Mengurai Jejak Budaya Lewat Gerak Tari Likurai, Warisan Agung NTT yang Sarat Nilai

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Di balik gemerlap kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam, terdapat satu tarian tradisional dari wilayah timur nusantara yang menyimpan kisah panjang, makna mendalam, dan semangat kolektif masyarakatnya yakni Tari Likurai.

Diketahui, Tari Likurai merupakan sebuah ekspresi budaya khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya dari daerah Belu dan Malaka di Pulau Timor, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Tari ini tidak sekadar sebuah pertunjukan seni, melainkan cerminan dari identitas, nilai-nilai sosial, dan spiritualitas masyarakat Timor yang diwariskan secara turun-temurun. Tari Likurai sejatinya merupakan wujud simbolis dari kehidupan masyarakat pedesaan yang erat dengan tradisi perang, perdamaian, persatuan, dan penghormatan kepada leluhur NTT.

Gerakan-gerakan tari ini disusun secara ritmis dan harmonis, sering kali dibawakan secara berkelompok dengan diiringi tabuhan tifa atau kendang kecil yang khas, menciptakan suasana yang magis sekaligus penuh kekuatan.

Likurai, dalam sejarahnya, awalnya dibawakan oleh para wanita untuk menyambut para prajurit yang kembali dari medan perang sebagai bentuk kemenangan dan penghormatan, sebelum kemudian berkembang menjadi tarian penyambutan tamu dan upacara adat yang lebih universal.

Kekuatan Tari Likurai tidak hanya terletak pada geraknya yang dinamis, tetapi juga pada nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Setiap langkah kaki, hentakan tubuh, dan ayunan tangan mencerminkan semangat gotong royong, solidaritas, dan penghormatan terhadap sesama.

Bahkan alat musik pengiringnya pun memiliki makna yang mendalam, gendang kecil atau tifa yang ditabuh oleh para wanita menjadi lambang semangat perempuan Timor yang kuat dan setia menjaga budaya mereka.

Dalam beberapa versi tari, para penari pria membawa parang atau pedang sebagai simbol dari keberanian dan perlindungan, sementara para wanita menari dengan gerakan lemah gemulai namun tegas melambangkan keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan.

Gerakan dan Musik

Kombinasi gerakan dan musik yang membentuk Tari Likurai menjadi narasi utuh yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan masyarakat NTT, sekaligus menjadi sarana pewarisan nilai-nilai budaya kepada generasi muda agar tidak tercerabut dari akar tradisinya.

Dalam konteks modern, Tari Likurai telah mengalami berbagai transformasi tanpa menghilangkan identitas aslinya. Ia telah dipentaskan di berbagai panggung nasional dan internasional sebagai duta kebudayaan Indonesia Timur yang membanggakan.

Namun demikian, keberadaan tari ini juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal pelestarian dan regenerasi. Perubahan pola hidup masyarakat, arus globalisasi yang masif, dan minimnya dokumentasi serta dukungan dari berbagai pihak membuat Tari Likurai perlahan mulai kehilangan tempatnya di hati sebagian generasi muda.

Oleh karena itu, perlu ada langkah-langkah konkret untuk merawat eksistensi Likurai, mulai dari integrasi dalam kurikulum pendidikan lokal, pelatihan berkala di sanggar-sanggar seni daerah, hingga promosi lewat media digital yang ramah generasi muda.

Pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat yang mencintai kebhinekaan Indonesia. Dengan demikian, Tari Likurai tidak hanya akan menjadi catatan sejarah, tetapi tetap hidup dan berdenyut bersama zaman.

Tari Likurai bukanlah sekadar gerakan yang enak dipandang atau musik yang enak didengar, melainkan simbol nyata dari kehidupan, perjuangan, dan harapan masyarakat NTT. Ia adalah warisan yang sarat nilai, yang mengajarkan tentang keberanian dalam menjaga identitas, tentang kesetiaan terhadap akar budaya, dan tentang kebanggaan menjadi bagian dari bangsa yang beragam.

Saat kita menyaksikan Likurai ditarikan dalam upacara adat atau festival budaya, sesungguhnya kita sedang menyaksikan narasi panjang sebuah masyarakat yang dengan bangga berdiri di atas pijakan leluhur.

Maka dari itu, memahami Tari Likurai adalah memahami bagian penting dari jiwa Indonesia, dan melestarikannya adalah bentuk nyata cinta kita terhadap kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |