Peluang Emas UMKM Bontang, Sinergi Lokal dan Prospek Investasi Baru

2 days ago 15

Liputan6.com, Bontang - Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Bontang, Kalimantan Timur, semakin menunjukkan taringnya sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Potensi investasi di sektor ini terus menarik perhatian, didukung oleh kekuatan lokal yang solid dan peluang kolaborasi yang luas.

Studi mendalam dari Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan (ULS-PSDB) Universitas Mulawarman (Unmul) menegaskan bahwa UMKM Bontang memiliki fondasi kuat, meski masih menghadapi sejumlah kendala struktural dan sosial.

Dr. Rachmad Budi Suharto, Ketua ULS-PSDB Unmul, menyatakan bahwa UMKM Bontang berkembang pesat berkat dukungan berbagai pihak, termasuk kontribusi besar dari program tanggung jawab sosial (CSR) PT Pupuk Kaltim (PKT).

“UMKM Bontang sudah sangat dinamis. Produk lokal seperti pempek, batik khas, hingga makanan ringan telah merajai pasar lokal. Dukungan CSR dari PKT juga menjadi pendorong utama kemajuan pelaku usaha mikro,” ujar akademisi yang juga Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Unmul ini.

Bontang Utara menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang menonjol. Keberadaan raksasa industri seperti PT Pupuk Kaltim dan LNG Badak, ditambah akses ke laut serta 17 pulau, menjadikan kecamatan ini sebagai simpul strategis untuk industri, perdagangan, dan perikanan.

Produk UMKM seperti Batik Kuntul, Fara Snack, dan Ria Rasa Cake & Cookies mencerminkan semangat wirausaha yang kian menggeliat.

“Peran pemuda sebagai pelopor ekosistem digital UMKM juga mempercepat transformasi sektor ini menuju era modern,” tambah Rachmad.

Sementara itu, Bontang Barat tak kalah bersinar dengan UMKM kulinernya yang terkenal, seperti Pempek Anda, Abadi Rasa, dan rumah makan Sari Laut Mbak Zuly. Dengan fasilitas transportasi yang menghubungkan langsung ke Samarinda dan Sangatta, serta keberadaan terminal kota, Bontang Barat menjadi pintu gerbang ekonomi yang menjanjikan.

Namun, tantangan masih menghadang. Di Bontang Utara, promosi digital masih terbatas dan kesadaran hukum masyarakat dalam perencanaan pembangunan perlu ditingkatkan.

Di Bontang Barat, masalah sanitasi peternakan, keterbatasan anggaran infrastruktur, serta sengketa lahan menghambat pengembangan UMKM dan properti. Kurangnya regulasi terkait peternakan koloni juga menjadi isu yang perlu segera ditangani.

Dr. Rachmad menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang mulai mengeksplorasi sektor pariwisata, khususnya perhotelan, untuk memaksimalkan potensi wisata yang belum tergarap.

“Sudah saatnya Bontang memiliki hotel berstandar minimal bintang tiga. Tanpa akomodasi yang memadai, wisata sulit berkembang,” katanya.

Ia juga mengusulkan pemanfaatan lahan milik Pemkot melalui skema kemitraan dengan investor untuk membangun fasilitas perhotelan. Fasilitas ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan UMKM di sektor jasa dan wisata.

Kajian ULS-PSDB menekankan perlunya kebijakan terintegrasi untuk mendukung UMKM, memperkuat infrastruktur digital, dan membangun kolaborasi antara pelaku usaha, pemuda, dan pemerintah.

“Dengan dukungan industri besar melalui CSR, strategi investasi yang tepat, dan fokus pada pariwisata, Bontang bisa menjadi pusat investasi mikro yang menarik,” ujar Rachmad.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang, Muhammad Aspiannur, menegaskan kesiapan Pemkot menyambut investor, terutama di sektor perhotelan dan UMKM.

“Kajian ini menjadi panduan berharga untuk masa depan. Bontang tidak hanya unggul di industri, tapi juga memiliki potensi besar di sektor jasa dan wisata,” katanya.

Upaya penguatan ekosistem digital UMKM juga terus digalakkan, ditandai dengan munculnya pemuda pelopor digital dan program literasi masyarakat yang melibatkan TP PKK serta komunitas lokal.

Meski begitu, isu seperti rendahnya partisipasi masyarakat dalam musrenbang, pengelolaan limbah peternakan, dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Dengan kolaborasi erat antara akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan industri, Bontang bergerak menuju visi baru: dari kota industri menjadi destinasi investasi UMKM dan pariwisata yang kompetitif.

“Suksesnya ada pada sinergi. Dengan strategi inovatif dan komitmen bersama, Bontang akan jadi magnet investasi di Kalimantan Timur,” tutup Aspiannur.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |