Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham otomotif di Asia kembali turun untuk hari kedua berturut-turut. Investor semakin khawatir dengan kebijakan tarif impor mobil dan suku cadang yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Kebijakan ini menyasar kendaraan dan komponen otomotif yang tidak diproduksi di AS, yang berpotensi menghambat industri otomotif global.
Melansir CNBC, Jumat (28/3/2025), di Jepang, saham Toyota dan Honda masing-masing turun sebesar 4,29% dan 4,24% pada Jumat. Nissan, yang memiliki tiga pabrik di Meksiko, mengalami penurunan 1,63%. Sementara itu, Mazda Motor dan Mitsubishi Motor juga terkena dampaknya dengan penurunan masing-masing 3,99% dan 1,27%.
Dampak kebijakan ini juga terasa di Korea Selatan, di mana saham Kia Motors, yang memiliki fasilitas produksi di Meksiko, turun 2,66%. Hyundai Motor pun mengalami penurunan sebesar 3,53%.
Tak hanya di Jepang dan Korea Selatan, saham beberapa produsen mobil asal Tiongkok juga ikut merosot. Saham produsen kendaraan listrik Nio anjlok hingga 7,83% di bursa Hong Kong, sementara Xpeng dan Li Auto masing-masing turun 0,57% dan 0,78%.
Tarif Baru dan Dampaknya bagi Industri Otomotif
Gedung Putih mengumumkan bahwa kebijakan tarif baru ini akan mulai berlaku pada 2 April. Tarif ini akan dikenakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan impor, serta beberapa komponen utama seperti mesin dan transmisi.
Analis memperkirakan kebijakan ini akan berdampak besar terhadap harga mobil di AS, baik untuk kendaraan impor maupun produksi dalam negeri. Menurut laporan Goldman Sachs, harga mobil impor berpotensi naik antara USD 5.000 hingga USD 15.000, sementara mobil produksi lokal juga bisa mengalami kenaikan harga hingga USD 8.000.
Sebagian besar impor mobil AS berasal dari lima mitra dagang utama, yaitu Uni Eropa, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, dan Jepang. Dengan beberapa negara menyatakan akan membalas kebijakan tarif ini, kekhawatiran akan perang dagang yang berkepanjangan semakin meningkat.
"Kami melihat potensi perang dagang yang berlarut-larut karena beberapa negara seperti Kanada dan Uni Eropa berencana membalas kebijakan ini,” kata seorang analis dari ANZ.
Tantangan dalam Penerapan Kebijakan
Selain dampak langsung pada pasar saham dan harga kendaraan, kebijakan ini juga menghadapi tantangan dalam implementasinya. Konsultan politik Eurasia Group mencatat bahwa ada proses kompleks dalam penerapan tarif pada suku cadang mobil.
Pemerintah AS berencana memberikan kesempatan kepada importir mobil di bawah Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA) untuk mensertifikasi kandungan produk buatan AS. Dengan sistem ini, tarif 25% hanya akan diterapkan pada bagian yang berasal dari luar AS.
"Tarif 25% ini tidak akan berlaku untuk suku cadang mobil yang memenuhi syarat USMCA sampai Menteri Perdagangan, dengan konsultasi dari CBP, menentukan metode untuk mengenakan tarif hanya pada kandungan non-AS,” jelas Eurasia Group dalam laporannya.
Ketegangan perdagangan ini masih terus berkembang, dan investor akan terus memantau bagaimana kebijakan ini berdampak pada industri otomotif global serta hubungan dagang antara AS dan mitra-mitranya.
Saham Produsen Mobil Asia dan Eropa Anjlok, Dampak Kebijakan Tarif Dagang 25% Donald Trump
Sebelumnya, saham perusahaan otomotif di Asia dan Eropa mengalami penurunan tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru sebesar 25% untuk mobil yang tidak diproduksi di Amerika Serikat.
Keputusan ini berdampak besar pada produsen mobil Jepang, Korea Selatan, dan China, yang banyak mengandalkan pasar AS.
Setelah pengumuman tarif tersebut, saham beberapa produsen mobil utama di Asia langsung merosot. Toyota dan Honda masing-masing turun 3,69% dan 2,91%, sementara Nissan yang memiliki pabrik di Meksiko anjlok 2,92%. Mazda Motor mengalami penurunan terbesar di antara produsen mobil Jepang dengan lebih dari 6%, disusul Mitsubishi Motors yang turun 4,9%.
Di Korea Selatan, Kia Motors, yang juga memiliki pabrik di Meksiko, mengalami penurunan sebesar 2,76%. Sementara itu, produsen mobil listrik China, Nio dan Xpeng, juga terkena dampaknya dengan penurunan masing-masing sebesar 3,94% dan 1,97%.
Sementara itu, pasar saham Eropa juga terkena dampaknya. Indeks Stoxx 600 turun sekitar 1% setelah pembukaan pasar, dengan indeks otomotif Eropa anjlok 3,3%. Saham beberapa produsen mobil besar seperti Stellantis turun 5,2%, Mercedes-Benz merosot 5%, dan BMW Jerman turun 4,4%.
Dampak Besar bagi Industri Otomotif
Trump juga memperingatkan melalui Truth Social bahwa ia bisa menerapkan tarif yang lebih besar terhadap Uni Eropa dan Kanada jika mereka mencoba mengambil langkah yang merugikan ekonomi AS.
Dampak Besar bagi Industri Otomotif
Analis otomotif dari iSeeCars, Karl Brauer, menekankan keputusan ini akan berdampak luas pada industri otomotif global.
"Setiap produsen mobil yang menjual kendaraan di AS sangat bergantung pada rantai pasokan global, termasuk suku cadang dari Tiongkok," ujar Brauer, dikutip dari CNBC, Kamis (27/3/2025).
Ia menambahkan meskipun Honda atau Toyota merakit kendaraan mereka di AS, suku cadang yang berasal dari luar negeri akan meningkatkan biaya produksi.
"Ini berarti produsen mobil harus memilih antara mengurangi margin keuntungan atau menaikkan harga bagi konsumen," jelasnya dalam wawancara dengan CNBC.