Liputan6.com, Bandung - Sosok Banaspati bagi sebagian besar masyarakat Indonesia bukan sesuatu yang baru sebab makhluk ini termasuk dalam urban legend yang cukup dikenal luas di berbagai wilayah Indonesia.
Cerita mengenai makhluk gaib ini telah lama berkembang secara turun-temurun dan menjadi bagian dari kisah horor masyarakat lokal. Adapun sosok banaspati digambarkan sebagai makhluk menyeramkan yang berwujud api melayang.
Kemudian makhluk ini biasanya muncul di malam hari dan dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Memiliki penampilan yang mengerikan, banaspati kerap menjadi tokoh utama dalam cerita seram di berbagai daerah.
Dalam berbagai versi cerita rakyat, banaspati dikisahkan sebagai makhluk jahat yang muncul untuk mencelakai manusia. Ia digambarkan sebagai makhluk berwujud bola api besar atau tubuh manusia yang terbakar, melayang di udara, dan menimbulkan hawa panas.
Selain itu, beberapa cerita menyebutkan bahwa banaspati bisa muncul akibat ilmu hitam atau kutukan. Sosok ini dipercaya suka menyerang orang yang sedang berjalan sendirian di tempat sepi seperti hutan atau jalan gelap.
Meski terdengar mistis kepercayaan terhadap banaspati masih cukup kuat di kalangan masyarakat pedesaan maupun kota yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional. Banyak warga yang mengaku pernah melihat atau mendengar kisah dari orang terdekat.
Cerita-cerita tersebut membuat generasi muda pun mengenal legenda ini meski tak semuanya percaya. Kehadiran banaspati sebagai urban legend juga semakin menguatkan kekayaan cerita horor lokal yang unik dan memiliki karakter tersendiri.
Simak Video Pilihan Ini:
Polres Pemalang Sediakan Makan Siang Gratis untuk Pelanggar yang Konfirmasi Tepat Waktu setelah Terekam ETLE
Asal-usul Banaspati
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, Banaspati menjadi salah satu makhluk mistis yang populer dalam cerita rakyat di Pulau Jawa dan Kalimantan. Penampilan makhluk ini menyerupai bola api terbang atau manusia yang terbakar.
Nama "Banaspati" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu "bana" yang berarti api dan "pati" yang berarti raja atau penguasa. Melalui makna tersebut, Banaspati dapat diartikan sebagai penguasa api.
Kemudian mengutip dari jurnal Universitas Udayana sosok banaspati digambarkan sebagai relief kodok kepala raksasa dan pada candi di Jawa Timur biasanya ditemukan terpahat di atas lubang pintu masuk ruang sucinya masing-masing.
Makhluk ini juga dikenal sebagai penjaga hutan dan kehadirannya di atas ambang pintu candi sebagai penangkal pengaruh jahat yang akan masuk ke candi. Namun, dalam kisah mistis di antara masyarakat banaspati dikenal sebagai makhluk jahat yang sering digunakan oleh dukun.
Melansir dari literatur mitologi Jawa, Banaspati dikaitkan dengan tokoh spiritual atau makhluk halus yang memiliki kekuatan besar. Ia dipercaya sebagai salah satu putra dari Batara Guru dan Dewi Uma dalam kisah pewayangan.
Meski berasal dari keluarga dewa, Banaspati dikenal memiliki sifat ambivalen di satu sisi dapat membantu manusia namun di sisi lain bisa membahayakan jika tidak dihormati atau diusik.
Kisah ini mencerminkan karakter dualitas Banaspati sebagai pelindung sekaligus ancaman bagi manusia. Pengaruh budaya India juga memperkaya kisah Banaspati karena ia dikaitkan dengan sosok Kirtimukha.
Sosok tersebut merupakan makhluk raksasa yang tercipta dari kemarahan Dewa Siwa dalam ajaran Hindu. Di masa lalu, sosok Kirtimukha sering dijadikan hiasan di atas pintu-pintu candi Hindu-Buddha di Jawa seperti Candi Prambanan dan Borobudur.