Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 24 Maret 2025, di Jakarta. dalam RUPST kali ini terdapat pergantian pengurus. Pemegang saham BRI memberhentikan dengan hormat Sunarso sebagai Direktur Utama kemudian mengangkat Hery Gunardi sebagai Direktur Utama.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menjelaskan, pada RUPST BRI 2025 menetapkan perubahan pengurus perseroan, diantaranya memberhentikan dengan hormat 19 nama direksi dan komisaris.
Nama nama tersebut adalah:
- Sunarso sebagai Direktur Utama
- Catur Budi Harto sebagai Wakil Direktur Utama
- Handayani sebagai Direktur Bisnis Konsumer
- Supari sebagai Direktur Bisnis Mikro
- Amam Sukriyanto sebagai Direktur Commercial, Small and Medium Business
- Arga Mahanana Nugraha sebagai Direktur Digital dan Teknologi Informasi
- Agus Winardono sebagai Direktur Human Capital
- Agus Sudiarto sebagai Direktur Manajemen Risiko
- Andrijanto sebagai Direktur Retail Funding and Distribution
- Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari sebagai Direktur Keuangan
- Kartika Wirjoatmodjo sebagai Komisaris Utama
- Rofikoh Rokhim sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen
- Paripurna Poerwoko Sugarda sebagai Komisaris Independen
- Nurmaria Sarosa sebagai Komisaris Independen
- Haryo Baskoro Wicaksono sebagai Komisaris Independen
- Dwi Ria Latifa sebagai Komisaris Independen
- Agus Riswanto sebagai Komisaris
- Rabin Indrajad Hattari sebagai Komisaris
- Heri Sunaryadi sebagai Komisaris Independen
Kemudian, RPUST BRI 2025 mengangkat nama-nama sebagai berikut:
- Hery Gunardi sebagai Direktur Utama
- Hakim Putratama sebagai Direktur Operations
- Riko Tasmaya sebagai Direktur Corporate Banking
- Aquarius Rudianto sebagai Direktur Network dan Retail Funding
- Farida Thamrin sebagai Direktur Treasury dan International Banking
- Akhmad Purwakajaya sebagai Direktur Micro
- Alexander Dippo Paris Y. S. Sebagai Direktur Commercial Banking
- Nancy Adistyasari sebagai Direktur Consumer Banking
- Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari sebagai Direktur Finance & Strategy
- Mucharom sebagai Direktur Manajemen Risiko
- Saladin Dharma Nugraha Effendi sebagai Direktur Information Technology
- Kartika Wirjoatmodjo sebagai Komisaris Utama
- Parman Nataatmadja sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen
- Helvi Yuni Moraza sebagai Komisaris
- Edi Susianto sebagai Komisaris Independen
- Lukmanul Khakim sebagai Komisaris Independen.
BRI Bagikan Dividen Rp 51,73 triliun
Dalam RUPS tersebut pemegang saham BRI juga menyetujui untuk membagikan dividen sebesar besarnya Rp 51,73 triliun, angka tersebut meningkat dibandingkan dengan dividen yang dibayarkan pada tahun 2024 sebesar Rp 48,10 triliun. Di samping itu, BRI juga akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan jumlah sebesar-besarnya Rp 3 triliun.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menjelaskan, RUPS menyetujui penggunaan Laba Bersih Perseroan (Penetapan Dividen Tunai) untuk tahun buku 2024. BRI mencatat laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 60,15 triliun. Dari jumlah tersebut, perseroan menetapkan total dividen tunai yang dibagikan sebesar besarnya mencapai Rp51,73 triliun.
Atas nilai dividen tersebut, sebelumnya pada 15 Januari 2025, BRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp20,33 triliun atau Rp135 per lembar saham. Dengan demikian, sisa dividen yang akan dibayarkan adalah sebesar besarnya Rp31,40 triliun.
Mempertimbangkan Permodalan
Dari total nilai dividen tunai di atas, BRI menyetorkan dividen kepada negara Rp 27,68 triliun (termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada 15 Januari 2025 sebesar Rp 10,88 triliun).
Sedangkan sisanya dibayarkan secara proporsional kepada setiap Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal pencatatan (recording date).
“Perseroan dalam memperhitungkan pembayaran dividen telah mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya adalah struktur modal perseroan yang kuat dan likuiditas yang cukup untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko pengelolaan bank, termasuk CAR Perseroan yang diproyeksikan terjaga di atas 19% dalam jangka panjang," jelas Hendy.