Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar pada akhir tahun ini. Aksi korporasi tersebut dilakukan untuk refinancing utang serta untuk penyertaan modal pada perusahaan anak.
Perseroan akan menerbitkan dua seri obligasi yakni seri A dengan kisaran kupon sebesar 6,75%-7,25% dengan tenor obligasi 3 tahun, dan seri B dengan kisaran kupon sebesar 6,95% - 7,50% dengan tenor 5 tahun.
Adapun untuk indikasi tanggal efektif obligasi adalah pada 24 Desember 2024 dan Indikasi masa Penawaran Umum akan berlangsung pada 30 Desember 2024–3 Januari 2025. Pembayaran dari investor kepada Joint Lead Underwriters (JLU) dijadwalkan pada 7 Januari 2025.
Selanjutnya, Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Januari 2025. Sesuai indikasi jadwal, pembayaran bunga perdana dari kedua seri obligasi ini akan dilakukan mulai 8 April 2025. Langkah ini diharapkan dapat mendukung pengembangan bisnis Perseroan pada masa mendatang.
"Melalui penerbitan obligasi ini, kami berharap bisa memperkuat struktur permodalan Perusahaan dan mendukung pengembangan bisnis ke depan. Dengan fondasi keuangan yang semakin kokoh, kami optimis dapat meningkatkan skala bisnis dan memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi para pemegang saham," ujar Presiden Direktur Indonesian Paradise Property, Anthony P Susilo dalam keterangan resmi, Jumat (13/12/2024).
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengeluarkan peringkat idAAA(cg) atas Obligasi I Indonesian Paradise Property Tahun 2025 tersebut, dan penerbitan obligasi ini ditanggung seluruhnya tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan oleh Credit Guarantee And Investment Facility (CGIF), lembaga dana perwaliamanatan (trust fund) Asian Development Bank.
Rating ini merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo yang menunjukkan kemampuan superior Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang dibanding obligor Indonesia lainnya.
Perkuat Posisi
Diperolehnya rating ini juga memperkuat posisi Paradise Indonesia di industri properti. Hingga September 2024, Paradise Indonesia mencatatkan kinerja mengesankan, dengan perolehan total pendapatan sebesar Rp 878,1 miliar atau meningkat 5,6% dari periode sama sebelumnya. Laba bersih meningkat 120,7% YoY atau menjadi Rp 342,6 miliar.
Performa yang masih positif ini memperkuat optimisme Perusahaan untuk menutup tahun 2024 dengan kinerja yang juga positif, tumbuh dua digit. Paradise Indonesia terus memperluas portofolionya melalui sejumlah proyek strategis. Salah satu proyek Perusahaan, Antasari Place, direncanakan akan memulai proses serah terima pada Desember 2024.
Serviced apartment dan area ritel di Antasari Place juga diperkirakan akan diluncurkan pada 2025. Selain itu, proyek mall seperti 23 Paskal – Extension yang saat ini masih dalam perluasan pembangunan juga direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025. Proyek lainnya yang sedang berjalan adalah 23 Semarang, serta proyek-proyek pengembangan mixed-use di Balikpapan dan Makassar.
Sambut Nataru, Indonesian Paradise Property Optimistis Kinerja Akhir Tahun Moncer
Sebelumnya, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) optimistis akan mencatat tren positif selama liburan Natal dan Tahun Baru. Segmen perhotelan menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan Paradise Indonesia.
Sampai dengan kuartal III 2024, segmen perhotelan mencatatkan perolehan pendapatan Rp 424,4 miliar atau naik 24,1%, dan menyumbangkan 48,3% dari total pendapatan total Perusahaan sebesar Rp 878,1 miliar. Dalam segmen perhotelan, total tingkat okupansi Paradise Indonesia mencapai 71,9%.
Paradise Indonesia meyakini masih akan ada peningkatan tingkat hunian di bisnis perhotelan, efek dari musim libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kami optimis dapat menutup tahun fiskal 2024 dengan catatan positif. Kami memperkirakan peningkatan permintaan pada bisnis perhotelan kami, serta kinerja yang stabil di bisnis komersial,” ujar Presiden Direktur Indonesian Paradise Property Anthony P. Susilo, dikutip Rabu (27/11/2024).
Selain potensi peningkatan okupansi dari bisnis perhotelan, segmen komersial Paradise Indonesia juga diprediksi akan mengalami peningkatan traffic menjelang liburan akhir tahun dan Nataru. Hingga September 2024, bisnis komersial Paradise Indonesia turut mengalami kenaikan pendapatan menjadi Rp 365,3 miliar, atau naik sebesar 6,1% dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
Sumber Pendapatan
Di samping itu, dengan tipe properti Paradise Indonesia yang bersifat mixed-use, memberikan dampak positif pada area sekitarnya, khususnya pada segmen komersial dan perhotelan.
"Paradise Indonesia memperkirakan bahwa liburan akhir tahun juga akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan ke mal-mal miliknya, sehingga mengamankan profitabilitas Perusahaan melalui penguatan segmen pendapatan berulang," kata Anthony.
Per September 2024, 90% dari pendapatan Paradise Indonesia berasal dari sumber pendapatan berulang. Potensi masih akan meningkatnya kedua segmen bisnis Perusahaan memberikan optimisme kepada Paradise Indonesia untuk bisa menutup akhir tahun dengan tren yang positif, dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan double digit pada akhir tahun.