Liputan6.com, Jakarta - Data global condong ke arah purchasing manufaktur index (PMI) manufaktur dan jasa pekan lalu di mana kawasan Uni Eropa tampak mulai stabil dengan data yang tangguh di samping meningkatnya optimisme terhadap prospek ekonomi.
Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan tak terduga dalam PMI gabungan yang dipimpin oleh sektor jasa. Sementara itu, bursa saham Indonesia mengalami pergeseran sejak volatilitas pekan lalu yang pada dasarnya merupakan hasil dari puncak sentimen negatif. Demikian mengutip dari Ashmore Asset Management Indonesia, Senin (31/3/2025).
Apa yang berubah sejak pekan lalu yang mendorong pasar saham naik?
Sejak penghentian perdagangan IHSG pekan lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melonggarkan ketentuan bagi perusahaan untuk membeli kembali saham sehingga mendorong kepercayaan jangka pendek untuk saham Indonesia.
“Namun, pendorong utama kepercayaan pekan ini berasal dari pengumuman resmi struktur organisasi Danantara di mana nama-nama terkemuka yang dikenal baik di dunia internasional seperti Ray Dalio, Jeffrey Sachs dan Chapman Taylor akan menjadi bagian dari dewan penasihat organisasi itu,” demikian seperti dikutip.
Ashmore menilai berita ini membantu meredakan kekhawatiran dan membawa keyakinan standar tata kelola BUMN Indonesia dapat ditingkatkan ke standar internasional sehingga membawa tingkat transparansi lebih yang lebih tinggi dalam manajemen.
Selain itu, beberapa kekhawatiran utama investor mengenai ketidakpastian politik dan komunikasi lebih baik mulai mereda. Hal ini seiring investor global sekali lagi mempertimbangkan untuk menambah eksposur ke Indonesia.
“Kami sekali lagi mengingatkan saham Indonesia terus diperdagangkan pada level yang sangat murah di mana data terbaru menunjukkan estimasi price earning atau P/E ke depan sebesar 10,8 kali yang berada sekitar -2 standar deviasi dari rata-rata berdasarkan data historis dari 10 tahun terakhir,” demikian seperti dikutip.
Prospek Saham
Ashmore juga melihat, valuasi itu lebih rendah dari pandemi COVID-19 sekitar 11,3 kali. “Kami percaya valuasi saat ini memperhitungkan terlalu banyak sentimen negatif dan baru-baru ini terjadi pemulihan kepercayaan di mana titik terendah mungkin sudah berlalu,” demikian seperti dikutip.
Selain itu, investor asing juga sudah kembali masuk ke Indonesia. Aliran dana investor asing yang masuk mencapai USD 157,98 juta hingga 26 Maret. Tak hanya itu, sentimen positif lainnya dari lembaga pemeringkat Moody’s yang menunjukkan peringkat kredit Indonesia Baa2 dengan prospek stabil.
Di sisi lain, pasar saham Indonesia yang masih catat aliran dana investor asing yang keluar secara year to date, obligasi justru mengalami hal sebaliknya. Data terakhir menunjukkan arus dana yang masuk mencapai Rp 16,08 triliun.
“Oleh karena itu, kami tetap optimistis terhadap normalisasi valuasi di samping tren ekonomi makro yang tetap stabil di Indonesia. Sementara itu, volatilitas mungkin masih berlanjut dalam jangka pendek, kami yakin titik terendah sudah berlalu, dan potensi kenaikan lebih besar daripada penurunan,”
Ashmore melihat potensi kenaikan itu didorong dari terus tumbuhnya kepercayaan, siklus yang baik untuk penilaian ulang dan normalisasi valuasi dapat bertindak sebagai katalis yang signifikan bagi investor jangka panjang.
Kinerja IHSG Sepekan
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonkak pada 24-27 Maret 2025. Analis menilai, kenaikan IHSG dipicu sejumlah faktor, salah satunya aliran dana yang masuk ke saham.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (29/3/2025), IHSG melonjak 4,03 persen ke posisi 6.510,62. Pada pekan lalu, IHSG susut 3,95 persen ke posisi 6.258,17.
Kapitalisasi pasar juga melonjak 2,81 persen menjadi Rp 11.126 triliun dari Rp 10.822 triliun pada pekan lalu. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 4,03 persen dan disertai aliran dana yang masuk mencapai Rp 3,25 triliun. Penguatan IHSG didorong sejumlah faktor. Pertama, mulai masuknya kembali aliran dana investor asing ke IHSG.
Kedua, ada aksi korporasi emiten perbankan terutama kapitalisasi besar seiring adanya pembagian dividen. “Ketiga, ada pengumuman pengurus Danantara di mana juga diperkirakan menjadi sentimen positif dan mengangkat beberapa emiten BUMN, meskipun demikian investor juga akan mencermati dan menanti akan kinerja dari Danantara sendiri,” tutur Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Keempat, Herditya menuturkan, menuturkan, gejolak politik yang berkembang di dalam negeri juga menjadi perhatian investor. Kelima, waktu perdagangan yang cenderung sempit dalam menyambut libur Nyepi dan Lebaran.
“Keenam, dari global, investor juga mencermati akan perkembangan dari Amerika Serikat yang akan mengenakan tarif lanjutan yang akan diumumkan pada 2 April mendatang,” ujar dia.
Sektor Saham
Di sisi lain peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 22,26 persen menjadi Rp 18,60 triliun dari Rp 15,21 triliun pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa susut 8,6 persen menjadi 18,77 miliar saham dari 20,53 miliar saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terperosok 16,16 persen menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 1,21 juta kali transaksi pada pekan lalu. Investor asing membeli saham Rp 3,25 triliun selama sepekan. Kondisi ini berbeda dari pekan lalu terjadi aksi jual saham Rp 7,13 triliun.
Selama sepekan, seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan mencatat penguatan terbesar dengan naik 6,58 persen. Sektor saham teknologi bertambah 6,55 persen dan sektor saham basic material naik 2,88 persen.
Selain itu, sektor saham energi naik 0,67 persen, sektor saham industri menguat 2,52 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 2,13 persen dan sektor saham consumer siklikal menanjak 0,74 persen. Lalu sektor saham perawatan kesehatan mendaki 0,37 persen, sektor saham properti dan real estate menanjak 2,37 persen, sektor saham infrastruktur menguat 1,7 persen dan sektor saham transportasi dan logistic mendaki 2,46 persen.