Liputan6.com, Kendal - Sebanyak 600 pohon mangrove ditanam dalam kegiatan "Aksi Menanam Mangrove, Pesisir Lestari: Pesisir Kuat, Bumi Selamat" di Dukuh Pilangsari, Desa Pidodokulon, Kecamatan Patebon, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (3/7/2025). Kegiatan ini merupakan upaya menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan bagian dari rangkaian peringatan Hari Mangrove Sedunia.
Aksi ini digelar Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP Indonesia) berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal, Pusat Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP) Kendal, dan Mangrove Academy. Turut hadir pula, perwakilan Komando Distrik Militer, Kepolisian Resor, serta siswa siswi SMAN 1 dan SMAN 2 Kendal.
Melansir Jurnal Hidrografi Indonesia berjudul “PERUBAHAN SPASIAL WILAYAH PESISIR KABUPATEN KENDAL PERIODE 1990-2020”, kondisi pesisir Kabupaten Kendal kekinian berubah signifikan. Khususnya perubahan garis pantai dan luas wilayah pesisir. Dalam periode 1990-2020, garis pantai Kendal bertambah panjang dari 41,82 kilometer menjadi 59,13 kilometer.
Tapi, wilayah pesisir juga terdampak. Wilayah ini mengalami abrasi dan akresi. Abrasi terutama mendominasi wilayah timur. Selain itu, penurunan muka tanah di beberapa wilayah pesisir menyebabkan rob–banjir yang disebabkan oleh pasang surut air laut. Hal ini tentunya memperparah kondisi di permukiman warga.
Sidi Rana Menggala, Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, merasa kagum dengan semangat kolaborasi yang terjalin, khusus dalam pemeliharaan ekosistem di wilayah pesisir. Menurut Sidi, kegiatan ini bukan cuma seremonial, tapi jadi bagian dari misi untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
"Kami sangat takjub dengan apa yang kita lakukan hari ini. Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari misi utama GEF SGP untuk kepedulian terhadap lingkungan. Semoga ini membawa manfaat jangka panjang untuk Indonesia, terutama bagi bumi yang kita cintai," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala DLH Kendal Aris Irwanto menyerukan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di pesisir. Dia menyoroti polemik abrasi yang semakin parah di wilayah pesisir Kendal, terutama di Desa Kartikajaya dan Turunrejo. Karena itu, imbuh dia, penanaman mangrove di pesisir sangatlah penting.
"Rob kini semakin sering masuk ke permukiman, bahkan menggenangi sawah. Oleh karena itu, kegiatan penanaman mangrove ini sangat vital untuk menghambat laju abrasi dan menjaga keseimbangan alam," jelas Aris Irwanto.
Sementara itu, Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Wilayah 4 DLHK Provinsi Jawa Tengah, Feriyanto Puri Hariyati, memberikan apresiasi terhadap keterlibatan generasi muda dalam aksi ini. Seperti diketahui, salah satu program yakni Mangrove Academy merupakan bagian dari inisiasi warga untuk memberikan tongkat estafet pelestarian pesisir ke generasi muda.
"Melibatkan anak muda untuk menanam mangrove adalah hal yang sangat positif. Masyarakat juga berpartisipasi aktif. Anak-anak muda harus diberi kesempatan dan contoh untuk terjun langsung, hal ini sangat efektif untuk memperkenalkan pelestarian mangrove," ucap Feriyanto.
Kegiatan ini memang tidak hanya berfokus pada penanaman pohon mangrove, tetapi juga mengedukasi para peserta tentang pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan. Ketua P3MP, Wasito, yang telah berkecimpung dalam konservasi pesisir sejak 2006 dan meraih penghargaan Kalpataru, berbagi metode penanaman mangrove yang efektif.
Partisipasi generasi muda, khususnya siswa-siswi SMA, kata Wasito, juga menjadi salah satu sorotan. Mangrove Academy, yang digagas oleh Wasito, bertujuan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap lingkungan pesisir. Para siswa diajak langsung belajar membudidayakan dan merawat mangrove
"Harapannya, mereka akan menjadi pionir dan agen perubahan yang dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan," tambah Wasito.