Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) terus memperkuat ekspansi bisnisnya untuk mempercepat penetrasi digital di Indonesia dengan menghadirkan layanan internet yang terjangkau.
Sebagai bagian dari strategi tersebut, perseroan akan melakukan aksi korporasi besar di pasar modal guna memperoleh suntikan dana segar dalam jumlah signifikan.
Manajemen WIFI mengungkapkan perseroan akan melaksanakan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) atau rights issue, dengan total nilai sekitar Rp 5,9 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan akan menerbitkan sebanyak 2.949.193.897 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham. Adapun rasio rights issue yang ditetapkan adalah 4:5, artinya setiap pemegang 4 saham lama berhak atas 5 saham baru. Bagi pemegang saham yang tidak mengambil bagian, akan terjadi dilusi kepemilikan hingga 55,56 persen.
Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/4/2025), dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan untuk penambahan modal ke entitas anak perseroan, PT JIA.
Selanjutnya, JIA akan menyalurkan dana tersebut kepada PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), yang akan memanfaatkannya sebesar 98,36 persen untuk pembangunan jaringan Fiber to The Home (FTTH) sebanyak 4 juta sambungan di Pulau Jawa. Sisanya, 1,64 persen, akan digunakan sebagai modal kerja.
Aksi korporasi ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu, 4 September 2024. WIFI juga telah mengajukan dokumen pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 April 2025 dan saat ini sedang menunggu tanggapan.
Gerak Saham
Berdasarkan jadwal yang direncanakan, cum right di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 11 Juni 2025, disusul EX Right pada 12 Juni 2025. Selanjutnya, Perdagangan dan Pelaksanaan HMETD rencananya dilaksanakan pada 17 – 23 Juni 2025.
Pelaksanaan rights issue ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan perseroan, sehingga meningkatkan kesehatan keuangan dan mendukung pengembangan usaha secara berkelanjutan.
Menyusul pengumuman tersebut, saham WIFI terpantau berada di zona hijau. Pada perdagangan hari ini, Jumat 11 April 2025, saham WIFI naik 14,65 persen ke posisi 2.270 sekitar pukul 10.00 WIB.
Pada penutupan sesi pertama, saham WIFI naik 14,65 persen ke posisi Rp 2.270 per saham. Harga saham WIFI dibuka ke posisi Rp 2.110 per saham. Harga saham WIFI berada di level tertinggi Rp 2.390 dan level terendah Rp 2.070 per saham. Total frekuensi perdagangan 34.008 kali dengan volume perdagangan 1.658.274 saham. Nilai transaksi Rp 371,6 miliar.
Dalam sepekan, saham WIFI telah naik 25,56 persen dan naik 451,22 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).
Kantongi Laba Rp 231 Miliar pada 2024, Naik 295 Persen YoY
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menunjukkan performa positif pada 2024. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 231,18 miliar, meningkat hampir 295 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang hanya Rp 58,54 miliar. Peningkatan ini ditopang oleh lonjakan pendapatan yang signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pendapatan WIFI selama 2024 naik 52,92 persen menjadi Rp 671,85 miliar, dibandingkan Rp 439,32 miliar pada tahun 2023. Sektor iklan masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan total Rp 320,38 miliar, naik dari Rp 268,76 miliar di tahun sebelumnya. Pendapatan dari layanan bandwidth juga mengalami lonjakan tajam menjadi Rp 227,19 miliar dari sebelumnya hanya Rp 55,27 miliar.
Selain itu, sektor penyewaan core ikut tumbuh menjadi Rp 101,90 miliar, naik dari Rp 58,58 miliar. Menariknya, pada tahun 2024, WIFI mulai mencatatkan pendapatan dari dua lini bisnis baru yaitu Manage Telco Service sebesar Rp 25,07 miliar, serta Colocation senilai Rp 2,36 miliar dua pos yang pada 2023 belum menyumbang pendapatan.
Menekan Beban Pokok
Tak hanya mencatat pertumbuhan pendapatan, WIFI juga berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 257,08 miliar, turun 3,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 267,35 miliar.
Strategi efisiensi ini menghasilkan peningkatan laba bruto hingga 141,18 persen menjadi Rp 414,77 miliar pada akhir 2024, dibandingkan Rp 171,97 miliar pada tahun sebelumnya.
Total Aset
Setelah dikurangi beban umum dan administrasi sebesar Rp 68,67 miliar serta beban lain-lain Rp 1,20 miliar, laba usaha perusahaan naik drastis menjadi Rp 344,89 miliar, tumbuh 175,24 persen dibandingkan 2023.
Dari sisi pajak, laba sebelum pajak penghasilan meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 272,38 miliar, sementara kontribusi pajak ke negara juga melonjak jadi Rp 43,10 miliar, naik 362,52 persen dari Rp 9,31 miliar pada 2023. Laba per saham dasar pun naik signifikan dari 25,96 menjadi 99,58 per lembar saham.
Secara keuangan, total aset perusahaan juga meningkat pesat sebesar 85,86 persen, dari Rp 1,56 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 2,90 triliun pada akhir 2024. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kenaikan ekuitas menjadi Rp 969,84 miliar dan liabilitas menjadi Rp 1,93 triliun.
Tak hanya dari sisi kinerja keuangan, saham WIFI juga menunjukkan performa luar biasa di pasar modal. Dalam enam bulan terakhir, harga sahamnya melonjak 576,69 persen dari Rp 266 per saham (30 September 2024) menjadi Rp 1.800 pada penutupan 27 Maret 2025. Peningkatan paling tajam terjadi sejak awal tahun 2025. Pada 2 Januari, harga saham WIFI berada di level Rp 410, kemudian sempat menyentuh Rp 2.610 pada 26 Februari 2025.