Survey Gaji Robert Walters Indonesia, Soft Skill dan Teknologi Menjadi Kunci

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Lebaran, muncul fenomena tahunan yang kian terasa, banyak profesional mulai membuka peluang baru dengan mencari pekerjaan lain berharap untuk mendapatkan posisi atau kompensasi dan flexibilitas waktu bekerja yang lebih baik.

Bukan sekadar rutinitas pasca libur panjang, tapi langkah penuh perhitungan dari generasi Gen Y hingga Gen Z yang menjadikan momen ini sebagai waktu ideal untuk mengevaluasi ulang arah karier dan membuka jalan baru dalam perjalanan profesional mereka.

Suasana kerja setelah libur Lebaran tidak hanya membawa energi baru, tetapi juga memicu dorongan reflektif yang kuat bagi banyak profesional.

Momentum ini dimanfaatkan secara diam-diam oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan muda hingga senior, untuk mengevaluasi kondisi pekerjaan saat ini dan membuka opsi karier yang lebih relevan dengan target pribadi maupun tren industri.

Fenomena ini tercermin dalam meningkatnya aktivitas pencarian kerja di platform digital dan interaksi dengan headhunter, terutama pada pekan-pekan pertama setelah Lebaran. Lonjakan ini bukan kebetulan. Banyak profesional menjadikan libur panjang sebagai ruang jeda untuk merenungkan nilai pekerjaan, keseimbangan hidup, dan arah pengembangan kompetensi ke depan.

Menurut survei gaji Robert Walters Indonesia 2025, transformasi prioritas profesional Indonesia semakin mengarah pada pencarian tempat kerja yang tidak hanya menawarkan kompensasi tinggi, tetapi juga akses terhadap teknologi mutakhir, fleksibilitas kerja, dan paparan global.

Momentum pasca Lebaran memang menawarkan ruang yang pas untuk refleksi. Bagi sebagian besar pekerja, hari-hari cuti menjadi waktu istirahat yang langka sekaligus momen untuk menilai apakah pekerjaan yang dijalani saat ini masih sejalan dengan harapan dan tujuan hidup ke depan.

Di sisi lain, tunjangan hari raya (THR) yang sudah diterima kerap menjadi ‘jaring pengaman’ emosional untuk berani mengambil langkah baru entah dengan mencari pekerjaan

Kombinasi antara keinginan akan perubahan dan kesiapan untuk bertumbuh inilah yang menjadikan fenomena ini penting untuk dipahami, baik oleh pencari kerja maupun oleh perusahaan yang ingin mempertahankan talenta terbaiknya.

Michelle Tanjung, Associate Director Robert Walters Indonesia, menjelaskan bahwa seiring berkembangnya integrasi teknologi dalam proses kerja, 54% profesional menyatakan bahwa kesempatan akses yang lebih luas terhadap AI dan teknologi baru, kini menjadi bagian penting dari strategi kerja di banyak sektor.

"Hal ini menandakan adanya pergeseran orientasi kerja, dari metode konvensional menuju sistem berbasis teknologi cerdas. Adopsi teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI), machine learning, automasi, hingga cloud computing mulai diterapkan secara luas, khususnya di sektor logistik untuk efisiensi rantai pasok, di human resource untuk optimasi proses rekrutmen, serta di layanan pelanggan melalui chatbot dan analitik perilaku," ujarnya.

Survey

Berikut ini hasil survey gaji Robert Walters Indonesia 2025 di mana generasi produktif sadar untuk mengintegrasikan teknologi seperti AI dalam pekerjaan dan soft skills yang dicari oleh banyak perusahaan saat ini:

Integrasi AI dan Teknologi Baru 

Hasil survei Salary Survey 2025 dari Robert Walters menunjukkan tren mengintegrasikan AI dan teknologi baru mengindikasikan bahwa karyawan tak hanya menginginkan efisiensi, tetapi juga pengalaman kerja yang lebih modern dan terintegrasi secara digital.

Proses ini didorong oleh kebutuhan akan kecepatan dalam pengambilan keputusan berbasis data, akurasi tinggi dalam operasional, serta penyesuaian dengan ekspektasi digital-native customer.

Perusahaan yang mampu menyediakan tools berbasis teknologi canggih dalam workflow-nya dinilai lebih menarik oleh para profesional muda dan Gen Z, yang tumbuh bersama kemajuan teknologi digital.

Soft Skill 

Meskipun keterampilan teknis menjadi sorotan utama, soft skill tetap berperan krusial dalam menjaga daya saing tenaga kerja di era transformasi digital.

Dalam survei ini, 53% perusahaan menyebutkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis merupakan soft skill paling dibutuhkan, terutama dalam menghadapi dinamika pasar yang cepat dan kompleks. Karyawan yang mampu menganalisis situasi secara logis dan mengambil keputusan strategis menjadi aset penting bagi organisasi.

Di sisi lain, kemampuan untuk memimpin dan berkolaborasi dalam tim (46%) juga dinilai esensial, khususnya dalam konteks kerja hybrid atau remote, di mana koordinasi lintas platform dan keterlibatan tim menjadi tantangan tersendiri.

Keterampilan komunikasi yang kuat (40%) juga masuk dalam daftar utama karena dibutuhkan dalam menyampaikan ide secara efektif kepada rekan kerja lintas divisi atau generasi.

Sementara itu, karakter personal seperti sikap positif dan daya tahan mental (35%) makin dihargai sebagai indikator profesionalisme dan konsistensi kerja, terutama saat menghadapi tekanan atau perubahan mendadak.

Adaptabilitas dan fleksibilitas (28%) juga menjadi kunci dalam menghadapi tuntutan kerja yang terus berubah, seperti pergeseran peran akibat otomatisasi atau penyesuaian jobdesk berdasarkan kondisi pasar.

Survei ini dilakukan oleh Robert Walters pada akhir tahun 2024 dengan melibatkan 400 lebih responden dari berbagai industri, termasuk sektor keuangan, teknologi informasi, manufaktur, logistik, dan ritel. Partisipan terdiri dari profesional berpengalaman, manajer SDM, hingga pengambil keputusan strategis.

Tujuan utama survei ini adalah untuk mengidentifikasi preferensi, ekspektasi, dan kekhawatiran utama para profesional dalam menghadapi perubahan pasar kerja, khususnya terkait gaji, arah karier, dan faktor retensi karyawan di tahun mendatang.

Data yang disajikan dalam Salary Survey 2025 tidak hanya mengacu pada tanggapan survei, tetapi juga berdasarkan pada ribuan data penempatan yang dilakukan Robert Walters sepanjang tahun 2024 di berbagai level jabatan dan spesialisasi pekerjaan.

Survei ini kini memasuki edisi ke-26 dan menjadi referensi penting bagi perusahaan dalam menyusun strategi rekrutmen, menetapkan benchmark gaji berdasarkan sektor, serta merancang program pelatihan dan pengembangan talenta yang relevan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |