Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk menempatkan keberlanjutan sebagai kebutuhan ekonomi yang esensial, bukan sekadar tanggung jawab korporasi. Di tengah meningkatnya tuntutan regulasi, dinamika geopolitik, serta ketidakpastian pasar dan ekspektasi konsumen yang terus berkembang, praktik keberlanjutan menjadi kunci dalam memastikan ketahanan bisnis jangka panjang.
Keberlanjutan juga menjadi elemen penting dalam mempertahankan keunggulan kompetitif LPKR di tengah kompleksitas lingkungan operasional dan lanskap sosial ekonomi yang terus berubah.
Group CEO Lippo Indonesia John Riady menjelaskan, investasi dalam pembangunan yang bertanggung jawab memungkinkan perusahaan menciptakan nilai jangka panjang sekaligus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan.
Sebagai perusahaan yang berorientasi pada masa depan, perusahaan dengan kode saham LPKR ini berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan serta memberikan dampak transformatif bagi jutaan masyarakat yang dilayani di seluruh Indonesia, termasuk generasi mendatang.
Komitmen LPKR terhadap keberlanjutan juga tercermin dalam kontribusinya terhadap penciptaan lapangan kerja tidak langsung melalui ekosistem mitra bisnis yang luas, seperti kontraktor, pemasok, vendor, dan penyewa. Dalam menjalankan operasionalnya, LPKR berupaya memperkuat perekonomian lokal dengan menggandeng individu dan mitra yang berdomisili di wilayah operasional perusahaan.
Rekrut Tenaga Kerja Lokal
Pada segmen real estate, perusahaan bekerja sama dengan vendor dan perusahaan outsourcing untuk merekrut tenaga kerja lokal guna mendukung operasional Town Management Division (TMD).
Di Lippo Cikarang, perusahaan menjalin kemitraan dengan UMKM lokal untuk penyaluran beras, sebagai bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan. Di Lippo Village bermitra dengan UMKM untuk menyediakan beras bersubsidi bagi warga di dalam dan sekitar township.
Adapun di Tanjung Bunga, Makassar, perusahaan mengadakan Pasar Beras Murah sebagai upaya meringankan beban ekonomi masyarakat sekaligus mendukung UMKM lokal.
Pada segmen gaya hidup, LPKR mendukung ribuan penyewa yang turut menciptakan lapangan kerja dalam operasional harian mereka.
Selain bermitra dengan penyewa jangka pendek, yang mayoritas merupakan pelaku UMKM, LPKR juga aktif menyediakan ruang ritel dan menyelenggarakan acara terkurasi bagi mereka untuk membantu memasarkan produk dan layanan.
Lippo Karawaci Cetak Laba Bersih Rp 169 Miliar di Kuartal I 2025
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 169 miliar pada Kuartal I 2025. Angka ini mampu membalikkan kerugian sebesar Rp 179 miliar pada kuartal I 2024. EBITDA sendiri sebesar Rp 375 miliar.
Lippo Karawaci mempertahankan posisi likuiditas yang sehat dengan kas pada akhir periode meningkat menjadi Rp 2,77 triliun, dari Rp 2,62 triliun tahun sebelumnya, yang mencerminkan pengelolaan kas yang efektif.
Group CEO Lippo Indonesia John Riady mengatakan, perusahaan memulai tahun 2025 dengan positif, didukung oleh eksekusi yang terfokus, ketahanan operasional, dan disiplin finansial yang kuat.
"Strategi kami dalam menyediakan hunian terjangkau terus mendapatkan respons positif dari konsumen akhir, sementara upaya pengurangan utang mulai menunjukkan hasil nyata melalui penurunan biaya bunga," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (5/5/2025).
"Kami tetap berkomitmen untuk memperluas akses terhadap hunian berkualitas bagi lebih banyak masyarakat Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan." tambah dia.
Pelunasan Obligasi
Pada Kuartal I 2025, biaya bunga bersih turun 71% YoY menjadi Rp93 miliar. Penurunan ini didorong oleh keberhasilan pelunasan obligasi sebesar Rp1,04 triliun dan pinjaman bank sebesar Rp740 miliar, yang menggarisbawahi komitmen LPKR untuk mengurangi utang sekaligus mengoptimalkan struktur modalnya. Upaya ini telah menghasilkan neraca yang lebih kuat dan biaya pendanaan yang lebih rendah di masa mendatang.
Secara umum, pencapaian ini mencerminkan fokus Perusahaan pada pelaksanaan bisnis inti, kinerja operasional yang solid, manajemen biaya yang efisien, dan pengurangan hutang.
Segmen properti LPKR mencatat pra penjualan sebesar Rp 1,26 triliun pada Kuartal I 2025, mencapai 20% dari target tahun ini. Hasil tersebut didukung oleh permintaan berkelanjutan untuk rumah tapak yang terjangkau di berbagai lokasi, dengan kontribusi 80% dari total pra penjualan yang mencerminkan minat yang kuat dari pembeli rumah pertama maupun pengguna akhir.