Liputan6.com, Jakarta - PT Petrosea Tbk (PTRO), perusahaan multi disiplin di bidang kontrak pertambangan, EPC, dan jasa minyak dan gas bumi akan membagikan dividen tunai USD 10 juta atau Rp 168,05 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.806).
Dividen yang dibagikan Petrosea sebesar USD 0,00099147 per saham. Petrosea telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk membagikan dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Senin, 21 April 2025.
Berikut jadwal pembagikan dividen Perseroan:
Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen)
-Pasar regular dan negosiasi pada 29 April 2025
-Pasar tunai pada 2 Mei 2025
Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen):
-Pasar regular dan negosiasi pada 30 April 2025
-Pasar tunai pada 5 Mei 2025
Penentuan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen pada 2 Mei 2025
Tanggal pembayaran dividen pada 22 Mei 2025
RUPS Tahunan menyetujui untuk mengangkat kembali anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang masa jabatannya berakhir pada saat penutupan rapat, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah tetap sebagai berikut:
Komisaris Presiden Komisaris : Osman Sitorus (merangkap sebagai Komisaris Independen)
Komisaris : Prof. Ginandjar Kartasasmita Komisaris : Djauhar Maulidi S.E., M.B.A.
Komisaris : Erwin Ciputra
Komisaris : Jenderal Pol (Purn.) Drs. Sutanto
Komisaris : Dr. Setia Untung Arimuladi S.H., M.Hum (Independen)
Direksi
Presiden Direktur : Michael
Direktur : Kartika Hendrawan
Direktur : Ruddy Santoso
Direktur : Meinar Kusumastuti
Direktur : Iman Darus Hikhman
Petrosea Raih Kontrak Tambang Rp 16 Triliun dari Vale Indonesia
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) resmi menandatangani Perjanjian Jasa Pertambangan dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk memberikan layanan Mining Services dan Transportation of Nickel Ore Material di wilayah Bahodopi Block 2 & 3 milik Vale.
Perjanjian strategis Petrosea dan Vale Indonesia ini memiliki jangka waktu selama 10 tahun dan diperkirakan memiliki nilai kontrak mencapai Rp 16 triliun. Dalam perjanjian tersebut, PTRO bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan yang akan melaksanakan berbagai layanan operasional di area tambang.
Kontrak ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Petrosea dalam meningkatkan penciptaan nilai dan memperkuat posisi perusahaan di industri pertambangan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak ini juga dipastikan tidak memiliki hubungan afiliasi.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/4/2025), manajemen Petrosea menyampaikan bahwa kerja sama ini memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha perusahaan, serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan operasional secara signifikan.
Corporate Secretary Vale Indonesia Wiwik Wahyuni menjelaskan, setelah melalui proses lelang sesuai dengan tata kelola perusahaan, PT Petrosea Tbk (PTRO) terpilih sebagai pemenang untuk pekerjaan jasa penambangan di area Bahodopi Blok 2 dan 3, Sulawesi Tengah.
Adapun cakupan pekerjaan meliputi jasa pengupasan lapisan tanah, penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur yang terkait dengan jasa pertambangan.
"Baik Perseroan maupun PTRO akan segera memfinalisasi penandatanganan kontrak jasa pertambangan tersebut, yang diharapkan bisa selesai pada bulan Maret 2025," kata Wiwik dalam keterbukaaan informasi Bursa sebelumnya.
Wiwik menjelaskan, kontrak jasa pertambangan ini akan memperkuat operasional bisnis Perseroan dengan memperoleh tambahan produksi bijih nikel dari area Bahodopi Blok 2 dan 3 untuk melengkapi Blok Sorowako yang telah beroperasi selama ini.
Intip Gerak Saham PTRO Usai Rilis Kinerja 2024, Layak Beli?
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) telah mengumumkan kinerja 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2025. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan. Namun seiring beban yang ikut bengkak, laba perseroan untuk tahun buku 2024 mengalami penurunan.
Menyusul kinerja tersebut, saham PTRO turun 7,14 persen ke posisi 3.120 pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa 4 Maret 2025. Dalam sepekan, saham PTRO turun 5,17 persen namun masih naik 13,66 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, perseroan membukukan pendapatan USD 690,81 juta atau sekitar Rp 11,36 triliun (asumsi kurs Rp 16.450 per USD). Pendapatan itu naik 19,60 persen dibandingkan pendapatan tahun buku 2023 yang tercatat sebesar USD 577,62 juta.
Bersamaan dengan itu, beban usaha langsung pada 2024 naik menjadi USD 600,52 juta dibanding beban usaha pada 2023 yang tercatat sebesar USD 495,51 juta. Meski begitu, laba kotor perseroan masih naik menjadi USD 90,29 juta pada 2024 dibanding USD 82,11 juta pada 2023.
Pada tahun buku 2024, beban lain-lain perseroan naik menjadi USD 82,42 juta dibanding USD 66,06 juta pada 2023. Alhasil, laba sebelum pajak turun signifikan menjadi USD 7,87 juta pada 2024 dibanding USD 16,05 juta yang dicatatkan pada 2023.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar USD 9,7 juta atau sekitar Rp 159,55 miliar. Laba itu turun 20,50 persen dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 12,2 juta. Sehingga laba per saham dasar susut menjadi USD 0,0097 dari sebelumnya USD 0,0123 per saham.