Liputan6.com, Jakarta PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp 1,14 triliun, meningkat sebesar 36.04% year-on-year (YoY).
Peningkatan laba ini didorong oleh pertumbuhan penjualan Perseroan sebesar 6,5% menjadi Rp 10,1 triliun serta efisiensi biaya operasional, terutama dari penurunan harga pupuk di segmen kelapa sawit. Segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi penyumbang utama pendapatan Perseroan dengan kontribusi sebesar 87%.
Kenaikan penjualan Perseroan terutama didorong oleh peningkatan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) Crude Palm Oil (CPO) sepanjang tahun 2024 akibat output produksi yang rendah, meningkatnya permintaan konsumsi dalam negeri termasuk implementasi program biodiesel B-35.
“Tahun 2024 merupakan tahun yang menantang bagi Perseroan. Fenomena El Nino yang terjadi sejak Juni 2023 hingga April 2024 yang lalu mempengaruhi produktivitas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2024, sehingga berdampak pada penurunan produksi CPO. Namun, kondisi ini justru mendorong kenaikan ASP karena pasokan CPO yang berkurang," jelas ujar Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Andrianto Oetomo dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (28/2/2025)
Penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan Perseroan sebesar 7% YoY dari 2,2 juta ton menjadi 2,1 juta ton pada tahun 2024 ditambah dengan berkurangnya TBS yang dibeli dari pihak eksternal sebesar 23% YoY telah menyebabkan jumlah TBS yang diproses berkurang sebesar 12%.
Namun karena tingkat rendemen atau Oil Extraction Rate/OER meningkat 3% menjadi 23,9% maka penurunan produksi CPO menjadi 9% YoY pada level 602 ribu ton, dengan Free Fatty Acid (FFA) yang semakin rendah di 2,86%, menjadikan CPO Perseroan produk yang premium.
Kinerja segmen produk kayu di tahun 2024 masih tertekan sejalan dengan masih lesunya pasar properti global akibat suku bunga yang masih tinggi serta pelemahan ekonomi di negara-negara maju.
Volume Penjualan
Volume penjualan panel meningkat 17% menjadi 116 ribu m3, meskipun harga rata-rata penjualan turun 7% menjadi Rp 5,7 juta per m3. Sementara itu, volume penjualan produk engineered flooring turun 15% menjadi 738 ribu m2, namun harga rata-rata naik 13% menjadi Rp 519 ribu per m2.
"Meskipun mencatatkan peningkatan penjualan 7% YoY menjadi Rp 1,15 triliun, segmen ini terpaksa membukukan kerugian sebesar Rp 16 miliar pada tahun 2024, yang merupakan kerugian pertama selama hampir satu dekade terakhir ini," jelas Andrianto.
Sedangkan bisnis Energi Terbarukan (Renewable Energy/RE), DSNG mencatatkan penjualan sebesar Rp 182,8 miliar dari penjualan cangkang sawit (palm kernel shells/PKS). Volume penjualan dan harga rata-rata penjualan masing-masing meningkat 135% dan 8% secara YoY.
Merujuk laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, perseroan membukukan beban pokok penjualan sebesar Rp 7,12 triliun, naik dari beban pokok penjualan pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 6,97 triliun. Sehingga diperoleh laba bruto Rp 3 triliun pada 2024.
Laba Naik 36.04% pada 2024
Pada tahun buku 2024, perseroan membukukan pendapatan lainnya sebesar Rp 32,4 miliar. Kemudian rugi laba dari penjualan aset tetap senilai Rp 4,43 miliar, beban penjualan Rp 465 miliar, serta beban umum dan administrasi Rp 516,05 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan kerugian pembalikan penurunan nilai atas piutang usaha senilai Rp 1,72 miliar. Laba dari perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp 83,65 miliar dan beban lainnya Rp 9,38 miliar.
Pada periode yang sama, perseroan membukukan pendapatan keuangan sebesar Rp 21,28 miliar, biaya keuangan Rp 550,69 miliar, bagian atas laba entitas asosiasi Rp 94,49 miliar, dan penyesuaian nilai wajar atas investasi pada entitas asosiasi Rp 48,73 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,14 triliun. Laba itu naik 73,51% dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 839,81 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 107,78 per saham dari sebelumnya Rp 79,23 per saham.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan total aset sebesar 7,6% YoY menjadi Rp 17,4 triliun dari Rp 16,2 triliun pada tahun 2023, terutama yang berasal dari tambahan investasi strategis senilai Rp 1,3 Triliun pada entitas asosiasi yaitu REA Kaltim. Di sisi lain, liabilitas meningkat 3,1% YoY menjadi Rp 7,5 triliun, sementara ekuitas naik 11,3% YoY menjadi Rp 9,8 triliun, mencerminkan pertumbuhan aset yang didukung oleh posisi keuangan Perseroan yang sehat.