General Motors Kembangkan Baterai Mobil Listrik Harga Terjangkau, Produksi Dimulai 2027

1 month ago 27

Liputan6.com, Jakarta - General Motors (GM) semakin serius menggarap pasar mobil listrik (EV) murah. Raksasa otomotif asal Amerika Serikat ini mengumumkan rencana produksi baterai lithium iron phosphate (LFP) yang lebih hemat biaya, dan akan mulai diproduksi secara massal pada akhir 2027 di fasilitas Ultium Cells, Spring Hill, Tennessee.

Langkah ini dinilai sebagai kunci untuk menurunkan harga mobil listrik generasi selanjutnya. Teknologi baterai baru ini diklaim mampu memberi penghematan biaya signifikan dibandingkan jenis baterai lain seperti nikel kobalt mangan aluminium (NCMA).

Meskipun belum diungkap model mana saja yang akan memakai baterai LFP ini, GM menegaskan bahwa fokus utamanya adalah untuk kendaraan listrik dengan harga terjangkau, bukan mobil mewah.

Lokasi pabrik baterai yang dekat dengan fasilitas produksi Cadillac Lyriq dan Vistiq pun tak menjadi jaminan baterai ini akan digunakan pada model premium.

“Pembaruan di Spring Hill ini memungkinkan kami meningkatkan skala produksi baterai LFP dengan biaya rendah di AS, sekaligus melengkapi solusi baterai berkadar nikel tinggi serta lithium mangan kaya (LMR) untuk memperluas portofolio EV kami,” ujar VP GM bidang baterai, propulsi, dan keberlanjutan.

Tak Lupakan Inovasi Baterai Lain

Meski tengah gencar mengembangkan baterai LFP, GM juga tetap fokus pada baterai lithium manganese rich (LMR). Pusat pengembangan baterai mereka di Michigan, Ancker-Johnson Battery Cell Development Center, baru saja mencapai tonggak pembangunan besar dengan rampungnya pemasangan struktur utama.

Presiden GM Mark Reuss menyatakan, pusat ini akan menjadi yang pertama mempercepat produksi baterai LMR, sekaligus mempersingkat waktu pengembangan teknologi baterai baru hingga satu tahun.

Langkah GM ini bukan hanya berdampak di pasar AS. Jika produksi baterai murah berhasil menurunkan harga mobil listrik secara signifikan, bukan tak mungkin tren ini juga menjalar ke pasar global termasuk Indonesia, yang kini tengah mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik.

Dengan biaya baterai sebagai komponen termahal dalam EV, terobosannya bisa membuka akses lebih luas bagi masyarakat menengah untuk memiliki mobil listrik.

Infografis Otomotif

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |