IHSG Diprediksi Berpotensi Naik, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 2 Juli 2025

14 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (2/7/2025). IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 6.992-7.050.

IHSG melemah tipis 0,18% ke posisi 6.915 dan disertai dengan munculnya tekanan jual.

“Kami perkirakan, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave (b), sehingga IHSG masih berpeluang menguat setidaknya ke rentang 6.992-7.050,” ujar Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam catatannya.

Ia mengingatkan untuk mencermati ada koreksi dalam jangka pendek ke area 6.848-6.874. Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.824,6.752 dan level resistance 6.994,7.085.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.810-6.960.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness

Saham BBRI terkoreksi 1,07% ke 3.700 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BBRI sedang berada pada bagian dari wave B, sehingga diperkirakan BBRI masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 3.590-3.670

Target Price: 3.920, 4.020

Stoploss: below 3.520

2.PT BUmi Resources Tbk (BUMI) - Spec Buy

Saham BUMI terkoreksi 4,20% ke 114 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. "Selama BUMI masih mampu berada di atas 111 sebagai stoplossnya, maka BUMI diperkirakan masih berada pada bagian dari wave (b) dari wave [ii]," kata Herditya.

Spec Buy: 112-114

Target Price: 125, 130

Stoploss: below 111

3.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) - Spec Buy

Saham PTBA terkoreksi ke 2.460 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi PTBA saat ini sedang berada pada awal dari wave [c] dari wave Y, sehingga PTBA berpeluang berbalik menguat," tutur Herditya.

Spec Buy: 2.400-2.450

Target Price: 2.540, 2.640

Stoploss: below 2.380

4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Buy on Weakness

Saham UNTR menguat 0,12% ke 21.475 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya memperkirakan, posisi UNTR saat ini  berada pada bagian dari wave (y) dari wave [b], sehingga UNTR rawan berbalik arah terlebih dahulu.

Buy on Weakness: 20.525-20.875

Target Price: 22.025, 22.375

Stoploss: below 20.450

Aktivitas Sektor Manufaktur Indonesia

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan aktivitas sektor manufaktur Indonesia terus mengalami tekanan pada Juni 2025. Indeks PMI Manufaktur yang dirilis S&P Global turun dari sebelumnya 47,4 menjadi 46,9 untuk Mei menandakan kontraksi selama tiga bulan berturut-turut dan memburuknya kondisi industri.

Penurunan tajam permintaan domestik menjadi penyebab utama, sementara ekspor tetap stagnan. Perusahaan merespons dengan efisiensi, seperti pemangkasan tenaga kerja dan pembatasan pembelian. Biaya bahan baku meski baik, inflasi input mencapai level terendah sejak Oktober 2020 sehingga harga jual hanya naik terbatas.

Optimisme pelaku industri terhadap prospek 12 bulan ke depan juga melemah dengan tingkat kepercayaan turun ke posisi terendah sejak Oktober 2024 akibat kekhawatiran terhadap ekonomi global.

Beberapa negara lain pun bergerak bervariasi terkait dengan indeks manufaktur tersebut di mana Eropa dan China cenderung mengalami pelemahan sementara Jepang alami kenaikan.

“Kami terus berharap permintaan dalam dan luar negeri mampu mengalami kenaikan agar dapat menopang perekonomian untuk bisa bertahan di tengah tekanan seperti sekarang ini,” demikian seperti dikutip.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |