Mobil Bekas ‘0 KM’ Marak di China, Pemerintah Panggil Produsen Mobil Ternama!

2 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China mengambil langkah seirus menyikapi maraknya laporan dan penjualan mobil bekas 'tanpa jarak tempuh' atau '0 KM'.

Kementerian Perdagangan China baru-baru ini memanggil sejumlah produsen otomotif terbesar untuk menghadiri pertemuan khusus membahas praktik dinilai tidak sehat dalam industri otomotif.

Pertemuan tersebut juga dihadiri perwakilan asosiasi dealer mobil dan platform penjualan daring, menurut keterangan Li Yanwei, seorang pejabat di Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok, lewat akun Weibo-nya. Produsen besar seperti Dongfeng Motor Group diketahui hadir dalam diskusi tersebut.

Mobil bekas ‘0 KM’ menjadi sorotan publik sejak Ketua Great Wall Motors Co, Wei Jianjun, memperingatkan praktik semacam ini dapat mengganggu keseimbangan industri otomotif. 

Dalam praktiknya, mobil baru yang tidak laku dialihkan ke perusahaan pembiayaan atau dealer mobil bekas, lalu dijual kembali dengan odometer nol kilometer. Produsen tetap mencatat unit tersebut sebagai ‘terjual’ meski belum sampai ke tangan konsumen akhir.

4.000 Dealer Jual Mobil Bekas '0 KM'

Ilustrasi)

Wei menyebutkan ada sekitar 4.000 dealer yang menjual mobil bekas ‘tanpa jarak tempuh’ di berbagai platform online. Meskipun praktik ini bisa dikategorikan sebagai penipuan di negara seperti Amerika Serikat, peraturan di Tiongkok masih belum tegas mengaturnya.

Ia memperingatkan, sektor otomotif Tiongkok bisa menghadapi krisis serupa seperti yang dialami oleh China Evergrande Group di sektor properti.

Persaingan Harga Mobil Listrik di China

Mengenal Skyworth, Merek China Mitra Polytron di Pasar Mobil Listrik Indonesia (Skyworth)

Sementara itu, persaingan harga yang kian ketat juga menjadi tekanan tersendiri bagi para produsen. BYD Co, pemimpin pasar mobil listrik, mengalami penurunan saham hingga 10 persen dalam dua hari pertama pekan ini setelah mengumumkan diskon besar-besaran hingga 34 persen untuk beberapa model.

Kondisi ini menandai perlambatan signifikan dalam pertumbuhan penjualan kendaraan, yang bisa berdampak panjang terhadap keberlangsungan industri otomotif Negeri Tirai Bambu.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |