Bursa Saham Thailand Hentikan Perdagangan Usai Gempa Myanmar

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Thailand menghentikan semua aktivitas perdagangan atau suspensi pada perdagangan sesi sore, Jumat, (28/3/2025) setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar yang getarannya terasa di Bangkok, Thailand.

“Setelah insiden gempa bumi, Bursa Efek Thailand dengan ini mengumumkan penghentian sementara semua aktivitas perdagangan,” kata operator bursa di situsnya, seperti dikutip dari CNBC.

Penutupan perdagangan di bursa saham Thailand ini mempengaruhi semua pasar termasuk SET, the Market for Alternative Investment (MAI) dan Bursa Berjangka Thailand pada perdagangan sesi sore.

Indeks acuan SET terakhir diperdagangkan turun 1,05 persen pada level terendah dalam satu minggu di 1.175,45 poin. Indeks ini diperdagangkan di sekitar level itu hampir sepanjang sesi karena saham tetap tertekan oleh tarif otomotif baru Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar anjlok pada Jumat karena ancaman tarif dagang Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat investor gelisah.

Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1,8 persen, dan ditutup ke posisi 37.120,33, level terendah dalam dua minggu. Indeks Topix terpangkas 2,07 persen menjadi 2.757,25. Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 1,89 persen ke posisi 2.557,98. Indeks Kosdaq susut 1,94 persen ke posisi 693,76.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,65 persen ke posisi 23.426,6. Indeks CSI 30 melemah 0,44 persen ke posisi 3.915,17. Indeks ASX di Australia naik 0,16 persen dan ditutup ke posisi 7.982, saat Perdana Menteri Anthony Albanse mengumumkan pemilihan umum nasional pada 3 Mei 2025 yang akan memulai kampanye selama lima minggu.

Promosi 1

Pembukaan Bursa Saham Asia Pasifik

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Jumat, (28/3/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi mengikuti wall street yang melemah seiring ancaman tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat investor waspada.

Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia melemah 0,11 persen seiring Perdana Menteri Anthony Albanese mengumumkan pemilihan umum nasional pada 3 Mei 2025 yang mengawali kampanye selama lima pekan.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,41 persen, sedangkan indeks Topix tergelincir 1,55 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 1,54 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 23.775, lebih rendah dari penutupan terakhir di 23.578,8.

Investor akan terus mengamati saham produsen mobil setelah saham-saham tersebut turun pada Kamis menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif 25 persen untuk semua mobil yang tidak dibuat di AS. Namun, komentar Presiden AS pekan ini mengenai tarif 2 April mendatang telah meredakan beberapa kekhawatiran bagi investor.

Baru-baru ini, Donald Trump menyebutkan tarif akan “sangat lunak” dan menyatakan kesediaan untuk menurunkan tarif pada China untuk memfasilitasi kesepakatan dengan TikTok milik ByteDance.

Pada Kamis, ia juga memakai tarif sebagai alat tawar menawar, dengan memperingatkan dapat mengenakan bea yang jauh lebih besar pada Uni Eropa dan Kanada, jika mereka bergabung untuk menentang pungutan itu.

Di AS, indeks acuan di wall street melemah. Indeks Dow Jones merosot 155,09 poin atau 0,37 persen dan ditutup ke posisi 42.299,70. Indeks S&P 500 terpangkas 0,33 persen dan ditutup ke posisi 5.693,31. Indeks Nasdaq susut 0,53 persen dan ditutup ke posisi 17.804,03.

Gempa Magnitudo 7,7 Guncang Myanmar, Getaran Terasa hingga Bangkok Thailand

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar. Bahkan, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) bahwa gempa ini juga dirasakan hingga Bangkok, Thailand, dan menyebabkan ratusan orang berhamburan keluar dari gedung-gedung.

Mengutip Kanal Global Liputan6.com, USGS mengatakan, gempa pada Jumat (28/3/2025) itu dangkal, pada kedalaman hanya 10 km (enam mil) dengan episentrum di dekat pusat kota Mandalay, sekitar 50 km (30 mil) di timur kota Monywa.

Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (28/3) tidak ada laporan langsung mengenai kerusakan akibat gempa bumi di Myanmar, yang berada dalam keadaan kacau setelah kudeta pada tahun 2021.

Penduduk yang juga terkejut dan merasakan getaran di pusat kota Bangkok yang padat penduduk berhamburan keluar dari kondominium dan hotel bertingkat tinggi. Bangkok merupakan kota yang luas dan merupakan rumah bagi lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.

Gempa itu cukup kuat untuk membuat air mengalir keluar dari kolam, beberapa di antaranya berada di gedung-gedung tinggi, saat gempa mengguncang.

"Saya mendengarnya dan saya sedang tidur di dalam rumah. Saya berlari sejauh yang saya bisa dengan mengenakan piyama keluar dari gedung," kata Duangjai, seorang warga kota wisata populer Chiang Mai, Thailand utara, kepada AFP.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |