainnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |