Karyawan Koperasi di Pringsewu Bobol Setoran Nasabah Rp 223 Juta, Terendus lewat Audit Internal

Liputan6.com, Jakarta - Seorang karyawan koperasi di Kabupaten Pringsewu berurusan dengan polisi setelah diduga menggelapkan setoran nasabah hingga ratusan juta rupiah. Pelaku berinisial BDH, 41 tahun, warga Pekon Purwodadi, Kecamatan Adiluwih, kini resmi ditahan oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Pringsewu.

“Benar, pelaku BDH telah kami tangkap dan sedang menjalani penyidikan lebih lanjut,” ujar Kapolres Pringsewu, AKBP M. Yunnus Saputra, Senin (10/11/2025).

Menurut Yunnus, BDH selama ini bertugas sebagai pendamping anggota koperasi di wilayah Adiluwih. Ia ditangkap pada Jumat, 7 November 2025, sekitar pukul 10.00 WIB, setelah penyidik mendapatkan dua alat bukti yang dinilai cukup kuat.

Kasus itu mencuat dari audit internal Koperasi Santo Petrus Kalirejo, Lampung Tengah.

Manager koperasi, Untung Budiono, menemukan kejanggalan saat memeriksa buku tabungan seorang anggota di Pekon Kutawaringin, Kecamatan Kalirejo, pada 13 September 2024. Data pada buku anggota tidak sesuai dengan sistem Sicundo milik koperasi.

“Dari audit itu ditemukan 19 penyimpangan yang dilakukan tersangka, dengan total kerugian mencapai Rp 223.979.950,” ungkapnya.

Dalam pemeriksaan, BDH mengakui telah menggelapkan sejumlah setoran nasabah yang seharusnya disetorkan ke koperasi. Penyidik kemudian meningkatkan statusnya menjadi tersangka.

BDH dijerat Pasal 374 KUHP tentang penggelapan dalam jabatan. Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara menunggu karyawan koperasi tersebut.Kasus itu masih dalam penyidikan lebih lanjut oleh Polres Pringsewu.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Pringsewu, AKP Johannes Erwin Parlindungan Sihombing mengatakan, Basilius sudah ditangkap dan tengah menjalani penyidikan lanjutan.

“Tersangka mengaku mulai melakukan penggelapan sejak 2020 hingga 2024,” ujarnya.

Johannes bilang, penyimpangan keuangan itu terbongkar setelah penyidik menemukan ketidaksesuaian antara catatan pembayaran pada buku anggota dan data sistem Sicundo milik koperasi.

Selama ini para anggota rutin menyetor angsuran lewat Basilius yang ditugaskan di wilayah Pringsewu. Namun, uang tersebut tidak pernah disetorkan ke kas koperasi.

"Kasus itu mulai terendus pada 13 September 2024 saat Manajer Koperasi Santo Petrus, Untung Budiono, melakukan kunjungan ke salah satu anggota di Pekon Kutawaringin, Kecamatan Kalirejo, Pringsewu. Dari pengecekan tersebut, muncul dugaan adanya manipulasi pembayaran," jelasnya.

Audit internal kemudian menemukan 19 transaksi bermasalah yang dilakukan Basilius dengan total kerugian Rp223.979.950.

“Temuan ini lalu dilaporkan pihak koperasi kepada kepolisian untuk diproses hukum,” katanya.

Dari hasil penyidikan, diketahui bahwa hasil penggelapan digunakan tersangka untuk menutupi utang pribadi serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Polisi turut menyita 19 buku anggota koperasi sebagai barang bukti. Atas perbuatannya, Basilius dijerat Pasal 374 KUHP tentang Penggelapan dalam Jabatan dengan ancaman hukuman hingga lima tahun penjara.