Sehat dan Ceria, Begini Kondisi Terkini Bilqis Usai Diculik dan Dijual ke Suku Anak Dalam

4 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta- Setelah melewati peristiwa traumatis penculikan dan penjualan hingga ke pedalaman Jambi, kondisi Bilqis (4) kini berangsur membaik. Bocah yang sempat menghebohkan publik itu mulai tampak ceria dan aktif kembali.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, drg. Ita Isdiana Anwar, mengunjungi Bilqis di rumahnya di Jalan Pelita II, untuk memantau kondisi fisik dan psikologisnya pascapemulihan.

“Alhamdulillah, kondisi Bilqis saat ini sehat dan ceria. Kami bersama tim Puspaga sudah melihat perkembangannya, terutama dari sisi psikososial,” ujar Ita, Selasa (11/11/2025).

Ita menjelaskan, pendekatan terhadap Bilqis dilakukan secara perlahan melalui kegiatan mewarnai dan memilih gambar sebagai media komunikasi. Dari situ, tim bisa membaca kondisi emosional sang anak.

“Awalnya, gambar yang dipilih Bilqis adalah wajah menangis dan wajah takut. Tapi setelah sekitar dua jam, dia mulai memilih gambar tersenyum. Itu pertanda bahwa dia mulai merasa aman dan nyaman bersama kami,” tutur Ita.

Dia menambahkan, suasana hangat mulai terbangun saat sesi tersebut berlangsung.

“Kami bahkan sempat berpelukan, dan Bilqis tampak mulai terbuka,” katanya.

Cenderung Lebih Keras dan Kasar

Meski kondisinya membaik, menurut keterangan sang ayah, Bilqis kini cenderung lebih keras dan kasar dalam perilakunya sehari-hari. Tim DP3A belum dapat menyimpulkan apakah perubahan tersebut merupakan efek trauma dari peristiwa penculikan yang dialaminya.

Untuk itu, DP3A bersama tim psikolog dan psikiater dari Puspaga Makassar akan melanjutkan sesi pendampingan dan trauma healing pada Kamis mendatang.

“Pendekatan dilakukan secara persuasif dan bertahap, karena Bilqis masih berusia 4 tahun. Kami ingin pemulihan berjalan dengan tenang tanpa tekanan,” ujar Ita.

DP3A juga mengimbau orang tua dan keluarga agar tidak menanyakan kronologi kejadian kepada Bilqis, untuk mencegah trauma kembali muncul.

“Beberapa hari terakhir kami sengaja tidak berkunjung ke rumahnya karena banyak orang datang, bahkan ada yang sekadar mencari perhatian di media sosial. Kami ingin Bilqis merasa benar-benar aman,” jelas Ita.

Bilqis Hilang Awal November

Bilqis sempat menghilang dari area taman bermain Taman Pakui Sayang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan sejak Minggu (2/11/2025). Bilqis ditemukan selamat usai dijual hingga ke kelompok Suku Anak Dalam di Desa Mentawak, Kabupaten Merangin, Jambi, Sabtu (8/11/2025) malam.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro membeberkan kronologi lengkap di balik kasus penculikan anak tersebut. Pelaku penculikan Bilqis bukan tindakan tunggal, melainkan melibatkan jaringan perdagangan anak lintas provinsi.

"Kasus ini melibatkan jaringan yang sangat luas. Karena kami pernah bertugas di Dirtipidum Mabes Polri, koordinasi antarwilayah bisa kami lakukan dengan baik. Proses penyelidikan dan penangkapan tersebar di beberapa tempat," ujar Djuhandhani di Mapolrestabes Makassar, Senin (10/11/2025).

Dari hasil penyelidikan, pelaku utama diketahui bernama Sri Yuliana alias Ana (30), seorang pembantu rumah tangga asal Kecamatan Rappocini, Makassar.

Ana membawa Bilqis ke kosnya di Jalan Abu Bakar Lambogo. Lalu menawarkan anak itu di grup Facebook Adopsi Anak menggunakan akun samaran. Dalam unggahan tersebut, Ana mengklaim Bilqis adalah anaknya dan tidak mampu merawatnya karena berasal dari keluarga tidak mampu.

Tawaran itu menarik perhatian Nadia Hutri (29), warga Sukoharjo, Jawa Tengah, yang berdomisili di Jakarta. Dia menghubungi Ana dan sepakat membeli Bilqis seharga Rp 3 juta.

