Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 751,83 miliar atau setara Rp 53,57 per lembar saham.
Hal itu sebagaimana yang diumumkan dalam RUPS BTN yang diselenggarakan di Menara BTN, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Dengan besaran dividen yang disepakati tersebut, melansir Antara, dividend payout ratio (DPR) tercatat sebesar 25 persen dari laba bersih tahun buku 2024.
Jika merujuk pada tahun sebelumnya, DPR BTN baru mencapai 20 persen dari laba bersih tahun buku 2023. Begitu pula untuk tahun buku 2022, Dengan kata lain, DPR kali ini meningkat.
BTN membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024, menurun sekitar 14 persen jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih 2023 yang sebesar Rp3,5 triliun.
Dari sisi intermediasi, bank yang berfokus pada kredit perumahan ini telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 7,3 persen secara tahunan.
Sedangkan dari sisi penghimpunan simpanan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tercatat tumbuh 9,1 persen secara tahunan menjadi Rp381,67 triliun.
Pada tahun ini, BTN pun optimis aset perseroan dapat mencapai Rp500 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK yang solid.
Agenda dan Hasil RUPS BTN
Sebelumnya, RUPST BTN dijadwalkan berlangsung pada 14 Maret 2025 namun diubah menjadi 26 Maret 2025. Perubahan ini selaras dengan bank-bank lain yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Selama tiga hari berturut-turut, Himbara dijadwalkan untuk melangsungkan RUPST yang dimulai dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada Senin (24/3) dengan hasil RUPST salah satunya menyetujui pembagian dividen senilai Rp51,73 triliun dengan dividend payout ratio 86 persen.
Kemudian pada Selasa (25/3), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyepakati pembagian dividen Rp43,5 triliun dengan dividend payout ratio 78 persen. Terbaru pada Rabu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyetujui pembagian dividen Rp13,95 triliun dengan dividend payout ratio 65 persen.
Aset BTN Diproyeksi Tembus Rp 500 Triliun pada 2025
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis total aset perseroan akan melampaui Rp500 triliun pada akhir 2025. Proyeksi aset BTN ini didukung oleh pertumbuhan aset yang mencapai Rp469,61 triliun hingga akhir 2024, meningkat 7% dari Rp438,75 triliun pada 2023.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk melampaui layanan pembiayaan perumahan (going beyond mortgage) dengan solusi perbankan yang lebih komprehensif.
“Optimisme ini diperkuat oleh dukungan pemerintah dalam menyediakan hunian yang layak dan terjangkau melalui Program Tiga Juta Rumah,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).
Pertumbuhan Kredit dan DPK Jadi Motor Penggerak
BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 7,3% secara tahunan (yoy) pada 2024, dengan total penyaluran mencapai Rp357,97 triliun.
Segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menjadi kontributor utama, dengan KPR Subsidi mencapai Rp173,84 triliun (naik 7,5% yoy) dan KPR Non-Subsidi tumbuh 10,2% menjadi Rp105,95 triliun.
Selain itu, segmen kredit dengan margin tinggi (high-yield loans), seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), juga tumbuh 13,9% yoy menjadi Rp16,4 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh kerja sama dengan institusi keuangan non-bank, optimalisasi layanan payroll, serta strategi cross-selling ke nasabah institusi utama.
BTN juga menjaga kualitas kredit dengan menerapkan manajemen risiko ketat. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross berada di level 3,16% dan diproyeksikan turun di bawah 3% pada 2025.