Pemprov Jatim Dukung Langkah KAMURA Susun Naskah Akademik KEK Tembakau Madura

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyambut positif penyusunan Naskah Akademik Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tembakau Madura yang digagas oleh Komunitas Muda Madura (KAMURA).

Pemprov menilai langkah tersebut sebagai inisiatif luar biasa untuk memperkuat sektor ekonomi berbasis komoditas unggulan lokal.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Iwan, yang mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa, dalam kegiatan Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kawasan Ekonomi Khusus Tembakau dan Arah Baru Perekonomian Madura” di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, Selasa (11/11/2025).

“Mudah-mudahan dengan gagasan luar biasa ini, KEK Tembakau Madura bisa segera terbentuk. Naskah akademik yang sudah disusun merupakan langkah penting untuk mewujudkannya,” kata Iwan.

Menurutnya, pengembangan sentra industri hasil tembakau di Madura merupakan langkah strategis untuk memperkuat struktur industri dan meningkatkan perekonomian daerah.

“Selain memberikan dampak langsung terhadap ekonomi lokal, pengembangan KEK ini juga berpotensi menjadi daya tarik bagi para pelaku usaha dan tumbuhnya berbagai sektor pendukung,” ujarnya.

Iwan menegaskan, Pemprov Jatim siap mendukung penuh penyusunan naskah akademik tersebut dan akan mengawal prosesnya hingga KEK Tembakau Madura terwujud.

“Kalau misalkan data-data perlu kami support, kami siap berbagi. Kami juga siap bersinergi dan membantu karena dampaknya sangat luar biasa bagi masyarakat Madura,” tuturnya.

Setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencatat capaian ekonomi signifikan dengan tingkat kemiskinan nasional turun ke 8,47% yakni yang terendah dalam 30 tahun terakhir dan tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,76%, level terendah sejak 1995. L...

Dukungan terhadap gagasan KEK Tembakau Madura juga datang dari Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin, yang hadir dalam forum yang sama. Rudy menyebut, pembentukan KEK Tembakau Madura merupakan langkah pemberdayaan sumber daya dan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia mengungkapkan, sektor tembakau dan industri rokok menjadi penyumbang besar pendapatan negara, mencapai Rp230 triliun dari cukai hasil tembakau (CHT), di mana sekitar 60 persen atau Rp127 triliun berasal dari Jawa Timur.

“Kalau kita tarik ke belakang, apakah kontribusi yang kembali ke petani dan produsen rokok kecil sudah seimbang dengan yang mereka berikan kepada negara? Ini yang harus kita pikirkan,” ujarnya.

Rudy menambahkan, pembentukan KEK Tembakau Madura sebaiknya memiliki aturan main khusus, karena tidak semua prinsip dalam UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK sesuai dengan karakter lokal Madura.

“Kalau kita menyerap 100 persen isi UU itu mungkin kurang pas. KEK Tembakau Madura perlu aturan khusus yang betul-betul sesuai konteks lokal. Bukan seperti KEK di Morotai, Sabang, atau Gresik yang lebih berorientasi pada investor,” jelasnya.

Potensi Sumber Daya Alam 

Ia menegaskan, Madura memiliki sumber daya alam, manusia, dan permodalan yang cukup untuk menopang pengembangan kawasan ekonomi berbasis tembakau.

“Yang dibutuhkan sekarang adalah regulasi yang menjamin keamanan dan kenyamanan rantai produksi, agar dari petani hingga produsen rokok bisa bekerja dengan aman dan sejahtera,” kata Rudy.

Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan unsur TNI, wacana pembentukan KEK Tembakau Madura kini semakin konkret sebagai upaya memperkuat ekonomi rakyat sekaligus mengangkat kembali kejayaan komoditas khas Madura.