"Kemudian ada yang berminat membeli korban, yaitu NH yang berasal dari Jakarta dan datang ke Makassar untuk mengambil korban dengan transaksi sebesar Rp 3 juta di kos pelaku," jelas Djuhandhani.

Setelah transaksi, Nadia langsung membawa Bilqis ke Jambi. Di sana, dia menghubungi Adit Prayitno Saputra (36) dan Meriana (42) untuk menjual anak tersebut kepada pasangan suami istri itu. Mereka sepakat membeli Bilqis seharga Rp 15 juta.

"Selanjutnya, korban dibawa oleh NH ke Jambi dan sempat transit di Jakarta, lalu dijual kepada AS dan MA dengan harga Rp 15 juta, dengan alasan membantu keluarga yang telah 9 tahun belum memiliki anak," bebernya.

"Setelah penyerahan korban, NH langsung melarikan diri ke Sukoharjo, Jawa Tengah. NH mengaku telah tiga kali menjadi perantara adopsi ilegal," ungkap Djuhandhani.

Dijual ke Suku Anak Dalam Rp 80 Juta

Nasib tragis Bolqis tak berhenti di situ. Meriana kembali menjual Bilqis kepada kelompok Suku Anak Dalam di wilayah Mentawak, Kabupaten Merangin, Jambi. Transaksi kali ini dilakukan dengan nilai mencapai Rp80 juta.

"AS dan MA lalu menjual kembali kepada kelompok salah satu suku di Jambi dengan harga Rp 80 juta. Dari hasil interogasi keduanya juga mengaku telah memperjualbelikan 9 bayi dan 1 anak melalui aplikasi TikTok dan WhatsApp," terangnya.

Belakangan, Nadia mengetahui berita viral soal penculikan anak di Makassar. Dia menyadari anak yang dibawanya adalah korban yang sama. Dia panik, apalagi setelah tahu pelaku utama, Sri Yuliana, telah lebih dulu ditangkap polisi.

Nadia bersama Meriana dan Adit kemudian mencoba mengambil kembali Bilqis dari warga Suku Anak Dalam, namun ditolak. Tak lama kemudian, ketiganya berhasil diamankan aparat gabungan Polda Sulsel di wilayah Kabupaten Kerinci, Jambi.

"Kami akan terus mengembangkan kasus ini dan berkoordinasi dengan Bareskrim Polri," tegas Djuhandhani.

Pengakuan Pelaku Penculikan

Sri Yuliana alias Ana (30) mengaku nekat menculik balita Bilqis (4) di Taman Pakui Sayang, Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, karena desakan ekonomi. Bilqis dijual Rp 3 juta kepada wanita yang dikenal Ana di grup Facebook.

Wanita misterius ini sebelumnya sempat terekam CCTV membawa Bilqis dari Taman Pakui Sayang.

Saat proses pemeriksaan di Polrestabes Makassar, Ana mengakui perbuatannya. Ia menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya tidak ada niat jahat dan ingin membawa Bilqis untuk dirawat, sebelum akhirnya menjual korban karena desakan ekonomi.

"Awalnya mau ji ambil itu anak untuk dirawat dengan baik. Tapi karena kami butuh uang, jadi tanggal 3 (November) itu saya jual," kata Ana dengan suara pelan saat diinterogasi, Sabtu (8/11/2025) malam.

Ana mengaku berkenalan dengan seorang perempuan asal Jakarta lewat media sosial Facebook. Dalam percakapan di grup bertema Adopsi Anak itu, perempuan itu mengaku sudah menikah selama sembilan tahun namun belum memiliki anak.

“Saya kenalan di Facebook, grup adopsi anak. Saya chat duluan karena lihat postingannya bilang tidak punya anak selama sembilan tahun. Akhirnya saya kasih nomor telepon dan lanjut lewat WhatsApp,” cerita Ana.

Setelah berkomunikasi intens, perempuan asal Jakarta itu menawarkan uang Rp 3 juta agar Ana menyerahkan seorang anak untuk diadopsi. Uang muka sebesar Rp 500 ribu dikirim ke rekening Ana sebelum penyerahan dilakukan.

“Dia menawarkan uang Rp 3 juta, transfer Rp 500 ribu ke rekening saya,” ujar Ana.

Ana kemudian janjian bertemu dengan pembeli di Jalan Abu Bakar Lambogo (Ablam) Lorong 10, Makassar.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |