Pasar Alat Berat Penuh Tantangan, INTA Raup Pendapatan Rp 476 Miliar di Semester I 2025

1 month ago 30

Liputan6.com, Jakarta PT Intraco Penta Tbk (INTA) mencatatkan pendapatan usaha Rp 476 miliar hingga semester I-2025 ini. Angka ini tumbuh 1,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 469 miliar.

"Hal tersebut dikarenakan kondisi pasar makroekonomi dan juga pasar alat berat di tahun 2025 cukup menantang salah satunya karena tensi politik yang meningkat sehingga menjadikan para investor cenderung untuk menunda keputusan mereka," kata Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk Petrus Halim, Jumat (19/9/2025).

Sementara itu, jumlah aset Perseroan per 31 Desember 2024 juga terkoreksi 4,23% dari sebesar Rp 2,47 triliun di akhir tahun sebelumnya menjadi Rp 2,37 triliun. Rugi bersih tahun berjalan Perseroan tahun 2024 juga menurun Rp 59 miliar atau 100,28% menjadi sebesar Rp117,84 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 58,84 miliar.

Perseroan mengalami rugi bersih di tahun 2024 yang disebabkan oleh pendapatan usaha yang menurun. Namun, tahun 2025 ini diharapkan industri ini dapat pulih kembali dan INTA optimis tahun 2025 dapat mencapai target penjualan sesuai dengan target yang ditetapkan.

Sementara itu, sebagai wujud apresiasi untuk pelanggan, INTA menggelar kegiatan bertajuk Customer Golfday 2025. 

“Melalui Customer Golf Day 2025, kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan dan dukungan para pelanggan. Hubungan jangka panjang yang solid menjadi kunci keberhasilan kami dalam menghadirkan solusi alat berat dan layanan terbaik,” kata Petrus.

Petrus meyakini bahwa kebersamaan dan sinergi dengan pelanggan merupakan fondasi penting untuk menghadapi dinamika industri alat berat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya. 

INTA Bidik Pendapatan Rp 1,3 Triliun di 2024 Usai Pasar Industri Alat Berat Amblas Tahun Lalu

Sebelumnya,PT Intraco Penta Tbk (INTA) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar Rp1,3 triliun pada 2024 ini. Angka pendapatan tersebut naik 20% dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp1,1 triliun.

Chief Finance Officer INTA,Willianto Febriansa mengatakan, tahun ini perseroan melihat prospek industri yang lebih baik pasca penurunan pasar industri alat berat sebesar 25% tahun lalu.

“Kami melihat tahun ini akan lebih baik apalagi pemilu sudah selesai sehingga memberikan kepastian bagi dunia usaha," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (29/2/2024).

Willianto, menyatakan Perseroan memiliki komitmen untuk meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dengan institusi keuangan baik perusahaan leasing, bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mendukung penjualan alat berat dan spareparts INTA.

“Customer kami sudah melakukan perencanaan pembelian barang modal (capex) termasuk pengadaan alat berat untuk alat produksi mereka. Capex ini umumnya bernilai cukup besar sehingga customer membutuhkan dukungan pembiayaan baik dari leasing, bank maupun lembaga lainnya. Kami ingin meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan yang berpotensi memberikan pembiayaan kepada customer kami, baik dalam bentuk modal kerja maupun kredit investasi,” katanya.

Saluran Pembiayaan

Willianto Febriansa menyebutkan selama ini Perseroan memiliki dua channel pembiayaan penjualan yakni melalui lembaga pembiayaan dan cicilan langsung ke customer. Sayangnya, cicilan langsung tentu tidak memiliki tenor panjang hanya sampai 12 bulan, sedangkan customer membutuhkan pembiayaan yang panjang, seperti 24 bulan atau 36 bulan tenornya.

Untuk itu, Perseroan meyakini customer akan membutuhkan dukungan dari perusahaan pembiayaan. Perseroan berinisiatif meningkatkan porsi pembiayaan melalui lembaga dimasa yang akan datang

“Saat ini saja kami sudah mencatat ada rencana pembelian alat berat sekitar Rp1,2 triliun per Januari 2024 dari capex para customer, hal itu tentu membutuhkan dukungan perusahaan pembiayaan di mana peran INTA di sini memberikan Quality Service sehingga perusahaan pembiayaan lebih percaya diri dalam menyalurkan pembiayaannya” ujar Willianto Febriansa

Adapun saat ini INTA Group memiliki mitra perusahaan pembiayaan sekitar 30 lembaga dan Perseroan masih akan membuka kesempatan bagi lembaga lain yang ingin turut menyalurkan dananya pada customer-customer INTA.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |