Produsen Permen Yupi Bakal Jadi Emiten Pendatang Baru di BEI Hari Ini 25 Maret 2025

1 week ago 13

Liputan6.com, Jakarta - PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk mencatatkan saham perdana di papan utama sebagai perusahaan tercatat atau emiten ke-11 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, (25/3/2025).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk mencatatkan sebanyak 8.544.488.700 saham di BEI yang terdiri dari saham pendiri yang tidak ditawarkan 7.690.039.800 saham dan penawaran umum (initial public offering.IPO) sebanyak 754.448.900 dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Perseroan memakai kode saham YUPI sebagai pendatang baru di BEI.

Perseroan mematok harga saham perdana Rp 2.390 per saham sehingga total dana diraup mencapai Rp 2,04 triliun. Dana itu terdiri dari hasil IPO sebesar Rp 612,63 miliar dan Rp 1,42 triliun dari penawaran umum atas saham divestasi.

Dalam keterbukaan informasi BEI disebutkan, sesuai dengan ketentuan Peraturan Bursa Nomor I-A dan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00014/BEI/03-2022 pada 25 Maret 2022, jumlah Saham Free Float Perseroan per 24 Maret 2025 adalah sebanyak 854.448.900 saham atau 10% dari jumlah saham tercatat.

Selain itu, merujuk Surat Pernyataan PT Confectionery Consumer Products Indonesia (PT CCPI, calon pengendali baru) terkait kepemilikan saham dalam PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk pada 3 Maret 2025, setelah penyelesaian rencana akuisisi, PT CCPI tidak akan secara proaktif mengambil tindakan yang akan mengakibatkan PT CCPI melepaskan kepemilikan saham dalam Perseroan baik sebagian maupun seluruhnya selama periode 12 bulan sejak tanggal pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham menjadi efektif.

Promosi 1

Dana Hasil IPO

Dana hasil IPO Perseroan antara lain sekitar 72 persen untuk keperluan pembiayaan belanja modal. Hal itu seperti pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur dengan biaya perkiraan sebesar Rp 437,50 miliar. Pabrik itu paling cepat beroperasi pada 2026.

Selain itu, sekitar 28 persen akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk ekspansi bisnis baik ke pasar internasional dan pasar dalam negeri yang termasuk tapi tidak terbatas untuk keperluan term of payment, persediaan dan penambahan jumlah karyawan.

“Dana yang diperolah dari hasil penjualan saham milik pemegang saham penjual akan menjadi pemegang saham penjual,” demikian seperti dikutip.

Dalam rangka IPO ini, Perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara itu PT OCBC Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.

Produsen Permen Yupi Mau IPO Jumbo, Janjikan Sebar Dividen 80%

Sebelumnya, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham(initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, produsen permen Yupi ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 854.448.900 lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar.

Saham yang ditawarkan itu terdiri dari 256.334.700 lembar saham baru yang mewakili 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Dan, sebanyak 598.114.200 lembar saham milik PT Sweets Indonesia (PTSI) yang mewakili 7 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Dengan demikian, total saham yang ditawarkan dalam IPO PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk adalah 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada kisaran RP 2.100-2.500 per lembar. Sehingga, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 2,14 triliun dari IPO.

Rencananya, sekitar 77 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan pembiayaan belanja modal. Yaitu untuk pembangunan pabrik baru di daerah Nganjuk Jawa Timur, dengan total biaya yang diestimasi sekitar sebesar Rp 437,5 miliar dan diestimasi akan beroperasi paling cepat pada tahun 2026.

Lalu sisanya sekitar 23 persen akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis baik ke pasar internasional maupun pasar dalam negeri. Termasuk tapi tidak terbatas untuk keperluan term of payment, persediaan dan penambahan jumlah karyawan.

Janjikan Dividen hingga 80 Persen Laba

Setelah IPO, manajemen perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen kepada seluruh pemegang saham perseroan hingga 80 persen dari laba bersih. Namun kebijakan itu tetap memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku dan tidak mengabaikan kesehatan keuangan perseroan tanpa mengurangi hak dari RUPS.

Dalam aksi IPO ini, perseroan menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai pelaksana emisi efek. Saat ini, modal dasar perseroan terdiri dari 15 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 750 miliar.

Kemudian jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan tercatat sebanyak 8.288.154.000 lembar dengan nilai nominal Rp 414,4 miliar. Rinciannya, sebanyak 8.279.860.000 lembar atau setara 99,9 persen senilai Rp 413,99 miliar merupakan kepemilikan PTSI. Kemudian sisanya dimiliki oleh Daniel Budiman yang tercatat memegang 8.294.000 lembar atau senilai Rp 414,7 juta.

Setelah IPO, modal ditempatkan dan disetor penuh akan bertambah menjadi 8.544.488.700 lembar dengan nilai nominal Rp 427,22 miliar. Di mana PTSI masih mengempit 7.681.745.800 lembar atau setara 89,90 persen dengan nilai nominal Rp 384,09 miliar. Kepemilikan Daniel Budiman tak alami perubahan. Sementara publik akan memiliki 854.448.900 lembar saham perseroan dengan nilai nominal Rp 42,72 miliar, setara 10 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |