Liputan6.com, Jakarta PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengonfirmasi pengunduran diri dua tokoh penting dalam jajaran manajemen, yakni Nila Marita Indreswari dari posisi Direktur dan Garibaldi Thohir dari posisi Komisaris.
Nila Marita diketahui memilih untuk mengejar minat lain di luar perusahaan. Sementara itu, Garibaldi Thohir mengutarakan niatnya untuk lebih memusatkan perhatian pada usaha keluarga yang selama ini juga menjadi bagian dari fokus bisnisnya. Tidak ada indikasi bahwa pengunduran diri ini disebabkan oleh dinamika internal perusahaan.
"Nila Marita berencana untuk fokus pada minat lain di luar Perseroan Garibaldi Thohir berencana untuk fokus di usaha keluarganya," ungkap Corporate Secretary PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, R A Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (16/5/2025).
Perseroan menegaskan bahwa keputusan mundurnya kedua tokoh ini tidak berkaitan dengan strategi maupun arah jangka panjang perusahaan. Dengan demikian, kelangsungan operasional dan rencana pertumbuhan perusahaan diyakini tidak akan terganggu oleh perubahan susunan manajemen ini. Proses transisi dipastikan akan dilakukan secara tertib dan profesional.
Menjawab Isu Merger: Belum Ada Kesepakatan Apapun
Menanggapi spekulasi yang beredar di media massa mengenai kemungkinan terjadinya merger, perusahaan memberikan klarifikasi tegas. Saat ini, tidak ada kesepakatan apapun yang telah dicapai dengan pihak manapun terkait hal tersebut. Pernyataan ini diharapkan dapat meredakan spekulasi yang berpotensi menyesatkan pasar dan pemegang saham.
Perusahaan mengakui bahwa dari waktu ke waktu, memang menerima berbagai pendekatan dan penawaran dari sejumlah pihak. Namun, seluruh komunikasi tersebut bersifat sangat awal, informal, dan belum mengikat. Banyak di antaranya juga dilakukan secara tidak langsung, sehingga belum layak untuk dipublikasikan lebih lanjut.
Karena sifat pembicaraan yang masih prematur, perusahaan belum berada dalam posisi untuk mengungkapkan identitas pihak manapun yang terlibat. Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk selalu menjaga keterbukaan informasi kepada publik jika nantinya terdapat perkembangan signifikan yang relevan untuk disampaikan secara resmi.
"Hal ini bersifat rahasia, tidak mengikat dan masih dalam tahap yang sangat awal, serta seringkali disampaikan secara informal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saat ini perseroan tidak dalam posisi untuk mengungkapkan identitas pihak manapun," ujar R A Koesoemohadiani
Siapkan Rencana Buyback Saham hingga Rp3,33 Triliun
Dalam waktu dekat, perseroan berencana mengajukan proposal kepada para pemegang saham untuk melakukan pembelian kembali saham (share buyback) senilai maksimal USD200 juta, atau setara dengan Rp3,33 triliun dengan asumsi kurs Rp16.500 per dolar AS. Proposal ini akan diajukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Juni 2025.
Apabila disetujui, pembelian kembali saham akan dilaksanakan selama periode 12 bulan, mulai dari 19 Juni 2025 hingga 18 Juni 2026. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengelola struktur modal secara lebih fleksibel dan optimal, khususnya dalam rangka menghadapi dinamika pasar dan kebutuhan internal di masa depan.
Tujuan dari aksi korporasi ini tidak hanya untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan, tetapi juga membuka ruang bagi potensi program seperti kepemilikan saham karyawan dan manajemen. Kebijakan ini juga mencerminkan niat perusahaan untuk mengalokasikan kelebihan modal secara lebih efisien demi mendukung nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.
Fleksibilitas Modal Jadi Kunci Strategi Jangka Menengah
Langkah pembelian kembali saham oleh perusahaan dinilai sebagai sinyal positif terkait kesiapan korporasi dalam mengelola kelebihan modal yang tersedia. Dengan struktur keuangan yang solid, perusahaan kini memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menyesuaikan strategi modal sesuai kebutuhan bisnis dan peluang yang muncul ke depan.
Buyback ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk merancang skema insentif baru bagi karyawan dan manajemen melalui program kepemilikan saham, yang dapat mendorong motivasi dan keterikatan terhadap performa perusahaan. Meski masih akan dikaji dan disesuaikan dengan keputusan manajemen ke depan, rencana ini menunjukkan pendekatan yang adaptif dan berorientasi jangka panjang.
Tidak kalah penting, langkah ini dapat meningkatkan nilai saham di pasar dengan menurunkan jumlah saham beredar. Dalam jangka menengah hingga panjang, hal ini berpotensi memberikan nilai tambah bagi para investor, sejalan dengan prinsip tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab dan proaktif dalam pengelolaan modal.